LSIH ( 5 ) - 19. This is my Feeling 1 💕

4.6K 588 113
                                    


 "Berani ngegombal biasa, berani baperin anak orang biasa, berani caper biasa. Yang luar biasa adalah yang berani bertemu sang wali dan menawarkan komitmen dan tanggungjawab"

💕💕💕

  Dewasa dan matang. Dua kata yang biasa bersanding menyemat pada orang yang dianggap telah menuju usia 30 tahunan. Tak jelas juga sejak kapan kriteria matang dan dewasa di sematkan pada usia tersebut. Bisa jadi karena secara hitungan matematika, di usia tersebut seseorang biasanya telah menyelesaikan pendidikannya, mempunyai karir dan pekerjaan serta bisa menyikapi masalah secara bijak.

    Benarkah? Seperti biasa, berpikir tentang apapun kerangka langit yang menjadi sandarannya. Karena sang Rabb telah menjabarkan secara lengkap kerangka kehidupan manusia mulai dari lahir hingga ke liang lahat.

    Dalam islam istilah dewasa disebut baligh. Kebanyakan orang mengartikan baligh ini secara fisik semata. Yaitu mimpi basah untuk lelaki dan keluar darah haid untuk perempuan. Padahal baligh sendiri terdapat dalam beberapa ayat Quran memiliki makna yang berbeda.

    Di surah An Nur ayat 59 terdapat kata balagha al hulum yang memaknai baligh secara fisik ditandai dengan mimpi basah.

    Di surah An Nisa ayat 7 terdapat kata balagha al nikah yang bermakna sudah cukup umur untuk menikah, yang ditandai dengan al rusyd artinya cakap dan pandai. Maksudnya dewasa atau baligh dalam konteks sudah bisa bertanggungjawab baik secara fisik, mental, pikiran dan psikologis.

    Pada surah Al Ahqaf ayat 15 dan Al Qashash ayat 14 terdapat kata balagha asyuddah yang bermakna telah sempurna kekuatan, akalnya dan pandangannya. Kata baligh disini ibarat buah yang matang sempurna di pohonnya.

    Maka, baligh atau kedewasaan tidak melulu bicara tentang ukuran fisik yang ditandai dengan munculnya aneka hormon. Hingga muncul mimpi basah atau menstruasi. Kemudian disimpulkan seorang anak mulai memiliki syahwat. Karena baligh pun ditandai pula dengan kematangan berpikir, memiliki tanggungjawab dan bisa memikul tanggungjawab itu secara sadar. Tentu saja salah satunya sehat jasmani rohani, bisa mencukupi keluarganya baik lahir dan batin.

    Maka menikah muda, bukanlah solusi terindah yang sering digembor-gemborkan hanya agar anak tak terjerumus zina. Karena dewasa tak bisa diukur sekedar dari fisik dan usia. Tapi butuh kematangan berpikir untuk bisa memikul tanggungjawab. Karenanya dalam agama menahan syahwat atau zina bukan melulu dengan menikah, tetapi dengan berpuasa.

"Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menekan syahwat" ( HR. Bukhari )

     "Ayo, jagoannya eyang mandi yuk udah sore" terdengar suara umi sudah masuk ke ruang keluarga yang didominasi warna coklat tersebut.

     "Fazza ikut mandiin ya mik..."

    "Eh, jangan ah ntar kembar ndak kamu mandiin malah kamu gemesin terus di kamar mandi"  Kanaya sok menolak adik bungsunya itu untuk ikut memandikan putra kembarnya.

    "Hua..mbak Aya awas ya..."

    Tiba-tiba saja semua masuk ke dalam rumah. Kelihatannya di luar memang mulai turun gerimis. Di Solo hampir setiap sore memang selalu turun hujan.

    "Eh Han, ngapain kepala kamu ditutup bantal begitu. Sama nungging-nungging lagi" tegur umi ketika melihat Jihan yang masih menenggelamkan kepalanya dalam bantal. Gawai masih ada di tangannya. Dan muka merahnya masih terlihat karena malu akibat pesan typonya pada Abizar.

Love Story in Hospital 5 (Always Forever in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang