Separuh Aku

216 25 5
                                    

Hi readers~~~

Selamat membaca yah..



Mina membuang napas berat, entah ini sudah yang keberapa kalinya ia mengulangi hal yang sama. Selalu seperti ini, setiap akan bertemu dengan seorang lelaki yang sudah memilikinya namun belum bisa Mina miliki seutuhnya. Lelaki yang menjadi alasan Mina rela berjalan dalam luka, lelaki yang menjeratnya masuk dalam bahaya namun Mina tetap sudi. Lelaki itu adalah manusia terlemah yang pernah Mina temui, menentukan pilihan dengan tegas saja sangat sulit baginya.

Mina mendorong knop pintu, menampilkan lelaki bodoh yang sangat ia kasihi. Mata lelaki itu terlihat sendu seperti biasa, namun hari ini sedikit lebih sendu. Mina sadar sesuatu yang buruk mungkin terjadi pada kekasihnya dan mungkin sesuatu itu berhubungan dengan hubungan mereka. Bukankah begitu setiap waktu? Hal buruk selalu terjadi diantara mereka berdua. Entah mengapa mereka tetap bertahan hingga lima tahun dengan luka yang semakin melebar setiap harinya.

Lelaki di hadapan Mina perlahan mendekatinya. Bahunya sedikit membungkuk seakan terlalu banyak beban di atas sana. Matanya tidak berani menatap lurus ke arah Mina.

"Chae.." mencoba tetap tenang adalah hal yang Mina lakukan.

Mina meraih tengkuk Chaeyoung dengan lembut. Dahi Chaeyoung jatuh di bahu Mina. Chaeyoung tidak mengeluarkan satu kata pun namun napas beratnya menggerus lembut telinga Mina.

"Aku tidak bisa melakukan ini lagi!" kalimat bergetar dari Chaeyoung membuat Mina melangkah mundur untuk melihat wajah Chaeyoung. Mina tak pernah melihat Chaeyoung yang serapuh ini, ia tak pernah mau melihat ini.

"Bicaralah dengan perlahan!" Chaeyoung mengusap kasar air matanya saat mendengar suara lembut Mina.

"Ada apa? Kekasihmu mengancam dan menyuruhmu meninggalkan simpananmu lagi?"

"Kau bukan simpananku! Kau kekasihku, Mina!!" kalimat Chaeyoung terdengar meyakinkan.

Tangan Mina terangkat menangkup kedua pipi Chaeyoung, mata mereka beradu dalam sebuah keegoisan.

"Kau benar. Aku kekasihmu.." Mina tak bisa menolak kalimat Chaeyoung barusan. Mina suka kalimat itu.

Mata Mina mengikuti gerakan tangannya yang mulai menelusuri tubuh Chaeyoung. Dari pipi Chaeyoung, tangannya turun ke dada lalu merambat ke punggung sang kekasih. Tubuhnya dirapatkan dengan perlahan. Tubuh itu Mina peluk hampir setiap hari namun terasa sangat jauh dari jangkauannya. Mina rindu setengah mati pada Chaeyoung padahal Chaeyoung sedang membalas pelukannya erat saat ini. Tetap saja rindunya tak bisa terlepaskan, tidak ada perasaan lega dalam hatinya. Sesak tetap mendominasi paru-parunya.

Keduanya menutup mata. Mina dan Chaeyoung semakin mempererat pelukan intim mereka. Mereka bahkan bisa saling merasakan degupan jantung masing-masing. Rasanya Mina ingin menenggelamkan tubuhnya ke dalam tubuh Chaeyoung.

"Aku sudah mengingatkanmu sejak awal, kau harusnya memilih diantara aku dan dia. Semakin lama kau menjalani hubunganmu dengannya, kau juga akan semakin terikat dengannya" Mina berbicara dengan perlahan. Air matanya juga pelan-pelan terjatuh mengiringi kata-katanya.

Lagi-lagi kami terluka. Lima tahun mempertahankan hubungan bisa saja seketika menjadi sia-sia, itulah definisi sebenarnya dari hubungan terlarang kami. Tidak ada yang tahu cara untuk mengakhiri ini. Kami hanya bisa menunggu kapan bomnya meledak dan menghancurkan hati kami.

"Aku benar-benar tidak bisa memilih, Mina. Maafkan aku.." Mina melepaskan pelukannya sementara Chaeyoung semakin menarik Mina dekat dengan jantungnya.

"Aku harus bagaimana, Chae? Aku sudah sangat mencintaimu, aku tidak bisa melepaskanmu untuk orang lain..." isakan Mina pecah.

"Lagipula mengapa takdir mempertemukan kalian lebih dulu?" Mina yang awalnya berusaha bersikap tenang sudah tak bisa menyembunyikan perasaannya.

"Dia memintaku untuk menikahinya" gumaman kecil Chaeyoung meruntuhkan pertahanan Mina. Kakinya mulai kehilangan tenaga.

"Lalu? Apa maksudmu mengatakan ini dengan ekspresi rapuhmu itu? Kau memintaku untuk mengakhiri hubungan kita?" Mina meronta-ronta dalam pelukan Chaeyoung. Suaranya dinaikkan, tekanannya diperjelas.

"Mina!! Mina! Dengarkan aku..Hei.." Chaeyoung berusaha menenangkan Mina.

"Aku ingin kita sama-sama mengerti situasi kita. Tolong jangan melewati batas. Aku mohon.." suara Mina semakin parau.

"Aku mengerti Mina. Aku sangat mengerti.. Aku juga merasakan luka yang sama denganmu" Chaeyoung membawa Mina untuk duduk di sofa. Ia duduk di hadapan Mina, menggenggam erat jemari indah itu. Chaeyoung mencoba memberi kekuatan melalui genggaman hangatnya. Matanya mengikat mata Mina dengan cinta, namun cinta itu terus saja menyakiti kedua insan itu.

Chaeyoung bisa merasakan luka yang ditanggung Mina. Semua lara yang menggores seorang Myoui Mina terlihat jelas di mata Chaeyoung. Semua luka yang di miliki Mina telah menjadi milik Chaeyoung. Sebaliknya, perasaan bersalah yang tak henti menumbuk-numbuk kepala Son Chaeyoung juga terasa menjalar di sekujur tubuh Mina. Keduanya sadar, separuh Mina adalah Chaeyoung. Itu adalah ketentuan dunia.

Bagaimana mungkin mereka berpisah? Chaeyoung tak bisa hidup tanpa Mina dan Mina tak bisa bernapas tanpa Chaeyoung.



-END-

Gimana nih menurut kalian kalo situasinya kayak gini? Siapa yang salah? Chaeyoung? Mina? Atau malah pacar Chaeyoung?


Aku gak mau ambyar sendiri

😭


_Author gaje (•ᴗ•◍)

Separuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang