Weekend adalah hal yang paling Haechan tunggu sebab pada hari itu ia bisa berkumpul bersama keluarga kecilnya. Seperti sekarang anak-anak Jung ini sedang berada di perjalanan menuju Jeju-do untuk liburan. Tidak hanya Mark dan Haechan yang pergi melainkan juga ada Jeno dan Jaemin, mereka juga mengajak Lucas dan Renjun untuk liburan bersama.
Haechan melihat kearah sampingnya dimana Mark duduk dengan Hao yang berada dipangkuannya. Sedangkan disampingnya lagi ada Jaemin yang sedang menyusui Aecha. Kalau Renjun, jangan ditanya laki-laki mungil itu sudah tidur dengan nyaman dengan headset yang tertempel dikupingnya. Mereka baru saja Take Off dari bandara Gimpo beberapa menit yang lalu, perjalanan masih memakan waktu kurang lebih 1 jam lagi dan Haechan memutuskan untuk tidur saja.
.
1 jam sudah berlalu dan kini Mereka sudah sampai disebuah villa yang terletak tak jauh dari pantai yang memang mereka sudah pesan. Haechan tersenyum melihat hamparan laut luas dan juga desiran ombak pantai yang ia dapat lihat dari kamarnya. Sudah lama sekali Haechan tidak pernah merasaka suasan seperti ini.
Dulu, waktu kedua orang tuanya masih ada pasti disetiap bulannya akan liburan ke pantai, tidak selalu tentang pantai sih, Haechan masih ingat bagaimana serunya liburan bersama Mama dan Papanya. Tapi, Haechan rasa liburan kali ini tidak kalah menyenangkan daripada dulu. Karena kali ini liburannya akan dihabiskan bersama sang suami juga buah hatinya dan jangan lupakan kedua sahabatnya yang turut serta mengisi weekend minggu ini.
Dan ngomong-ngomong sekarang hari sudah mulai gelap, mereka memutuskan untuk beristirahat saja dan memulai semuanya di esok hari. Haechan tersentak ketika sebuah tangan melingkar dipanggangnya, sedikit menoleh lalu tersenyum. Haechan meletakkan tangannya di atas lengan berurat milik sang suami.
"Kamu senang?"
Haechan mengangguk pelan, "sudah lama tidak merasakan suasana seperti ini"
"Maafkan aku yang terus sibuk bekerja hingga tidak bisa mengajakmu liburan Baby", mengeratkan pelukannya, Mark menyembunyikan wajahnya di ceruk leher milik Haechan yang membuat si empunya bergidik karena hembusan nafas dari Mark menerpa kulit lehernya.
"Tidak apa Hyung, kamu meluangkan waktu untuk Hao saja aku sudah sangat berterimakasih.. membantu mengurusnya padahal Hyung sendiri juga lelah sehabis pulang dari kantor"
Mark menggeleng, menghirup dalam-dalam aroma manis yang berasal dari tubuh istrinya. "Itu juga salah satu kewajiban ku bukan? Mengurus anak tidak seharusnya diberikan sepenuhnya kepada ibu, ayah juga mempunyai peran penting dalam melihat tumbuh kembang anak mereka. Aku harus mengajari Hao apa yang benar dan juga salah karena sebagian besar sifatnya pasti menurun dariku, benar bukan?"
Haechan mengangguk sebagai jawaban dari apa yang Mark tuturkan, sifat, perilaku atau apapun itu pasti menurun dari orang tua. Itulah mengapa Haechan juga Mark berusaha memberikan yang terbaik untuk Hao, mengajarkan anak mereka menjadi pribadi yang baik untuk kedepannya. Karena kalau bukan dari mereka dari siapa Hao mendapatkannya? Tidak ada bukan.
"Aku tidak mau anakku menjadi broken home karena aku gila kerja.. makanya setiap waktuku di rumah pasti ku habiskan untuk kalian", Mark mengecup leher Haechan sekilas yang berhasil membuat tubuh Haechan meremang.
Mencubit pelan lengan Mark yang masih setia dipanggang rampingnya Haechan mencebik, "padahal kalau sudah di kantor kerjaannya pasti mau pulang"
"Tentu saja, aku lebih memilih mengurus Hao seharian daripada berkutat dengan berkas yang membosankan itu", Mark memberutkan bibirnya, seandainya Haechan orang yang tidak tegas mungkin Mark akan leluasa tidak pergi bekerja dan menjaga Hao saja. Tapi yang namanya Haechan, istrinya itu selalu mengutamakan perasaan orang lain alhasil dengan berat hati Mark tidak pernah bolos bekerja lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
FanficMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...