Dhuk dhuk,, Dhuk dhuk,,! Rasanya jantung telah berpindah dari rongga dada kiri masuk kedalam gendang telinga, suara detaknya begitu kencang terasa. Arka menarik nafas dalam-dalam sembari kembali menatap jam ditangan kirinya.
Entah sudah berapa kali Arka menatap jam tangan dari bahan karet tersebut, jam yang telah menunjukan pukul 19:35 lewat lima menit dari waktu pertemuan tapi perempuan yang di ajaknya bertemu tak kunjug datang.
Dalam kecemasannya Arka hanya bisa menunggu pasrah memainkan handphone membuka salah satu aplikasi sosmed (sosial media) untuk melihat atau memastikan lebih tepatnya. Kalo perempuan yang akan di temuinya benar-benar secantik foto yang ada di galery akun perempuan itu. "Semoga bukan zoonk amin!" do'a Arka untuk memohon keselamatan dari perempuan yang suka mengedit foto.
"Udah lewat sepuluh menit kok belum dateng!" gerutu Arka yang tak sabaran ingin cepat-cepat bertemu, baru Arka mengambil handphone dan hendak menghubungi perempuan yang di ajaknya bertemu. Mata Arka terbelalak melihat perempuan yang baru datang berdiri di ambang pintu masuk restoran dengan stelan dress putih diatas lutut dan jaket jins yang ia guanakan sebagai outfite "wow!" satu kata terlontar begitu saja dari mulut Arka saking terpesonanya. Perempuan itu sangat terlihat cantik sempurna dengan kulit putih, wajah tirus, bibir tipis ditambah lagi rambutnya yang tergerai manja, membuat Arka semakin nganga melihat perempuan tersebut.
Perempuan itu kini berjalan masuk kedalam restoran.Memperhatikan sekeliling menengok kekanan dan kiri, seperti sedang mencari keberadaan seseorang, Arka yang berada di ujung lain ruangan restoran melambaikan tangan untuk memberi tau perempuan itu kalo orang yang dia cari ada di sini, "Ren!" teriak Arka cukup keras sampai beberapa orang di restoran ikut menengok.
Iren, perempuan yang Arka tunggu sedari tadi sekarang telah berada dihadapanya. "Mas Arka kan!" sambil mengulurkan tangan untuk memberi salam.
"Iya aku Arka, kamu Iren kan?" Arka balik bertanya.
"Iya mas? Aku Iren!"
"Aduh jangan panggil maslah Ren, kita cuma selisih setahun" tolak Arka dipanggil mas, karena menurut Arka itu terlalu sopan dan Arka merasa risih.
"Terus apa dong?"Iren bingung.
"Arka ajalah lebih simple nggak terkesan ngobrol sama orang tua."
Iren tertawa pendek. "Hahaa bisa aja! Emang kalo mas itu panggilan untuk orang tua! Nggak kan?"
"Ya nggak sih! Cuma nggak nyaman aja di panggil mas? Kesannya kaya mas-mas tukang mie ayam di pinggir jalan gitu!" imbuh Arka.
"Hahaa,,," sekali lagi Iren tertawa mendengar pernyataan konyol dari Arka.
Malam ini adalah malam pertemuan pertama mereka. Malam yang seharusnya kaku dan saling jaim layaknya anak muda yang baru bertemu malah tidak terjadi. Suasana malah terasa begitu cair antara Arka dan juga Iren. wajar sih, karena kedua muda midi ini juga sudah saling mengenal cukup lama melalui media sosial. Sebenarnya mereka berdua adalah temen cheting Iren yang asli Jogja dan Arka yang berkewarganegaraan Surakarta (Solo) mereka bisa berkenalan gara-gara unggahan foto di media sosial Iren.
Waktu itu Arka tak sengaja menemukan foto Iren di pencarian akun sosmednya. Iren yang kala itu di foto menggunakan kebaya kutu baru di sebuah acara pernikahan terlihat sangatlah cantik dimata Arka walaupun tidak bersanggul. Layaknya Putri Keraton yang kekinian. Hingga membuat Arka tak sungkan memberikan love serta langsung memfollow akun pemilik foto tersebut.
Setelah Arka memfollow,ditunggunya sebuah follback balasan yang tak kunjung datang dari Iren. Akhirnya dibutuhkan ketekunan dan dedikasi tinggi dari Arka untuk menyukai semua postingan Iren di setiap Iren memposting foto hingga pada akhirnya Iren luluh dan memfollow balik Arka. Dari situlah berlahan-lahan Iren mulai jatuh dalam perangkap Arka pelan tapi pasti.
Yang awalnya cuma saling menyukai postingan meningkat jadi saling coment, hingga pada akhirnya terlibat percakapan pribadi. Awalnya Arka yang selalu memulai percakapan, tapi lama-lama percakapan mulai di dominasi oleh Iren yang telah masuk dalam perangkap karena telah merasa nyaman dengan Arka.
Arka di jadikan Iren sebagai tong sampah tempat dimana Iren meluapkan semua masalah pribadinya, baik dengan teman kerja yang sering bikin jengkel karena susah di ajak kompromi sampai masalah Iren dengan pacarnya, yang suka slingkung dan sudah beberapa kali Iren pergoki jalan dengan cewek lain.
Iren yang terlanjur putus asa dengan teman kerjanya memutuskan untuk mengundurkan diri dan disinilah Iren sekarang mencari kerja dan menjumpai Arka yang selama ini jadi tempat curhatnya.
"Mau makan apa kamu Ren?" sambil menyerahkan daftar menu makanan italia yang dipegangnya "Pelayan?"panggil Arka kemudian.
"Jadi pasan apa mas?" seorang pelayan pria yang tadi sudah menghampiri Arka saat Iren belum datang.
"spageti sama kola aja mas! Kamu apa Ren?"
"Bananasplite!" jawab Iren singkat.
"Cuma itu? Nggka makan berat?"
"Nggak, masih kenyang tadi sore udah makan aku."
"Okey,," dua alis Arka bertautan. "Udah mas itu aja, makasih!?" ucap Arka kepada pelayan yang masih berdiri disamping meja makan.
"Oh iya,, ngomong-ngomong gimana kamu udah dapat kerja belum?"
"Udah besok aku udah mulai kerja"
"Dimana?"
"Toko pakaian!"
"Baru dua hari di Solo langsung dapet kerja, hebat kamu!"
"Bukan begitu. Yang punya toko masih ada hubungan sodara soalnya!"
"Oalah pantes kalo gitu!"
Setelah ngobrol cukup lama akhirnya menu pesanan mereka sampai juga di meja pembantaian. Arka dan Iren kini konsen melahap apa yang telah mereka pesan Arka dengan spagetinya. Sedangkan Iren asik dengan satu mangkuk penuh Bananasplite bertabur berbagai macam toping makanan manis yang mempercantik tampilan menu icecream tersebut. Di tambah lagi guyuran susu kental manis yang begitu banyak di atasnya membuat semua terlihat begitu manis termasuk perempuan yang sedang melahapnya pikir Arka. Kala melihat Iren dengan penuh keyakinan memasukan satu sendok penuh icecream ke dalam mulutnya.
"Kenapa?" Iren yang bingung sendiri melihat Arka metatapnya penuh senyum.
"Nggak!? lucu aja!"
"Aishh" desis Iren kemudian tertawa.
**ON THE WAY**
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah ku
Teen Fiction"Kadang cara kita mendapatkan pasangan akan menentukan langgeng atau tidaknya hubungan yang kita jalani, sehat atau tidak hubungan percintaan yang kita jalin (be a good person if you wanna get a good person)" "Aku sudah melupakan kejadian kemarin a...