Gue sampai di apartemen milik Juyeon. Gak ada yang berubah, masih sama seperti pertama kali gue kesini. Selalu suka dengan aroma pewangi kamarnya. Ditambah serba lengkap dan nyaman. Tapi tetap saja ini tempat orang lain.
"Anggap aja kamar sendiri, mau tiduran boleh, mau nonton boleh. Terserah, aku mau mandi dulu." ujar Juyeon ke gue
"Ju, ada minuman?" tanya gue
Dia mengangguk dan menunjuk ke arah kulkas disamping pantry-nya.
"Ada makanan juga, tapi cek dulu masih aman gak. Takutnya udah kadaluwarsa, aku jarang buka." jelasnya
"Okay."
Setelah mendapat izin dan Juyeon lagi di kamar mandi, gue jalan mendekat ke kulkas. Berharap menemukan sesuatu yang bisa menyegarkan pikiran.
Belum sampai ke kulkas, sesuatu menarik perhatian dan membuat gue mendekati benda tersebut.
Ternyata gue gak salah lihat, diatas nakas dekat kasur ada dua buah kondom. Gue langsung bergidik geli dan mengambil benda tersebut untuk disembunyikan.
Entah ini kecerobohan Juyeon karena menyimpannya disini, atau dia sengaja? Agar gue bisa melihat benda tersebut?
Setelah itu gue membuka kulkas milik Juyeon dan mengambil minuman serta beberapa makanan ringan. Untung saja dia punya stok makanan yang banyak. Sehingga gue bisa pilih banyak makanan, salah Juyeon bilang untuk menganggap ini kamar gue sendiri.
"Yang lagi galau jadi makan sepuasnya ya?"
Gue yang sedang asyik menonton sekaligus mengunyah makanan langsung terinterupsi suara Juyeon.
"Kenapa gak pake baju sih?!" teriak gue saat menengok kearahnya dan dia belum pakai baju.
Juyeon malah ketawa dan mendekati gue, hanya menggunakan handuknya. Baru aja dibaikin malah ngelunjak memang.
Gue menatap tajam dan mendorong Juyeon agar sedikit menjauh dari gue. Tapi gue gak bisa denial kalau wangi Juyeon semerbak banget. Wangi yang bikin kecanduan dan gak bosan.
"Wangi gak? Nyobain produk sabun baru, katanya wanginya enak." kata Juyeon
"Biasa aja." elak gue
"Kamu gak mau mandi?" tanya Juyeon
Gue langsung menggelengkan kepala, gak ada niatan untuk mandi apalagi malam-malam kayak gini.
"Ya gak apa-apa, kan nanti ujung-ujungnya juga mandi." kata Juyeon sambil ketawa.
"Apa sih, gak bisa berpikir jernih ya Tuhan. Hello dek, jangan samain disini sama tempat kamu kuliah dulu." jelas gue kesal
Juyeon menatap gue, "Kamu tau aku kuliah diluar?"
"Mami Chaelin nyeritain semuanya. Puas?" balas gue
"Ya udah bagus, aku gak perlu capek-capek cerita. Terus special service-nya apa? Keburu ngantuk nanti."
"Mendingan kamu pake baju dulu, biar gak kedinginan Ju." suruh gue, sebenarnya bukan takut dia kedinginan tapi biar gak awkward aja.
Juyeon gak lama langsung bangkit dari duduknya. "Kalau kedinginan ada yang bangun nanti. Ya kan?"
Memang bibir Juyeon minta dicubit. Gak bisa berpikir jernih sedikitpun. Entah sebenarnya dia suka membuat gue kesal dengan tingkahnya.
"Ju sumpah ya, aku balik aja kalau kamu gini terus." ancam gue dan bersiap mengambil tas.
Tiba-tiba Juyeon menghampiri gue dan buru-buru ambil kaos dan celananya.
"Ju, handuknya jemur jangan disimpen diatas kasur." suruh gue
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Track [Jennie X Juyeon]
Fanfiction17+ "Let me know your phone number." "No, you can contact me by Mami Chaelin." "5 millions for your number." Berurusan dengan lelaki ini tak akan jauh dari uang dan nominal. Apa menurutnya semua didunia ini bisa dibeli dengan uang? "Okay." ©2021...