Wanita berusia dua puluh enam tahun itu sedang duduk di sudut kamar tidurnya. Ia memegang beberapa lembar kertas yang telah disimpannya selama tujuh tahun ini.
Lembar pertama, adalah foto pernikahannya. Di foto itu dia duduk di pelaminan bersama seorang lelaki muda yang terlihat tinggi dan tampan.
Lembar kedua adalah sebuah potongan surat kabar. Di dalam lembar surat kabar itu diberitakan seorang laki-laki berusia sembilan belas tahun menjadi calon dokter termuda di kota kelahirannya.
Lembar ketiga adalah potongan majalah, di sana diberitakan tentang laki-laki yang sama, dia diwawancarai mengenai berbagai macam aktifitas kemanusiaan yang telah digelutinya sejak masih di dunia kampus.
Lembar keempat masih potongan majalah, tapi dari penerbit yang berbeda. Beritanya hampir sama dengan lembar ketiga tadi, hanya saja lebih spesifik diceritakan mengenai kegiatan sang laki-laki muda dalam memberdayakan anak-anak yatim serta dhuafa.
Dia mendirikan sebuah yayasan, yang kini telah memiliki beberapa cabang di daerah yang lain.
Keempat lembar kertas tadi dimasukkan kembali ke dalam amplop. Amplop itu akan ia perlihatkan kepada kedua anaknya beberapa hari lagi, tepat saat ulang tahun mereka yang ketujuh.
Terdengar gelak tawa si kembar Dini dan Dewa, dua bayi yang ia lahirkan tujuh tahun lalu itu sedang menonton televisi.
"Ibu pergi memetik teh dulu ya." Sang wanita pamit kepada kedua anaknya.
"Iya, Bu," jawab keduanya.
"Jangan lupa kerjakan PR yang ibu kasih ya." Kedua anaknya sudah bisa membaca, mereka tidak perlu didampingi lagi untuk mengerjakan PR.
Wanita pemetik teh tersebut pergi ke tempat ia biasa mengais rupiah, meninggalkan anak-anak di rumah yang sebelumnya telah dititipkan kepada tetangga sebelah.
"Nanti kita ke tempat pak dokter lagi yuk," kata Dewa kepada adik kembarnya.
"Ayuk, nanti minta pak dokter cerita tentang sahabat Nabi lagi ya." Dini sangat senang dengan rencana yang ia buat bersama saudara kembarnya.
Setelah keduanya menyelesaikan PR yang diberikan sang ibu, Dini dan Dewa bergegas menuju Puskesmas.
Di sana ada seorang laki-laki yang sudah delapan bulan ini menjadi idola mereka. Dia seorang dokter muda yang tampan, ramah dan penyayang terhadap anak-anak.
Setiap pukul tiga sore, saat ia istirahat dari pekerjaannya, dokter muda itu mengumpulkan anak-anak yang tinggal di sekitar Puskesmas tempatnya mengabdi untuk belajar bersamanya.
Banyak hal yang mereka lakukan, menghapal kosa kata bahasa Inggris sederhana, menggambar dan melukis, dan tak lupa mendongeng.
Laki-laki itu sangat pandai mendongeng, dia bisa menirukan suara-suara binatang, dia membuat bunyi-bunyi menarik yang membuat ceritanya menjadi sangat seru.
Dewa sangat menyukai laki-laki itu, dia berharap ayahnya seperti laki-laki itu.
Dini dan Dewa tidak memiliki ayah, saat mereka lahir, hanya ada mereka dan sang ibu. Sejak dua tahun lalu Dewa terus bertanya tentang sosok ayah pada ibunya. Ia ingin seperti teman-temannya yang lain, memiliki ayah yang selalu setia mendampingi dan melindungi.
Dini saudari kembarnya tentu juga ingin tahu tentang sang ayah, tapi ia tak pernah bertanya, ia tahu pertanyaan itu akan membuat ibunya bersedih.
Tapi mereka tidak perlu menunggu lama lagi sekarang, Ibu berjanji akan memberitahu Dewa dan Dini tentang ayah mereka saat ulang tahun ketujuh, dan itu hanya tiga hari lagi.
Kegiatan belajar bersama pak dokter sudah selesai. Anak-anak pamit pulang satu persatu. Seperti biasa, Dini dan Dewa mengambil giliran paling akhir. Ada misi yang harus mereka lakukan.
"Hai Dini dan Dewa, mau langsung pulang atau cerita dulu?" Pak dokter dengan ramah bertanya pada keduanya.
"Cerita dulu dong pak dokter," jawab sepasang anak kembar tersebut.
Mendengar jawaban keduanya dokter bernama Haris Abdalah itu tertawa, ia sudah tahu mereka akan menjawab seperti itu.
Sepasang anak kembar itu, murid-murid favoritnya, mereka sangat senang mendengakan cerita-cerita tentang sahabat Rasulullah.
Dokter Haris tidak menngerti mengapa ia begitu menggemari kedua anak tersebut. Setiap melihat mereka berdua, hatinya hangat dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Dia Ayahku?
General FictionDanila mendapati anak laki-lakinya diliputi amarah saat mengetahui siapa ayah kandungnya. Apa yang membuatnya marah? Siapa ayah kandung dari anak-anaknya sebenarnya?