79. K&K

265 22 2
                                    

Di bawah umur, skip part ini ya. Jangan baca 😁😁

.
.
.

"Congrats bebs ku, semoga samawa ya ...," ucap Mida memeluk sang sahabat.

"Makasih Mi. Lo kapan nyusul coba?" goda Keira. Mida hanya bisa memanyunkan bibirnya. Gadis itu sedikit berjalan menuju Kenzo yang berdiri di samping Keira.

"Selamat ya Ken. Lo jangan coba-coba buat sahabat gue ini nangis! Awas aja lo!" ancam Mida.

"Tenang aja, Keira itu bakal jadi cinta terakhir gue," jawab Kenzo. Mida tersenyum sambil mengangguk. Tamu yang lainnya pun bergantian memberi ucapan selamat pada Keira dan Kenzo, aras pernikahan mereka.

Flashback on

Ruangan tenang dengan suara air mengalir bagai sungai kecil, menemani sepasang kekasih bersama masing-masing ayah mereka.

"Jadi, Papi sama Om Arga mau aku sama Keira cepat menikah?" tanya Kenzo pada sang ayah juga ayah Keira. Keira yang duduk di samping Kenzo sedikit menunduk. Gadis itu juga memainkan ujung bajunya.

"Iya, Nak. Kamu tahu kan, Mami mu itu ingin kamu dan Keira secepatnya menikah. Lagian kalian juga sudah lama kenal dan pacaran," jelas Herman.

"Bagaimana sama kamu Kei?" tanya sang ayah, Arga.

"Kei mau aja kok, jika itu yang terbaik untuk Kei," jawab Keira yakin dengan senyum terkembang.

"tapi ya ... Itu tergantung pada Ken juga, kalau Kenzo yang nggak mau nikah cepat, Kei bisa apa," lanjut Keira menundukan kepalanya.

"Aku mau kok," sahut Kenzo menggenggam lengan Keira.

"Wah ... Sepertinya Kenzo semangat untuk menikahi anakku," goda Arga.

"Hmm ... Sepertinya kita sudah mendapatkan jawaban," sahut Herman menatap Arga dengan senyuman.

Flashback off

***

"Aduh ... Capek," keluh Keira telentang di atas kasur nya, dengan masih menggunakan gaun pengantin.

"Lihatlah istirku ini, dia tambah cantik meski kelelahan seperti itu," sahut Kenzo yang keluar dari kamar mandi, berpakaian anduk yang menggulung bagian bawah tubuhnya. Pria itu juga menghampiri sang istri.

"Capek banget ya?" tanya Kenzo mengelus pipi Keira. Wanita itu mengangguk sebagai jawaban.

"Mandi gih, aku udah siapin air anget."

"Makasih," seru Keira tersenyum, belum beranjak dari posisinya.

"Kok masih tiduran? Mau aku bantu mandi nya?" tanya Kenzo sedikit menggoda sang istri.

"Enggak!!" jawab Keira langsung berlari ke kamar mandi. Kenzo hanya terkekeh melihat ulah sang istri yang masih canggung dengan statusnya saat ini.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Keira, Kenzo. Makan yuk! Udah disiapin tuh," sahut seseorang yang Kenzo kenali saudara kembar sang istri.

"Iya Iv, nanti gue sama Keira nyusul. Kei masih mandi soalnya, gua juga mau ganti baju dulu," jawab Kenzo.

"Oke, nanti langsung ke dapur ya ... Kita mau makan bareng." setelah itu Keiva pergi.

***

"Kira-kira, kamu kapan mau punya anak, Ken?" tanya Keira, tiduran bersama sang suami dalam satu ranjang untuk pertama kalinya.

"Aku sih tergantung kamu aja sayang," jawab Kenzo.

"Kamu mau punya berapa anak?"

"Kamu mau nya berapa?" tanya Kenzo balik.

"Ih, kamu mah. Aku nanya kok malah balik nanya."

"Aku juga bingung, aku sih ikut kamu aja," jawab Kenzo mencium kening Keira lembut.

"Aku pingin kita cepet punya anak. Aku iri sama Keira yang udah punya anak dua, bahkan otw ke tiga," seru Keira memandang langit-langit kamar.

"Kamu ngode ya?"

"Ngode apa?"

"Buat anak."

"iii ... Apaan sih! Enggak kok" wajah Keira memerah seketika.

"Oh ya? Kalau nggak ngode kenapa mukanya merah gitu?" Kenzo tambah menggoda istrinya itu.

"Enggk kok! Mana ada!" wanita itu menutup kedua pipinya dengan lengan.

"Kenapa sih harus gitu? Tanpa kamu ngode juga aku bakal lakuin sayang. Jadi kamu mau sekarang?" Keira tidak menjawab, ia hanya bisa menundukkan wajahnya yang tambah memerah.

Kenzo mengangkat dagu istrinya itu dengan lembut, perlahan wajah pria itu juga mendekati wajah Keira.

.
.
.
.
.
.
TBC...

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang