Life is sucks

10 0 2
                                    


Masih banyak cerita on-going, tpi udh bikin cerita baru aja~ XD

Mau naik tingkat bikin cerita semi-'slice of life' dlu, smoga ga aneh yaa~ 


------------------------------------------------------------------------------


"Oh my... Ae-ri~"


".....apa yang kau lakukan...?"


"Congrats for your new job~" Dan tiba-tiba saja kertas confetti berjatuhan di atas rambutku—yang berdiri di depan kamar, dengan kondisi baru saja bangun tidur dan masih mengenakan piyama.


"...sepertinya aku sudah memberitahumu kalau sudah seminggu yang lalu aku kerja di sa—"


"Dan kau pasti sadar kalau aku baru saja pulang dari jadwal flight-ku sebulan lalu pagi ini!" Masih mengenakan seragam pramugarinya, Ha-na melemparkan tas ranselnya ke sofa apartemenku, lalu duduk bersandar di sana. Aku masih berdiri diam, melihat sahabatku itu duduk sambil memejamkan mata. Menghela napas kecil, aku beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.


"Wohoooo~ our pretty secretary is ready~" Aku hanya memutar mata malas melihat Ha-na yang kini sudah duduk di kursi meja makan, dengan beraneka macam fast-food tersaji di atas meja. Sebenarnya aku sedang tidak minat untuk makan makanan semacam itu untuk sarapan, tapi karena dia sudah berinisiatif membelikannya untukku.... Lagipula itu semua gratis.


"Lihat dirimu sekarang!" Ha-na menatapku dari atas ke bawah. "Kapan lagi aku bisa melihat seorang Ae-ri memakai blazer dan rok pendek seperti ini, plus... dengan tatanan rambut seperti itu!" Senyumnya merekah sambil menunjuk ke arah rambutku.


"Kau bilang aku cantik dengan dandanan seperti ini.." ucapku sambil menyesap kopi yang sudah dibuat oleh Ha-na.


"Memangnya aku bilang kau jelek? Aku hanya masih pangling~" Ha-na tersenyum. "Siapa yang menyangka mahasiswa jurusan LIteratur Inggris sepertimu pada akhirnya malah bekerja sebagai seorang sekretaris di salah satu perusahaan besar di Seoul!"


"Kau pikir kau saja yang terkejut? Nado~" Aku meraih cermin kecil dari dalam tasku, memeriksa tampilan wajahku di sana. Setelah memastikan semua terlihat 'rapi', aku beranjak dari kursi meja makan dan meraih tasku.


"Oh iya, aku tidur di sini ya. Aku masih terlalu lelah untuk pulang ke apartemenku~" Ha-na ikut beranjak dari kursi meja makan, lalu berbaring di atas sofa. "Ah, karena aku sudah pulang, bagaimana kalau malam ini kita merayakan keberhasilanmu mendapatkan pekerjaan baru? Biar nanti aku telepon Eun-ji supaya dia ke sini.."


"Terserah kau saja, tapi jangan lupa cuci piring setelah kau makan nanti. Aku tidak mau apartemenku berantakan, oke?" Aku mengambil heels hitam miliku di rak sepatu, dan beranjak menuju pintu. Setelah memakai sepatu, aku mendengar suara TV menyala.


"Ha-na?" Aku menoleh ke belakang, dan tidak mendengar suara apapun selain dari TV. Aku menghela napas, menyadari Ha-na pasti sudah tidur dengan nyenyak di atas sofa. Kebiasaan yang tidak pernah berubah darinya—selalu tidur didampingi oleh suara TV yang menyala.

Voyage D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang