Written by: cartwheel.zwicky
Dirimukah di sana?
Mengapa kau terasa semakin menjauh?
"Pergilah Dev, aku lelah," ucap Mario lantas memijit pelan kepalanya.
"Apakah kau mencintainya?" tanya Devi.
"Ya, kami bahkan sudah punya Shima," jawab Mario telak.
"Hahaha lucu sekali," jawab Devi disertai tawa palsu. "Aku mengenalmu lebih dulu dibandingkan Ann, Mario. Jangan membohongi dirimu sendiri, kau tau persis Ann mencintai cowok brengsek itu!" Devi berkata marah.
"Biarkan aku mengurus rumah tanggaku sendiri, pergilah. Aku lelah. Dan satu hal lagi, jangan paksakan Ann untuk mengingat semuanya. Aku takut itu akan berdampak buruk padanya. Dev, please?" ucap Mario dengan raut lelah.
"Apakah sekarang kau berlagak mempedulikannya Mario? Hahaha, aku bahkan tidak dapat berkata-kata. Apakah kau merasa bersalah? Apakah kau?" tukas Devi sarkas.
"PERGI DARI RUANGANKU SEKARANG!" bentak Mario.
"Mama Hana akan sungguh kecewa padamu Mario," Devi berkata pelan. "Aku pergi, cerailah dengannya Mario, aku di sini,"
***
Pagi ini aku sarapan bersama Mario dan Mama mertuaku. Berlangsung canggung dan suasananya sedikit aneh, kurasa. Ataukah ini hanya perasaanku saja?
"Ma, ayo suapin lagi," Shima merengek meminta disuapkan.
"Ah, maaf sayang. Sini buka mulutnya, aak," jawabku sambil menyuapkan makanan kepada Shima.
"Apakah ada yang kau pikirkan Ann?" tanya Mario, raut wajahnya menunjukkan kecemasan, meski tidak terlalu kentara.
"Uh, tidak ada," ucapku spontan.
Drrt... Drrt... Drrt...
"Baik, saya akan segera kesana sekarang,"ucap Mario mengangkat panggilan teleponnya.
"Ada sesuatu Mario?" tanya Mama mertuaku.
"Ya, ada sesuatu yang penting, aku akan berangkat sekarang," jawab Mario.
"Dah sayang, aku pergi dulu Ann," kata Mario seraya mengecup pipi Shima dengan sayang.
"Hati-hati," ucapku.
"Aku pergi dulu Ma," Mario berjalan sedikit tergesa menuju pintu.
"Dadah papa," ucap Shima begitu menggemaskan. Dengan gemas aku mencubit pipinya.
"Apakah kau belum mengingat sesuatu?" tanya Hana bertepatan dengan tutupan pintu oleh Mario.
"Belum," aku menjawab singkat.
"Aku akan pergi dengan Devi siang ini, jangan keluar," ucap Hana.
"Ada urusan apa Mama keluar bersama Devi?" tanyaku penasaran.
"Bukan urusanmu" Mama mertuaku berkata dingin.
Sepanjang hari itu, harus kulalui hanya bersama Shima.
***
"Bagaimana keadaan Ann?" tanya Bisma
"Cukup baik, kurasa. Ia tidak begitu terkejut saat aku mengatakan bukan aku yang mencintainya, aku telah memberitahunya, sekarang giliranmu," ucap Bram.
"Aku takut Ann akan menolakku," Bisma berkata pelan.
"Kau bercanda, semua orang tau dia mencintaimu, apakah kau ingin mengalah pada predator itu?" Bram berkata ketus.
"Aku kadang merasa dia dekat untuk kugapai, tapi mengapa aku merasa dia terlalu jauh, ah entahlah ini sulit untuk kujelaskan," jawab Bisma.
"Apa yang akan kau rencanakan Bisma?" tanya Bram penasaran.
"Lihat dan tunggu saja," jawab Bisma misterius.
"Aw, that's surprise ya bro, aku tidak sabar menunggu tanggal mainnya," ucap Bram kekanakan.
Senyuman Bisma mengakhiri pembicaraan mereka siang itu.
***
Lalu lalang orang di department store tidak menyurutkan langkah Devi untuk bertemu Hana. Mereka berjanji akan makan bersama, namun mereka berdua tau, ada hal penting lain yang perlu dibicarakan.
"Ternyata Mama belum datang,"ucap Devi sembari melihat sekeliling. Bosan menunggu, Devi memutuskan untuk bermain Handphone.
Sepuluh menit kemudian, Hana datang menghampiri Devi yang telah menunggu kedatangannya.
"Sudah lama menunggu sayang?" ucap Mama Hana sembari meletakkan tas di atas meja.
"Tidak terlalu Ma, Mama ingin memesan apa?" tanya Devi.
"Oseng tahu, udah lama Mama nggak makan itu," jawab Hana.
"Sebentar akan kupesankan," ucap Devi menuju ke arah kasir.
Setelah memesankan makan siang untuk Hana, Devi kembali ke tempat duduknya dan langsung berkata, "Ma, ada yang ingin kukatakan."
"Ada apa sayang?" tanya Hana.
"Sepertinya Mario tidak mencintaiku lagi Ma," ucap Devi terisak.
"Apa yang kau katakan sayang? Tentu saja dia mencintaimu. Mereka akan segera bercerai, kau tenang saja," jawab Hana menenangkan.
"Tidak Ma, aku tahu Mario," Devi kembali terisak.
"Tenanglah Dev, ini kesalahan Mama karena menikahkan Mario dengan Ann. Kau tenang saja, setelah Ann mendapatkan ingatannya, mereka akan segera bercerai," ucap Hana yakin.
"Apa yang Mama rencanakan?" tanya Devi. Jawaban dari pertanyaan Devi, dibisikkan oleh Hana di dekat telinga gadis itu.
"Rencana yang sangat brillian," ucap Devi.
"Tugasmu adalah meyakinkan Mario, Dev. Ann adalah urusanku," Hana berkata serius.
"Siap laksanakan ma." Bertepatan dengan itu, menu pesanan Hana pun tiba.
***
"Sekarang apa?" aku membatin. Lembaran foto berserakan di atas meja menambah kekesalanku.
"Arrghhh" Foto yang berjatuhan menjadi saksi bisu kemarahan Mario.
"Pak, aku telah menemukan pelakunya,"
"Baik, saya akan segera kesana sekarang," ucap Mario
"Ada sesuatu mario?" tanya Mama.
Ya Ma, aku tidak akan membiarkanmu melukai Ann. Akan kulakukan apapun untuk menghentikan itu.
"Ya, ada sesuatu yang penting, aku berangkat sekarang," ucap Mario.
"Dah sayang, aku pergi dulu Ann,"
"Hati-hati," ucap Ann. Tentu Ann, akan kulakukan itu bahkan tanpa kau minta.
"Aku pergi dulu Ma," ucapku sedikit tergesa menuju pintu.
"Dadah papa," suara mungil milik Shima membuatku tersenyum.
"Apakah kau belum mengingat sesuatu?" aku mendengar suara Mama samar.
"Belum," jawab Ann
"Aku akan pergi dengan Devi siang ini, jangan keluar,"
"Sial kau Dev, selama ini kau membohongi kami, tak kubiarkan kau menghancurkan keluargaku. Apa yang kau rencanakan sebenarnya?" Aku meremas selembar foto di tanganku dan membuangnya kasar ke tempat sampah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BK1 - Samar
Romance"Ada apa Ann? Kau mencari Mario? Dia sebentar lagi akan sampai. Si bodoh itu seperti akan gila kalau kau tidak juga bangun." Untuk suatu alasan, kepalaku menolak nama itu. Seolah bukan dia yang aku tunggu. "Siapa kau? Siapa kalian?" Aku tidak tahan...