"Selama gue berteman sam Tasya, baru kali ini gue denger dia ngomong panjang"
Vania Wulandari Cashel
Sesampainya di Indonesia, Reva dkk langsung pulang ke mansion nya. Sebelum kembali ke mansion nya, Reva sempat ke kantor polisi menyerahkan salah satu anggota Red Monster yang masih hidup tadi.Sesampainya di mansion, Reva dkk langsung masuk. Saat di ruang keluarga, Reva terkejut melihat Zero yang ketiduran di sofa. Reva berfikir Zero menunggu nya dan yang lain pulang. Reva langsung menganggkat tubuh kecil Zero dan melangkahkan kaki nya naik menuju kamar Zero.
Setelah dari kamar Zero, Reva membersihkan diri dan kemudian turun menemui teman teman nya yang duduk di sofa.
"Gue bingung deh," kata Laureen. Yang lain mengerutkan dahi nya bingung.
"Bingung kenapa?," tanya Cilla.
"Iya, coba aja lo bayangin. Gangster terkuat nomor 5 didunia masih gitu kelakuan nya! Ngerendahin perempuan demi uang, kesel gue!," kata Laureen sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
Alice mengengguk, "Iya, mereka juga sering bikin rusuh di beberapa negara. Mana pake nama Bloody Rose lagi buat ngejatuhin kita!," kesal Alice.
"Iya juga, gue masih penasaran sama leader nya. Siapa dan apa motifnya," kata Cilla.
"Ini yang kesekian kali nya," ucap Tasya dingin. Yang lain menatap bingung Tasya.
Vania berdecak, "Kalo ngomong yang jelas napa, gue kagak paham!," ketus Vania. Tasya memutar bola mata nya malas.
"Kejadian ini bukan cuma terjadi di Belanda, tapi di berbagai negara juga. Cuma belum kelacak, karena identitas mereka di rahasiakan dan di jaga ketat oleh leader nya," jelas Tasya.
Vania tiba tiba memeluk Laureen yang ada disampingnya. Laureen yang di oerlakuakn seperti itu pun langsung melotot dan melepaskan pelukan Vania. Segera dia berlari ke arah Reva dan duduk disebelah Reva,
"Jijik anjir! Gue udah bilang kalo gue gak suka di peluk! Paham gak sih?!," ketus Laureen. Vania tidak peduli, dia pun memeluk Cilla.
"Lo kenapa, Van?," tanya Cilla. Vania menggeleng,
"Gue terharu, Selama ini gue berteman sama Tasya, baru kali ini gue denger dia ngomong panjang walau dingin," ucap Vania polos.Cilla hanya terkekeh, Laureen dan Alice mengepalkan tangan nya dan menutup mulut nya rapat rapat supaya teriakan mereka tidak keluar. Reva hanya menggelengkan krpalanya. Sedangkan, Tasya hanya memutar bola matanya malas.
"Iya, mereka belum kelacak. Gue juga bakal bantu nanti," kata Reva sedari tadi diam. Mereka mengangguk.
"Udah sekarang kita tidur," kata Cilla. Mereka pun langsung bangkit dari duduk dan menuju kamar masing masing.
_RLV_
Sinar matahari menembus gorden kamar Reva. Reva mulai terusik kemudian bangun dari tidurnya, segera dia langsung menuju kamar mandi untuk pergi sekolah. Setelah selesai, Reva menuruni anak tangga langsung menuju dapur, dia melihat Cilla yang sedang mempersiapkan makanan.
"Ngapain lo masak?," tanya Reva yang berdiri di belakang Cilla.
Cilla tersentak, dia membalikan badannya dan kemudian mendengus kesal,
"Ngagetin aja lo!," kesal Cilla."Ngapain lo masak?," tanya Reva tanpa mempedulikan ucapan kesal Cilla.
"Udah lama gak masak, sesekali gue juga mau masak, bukan bunuh orang terus," sindir Cilla kepada Reva. Reva tidak peduli kemudian duduk di kursi menunggu makanan sambil bermain ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODY ROSE [ON GOING]
ActionJudul awal : REVANIA Cerita ini bukan berisikan tentang Revania saja, tapi berisikan tentang teman teman nya dan juga masalah. WARNING ❗❗ 16 + Banyak kata-kata kasar !! Adegan-adegan pembunuhan serta penyiksaan !! Semua ditulis berdasarkan imajinas...