KALO ADA TYPO/ KESALAHAN LAINNYA, TOLONG BANTU KOMEN, TERIMAKASIH♥
.
.
.3. Kebetulan atau takdir Tuhan
"Kebetulan memang sering kali kita jumpai dalam hidup. Tapi, semesta selalu tahu caranya mempertemukan."
Di sore yang masih terlihat cerah ini, Findy baru saja tiba di sebuah tempat. Ia kini berada di kafe yang letaknya sekitar 10 menit dari Stasiun Bogor. Seperti jadwal yang sudah tertulis di agendanya, hari ini atau tepatnya malam ini, ia akan bertemu beberapa temannya untuk membicarakan soal komunitas yang ia buat.
Karena ini masih menunjukan pukul 16.56, jadi Findy adalah orang pertama yang hadir. Terlalu bersemangat memang. Hal ini ia lakukan sekalian untuk memesan tempat, menghindari kejadian tidak kebagian tempat.
"Jumpa kembali, Findy!"
Suara itu terdengar lagi. Jantung Findy memberi respon dengan detakan yang lebih cepat dari sebelumnya. Perlahan, mata yang awalnya fokus membaca novel, Findy alihkan untuk menatap ke depan—memastikan jika hal ini bukan halusinasi.
"Hanya sebuah kebetulan?" sahut Findy seraya mempersilakan sang empu untuk duduk.
"Kebetulan memang sering kali kita jumpai dalam hidup. Tapi, semesta selalu tahu caranya mempertemukan." Orang itu tersenyum hangat.
Kaos hitam dan celana jeans menjadi pakaian yang dikenakan orang itu. Tak lupa, di pundaknya itu bertengger manis si hoodie navy. Sudah tertebak siapa dia? Ya, dia Barka Abhuali.
"SMA atau SMK?" Pertanyaan Findy agak membuat Abhu kaget. To the point sekali gadis ini.
"MAN," jawab Abhu dengan nada santai. Matanya melirik sebuah novel yang dipegang oleh Findy.
"Suka baca?"
"Sebenernya kurang, lebih suka nonton. Tapi, ya, ada kalanya mau baca."
"Nonton Drakor?"
"Bukan. Aku gak suka Drakor dan belum pernah nonton juga. Lebih ke film Indo aja, sih." Findy meminum es kopi yang sudah ia pesan tadi. Ia tidak menawari Abhu karena lelaki itu juga tadi datang bersama segelas minuman.
"Bener-bener beda dari cewek lain. Ada, ya, cewek gak suka Drakor." Abhu menggelengkan kepalanya.
"Ada, it's me." Findy membuat hutuf V menggunakan tangannya, dan ia letakan di kedua pipinya—berpose seperti Cherrybelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertulis untuk Abahari [Terbit]
Teen FictionJika kisah ini tidak berlanjut lagi, maka izinkan aku mengabadikannya di dalam fiksi. ••• Ini bukan pertama kali aku menyayangi, pertama kali mengagumi, pertama kali jatuh hati. Ini juga bukan pertama kali aku sakit hati, tetapi, dengan kamu, Bahari...