49. Bergulat dengan buku

3.2K 189 18
                                    

@atvadas

-Happy Reading-

Hari sudah pagi. Kini Railin, Mitha, dan Sella masih berada di rumah Mitha. Suasana hati Railin pun sudah tidak lagi seperti hari kemarin, karena Railin sudah mulai terbiasa akan sebuah dilema yang datang menghampirinya.

Sungguh Railin hanya ingin sehari saja hidupnya merasa tenang, tanpa ada yang mengganjal dipikirannya. Railin sudah letih, namun keadaan terus saja memaksa dirinya agar selalu menjadi kuat. Tapi, Railin sudah mendapatkan pelajaran yang berharga di setiap masalah yang ia hadapi. Railin tahu bagaimana rasanya dikecewakan, hingga ia tidak mau mengecewakan. Railin tahu rasanya dibohongi, hingga ia tidak mau membohongi. Dan, Railin tahu bagaimana menghadapi sebuah masalah dengan kesabarannya.

Sabar itu memang melelahkan, tapi juga indah.

"Rai? Woi! Ngelamun mulu dah ni anak!" Lamunan Railin pun buyar, karena Sella melemparkan bantal tepat ke wajahnya. Ia langsung menatap tajam Sella dan Mitha yang tertawa.

Kedua tangan Railin memegang masing-masing satu buah bantal. Dan dengan gerakan tiba-tiba, Railin melemparkan kedua bantal itu ke arah Sella dan Mitha yang membuat mereka berhenti tertawa.

"Rasain! satu sama!" ledek Railin, sambil menjulurkan lidahnya.

Mitha dan Sella saling berpandangan memberi kode masing-masing. Railin yang melihatnya gelagapan sendiri, ia tahu apa yang nanti akan mereka lakukan. Railin segera beranjak mencari tempat perlindungan.

"SERANG!!" teriak Mitha dan Sella, sambil melemparkan bantal-bantal yang ada di dekatnya pada Railin.

Dan tentunya, Railin pun membalas Sella dan Mitha dengan melemparkan bantal lagi pada mereka berdua. "Wah, lo berdua curang! Dua lawan satu!" teriak Railin.

"Bodo amat, wlee!!"

"Maju dong! Cemen banget lo ngumpet!"

Railin mendengus, ia maju ke depan dengan langkah sombongnya. "Okey, gue maju. Liat aja siapa yang cemen!" ujar Railin, dengan tawa yang dibuat-buat.

Gadis itu maju dengan angkuhnya ke hadapan Sella dan Mitha, setelah sampai di hadapan mereka, Railin mengangkat kedua tangannya dan langsung menggelitik Sella juga Mitha. Mereka berdua yang menerima serangan tiba-tiba dari Railin, hanya bisa memohon ampun pada Railin untuk berhenti.

"Aduh Rai, udah woi! Geli hahaha."

"Gue geli Rai, woy!! Hahaha."

"Ampun, Rai. Hahaha," ujar Sella dan Mitha.

Railin menghentikan aksinya itu. "Makannya, jangan nantangin gue!" ujar Railin dengan bangga.

"Gila lo, Rai. Untung gue gak ngompol!" cetus Sella.

"Ho'oh," timpal Mitha dengan napas tersengal-sengal.

"Pake pempers aja, kan gampang."

"Lo aja kali, Rai!" teriak Sella dan Mitha bersamaan.

________________

Dilain tempat, tiga orang pemuda tengah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Yang awalnya mereka tidak pernah kurang, kini merasa sangat sepi dan berbeda. Yang dari dulu mereka selalu bercanda gurau, kini hanya ada kesunyian. Mereka memang sedang berkumpul, tapi sayangnya tidak berarti apa-apa.

Ke-tiga pemuda itu adalah Rey, Joy, dan Ardan. Tidak ada Arsan bersama mereka seperti biasanya. Semenjak Arsan mengundurkan diri, Rey sibuk mengurus Rancher dan tugasnya. Joy dan Ardan ingin persahabatan mereka yang dulu. Bukan saat ini.

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang