Sekolah merupakan tempat peserta didik menimba ilmu dan mengembangkan potensi dirinya. Kemampuan, bakat dan minat mereka pun berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak harus semuanya dianggap sama dan seragam. Di antara mereka ada yang potensinya di pelajaran eksak. Namun ada juga pada pelajaran yang lain seperti seni dan karya.
Sekolah merupakan sebuah tempat berproses bagi anak didiknya. Ada sebuah proses bagi mereka yang bisa bermanfaat bagi pengembangan diri dan melatih ketrampilan dirinya. Salah satu prosesnya adalah mengajarkan karya kepada mereka.
Ajarkan siswa untuk berkarya! Dengan mengajarkan karya, berarti mengajarkan arti penting sebuah proses kepada mereka bukan sekedar hasil. Secara tidak langsung pula kita mengajarkan kepada mereka bahwa proses tidak akan mengingkari hasil. Proses baik maka hasil akan baik, sebaliknya proses kurang baik, hasilnya pun demikian.
Dengan berkarya mereka akan belajar mengeluarkan ide dan gagasan pikiran sendiri. Sebuah ide memang semestinya diasah sejak usia belia dan harus dibiasakan dari hari ke hari. Nah, tempat yang tepat untuk membiasakannya adalah di sekolah.
Ide yang mereka hasilkan pada tahap ini, mungkin sangat sederhana bahkan cenderung mencontoh karya yang sudah ada. Namun lambat laun jika sudah terbiasa, kemampuan berkarya mereka akan terasah dan berkarya dari hasil idenya sendiri.
Dengan berkarya, mereka belajar berani. Berani mencoba mengeluarkan ide kreatifnya kemudian berani mencoba membuatnya. Dalam menumbuhkan keberanian, guru harus menghargai apa pun hasilnya. Apakah bagus atau pun tidak, guru harus selalu menghormati dan menghargainya.
Dengan demikian mereka akan lebih percaya diri lagi dalam menghasilkan karya lainnya. Jadi beri siswa kita ruang dalam berkarya. Sebagai guru yang baik, jangan sampai kita mempersempit ruang belajar mereka dalam berkarya. Baik itu karya seni rupa atau pun yang lainnya.
Setiap mata pelajaran apa pun, guru dapat mengajarkan karya pada siswanya. Kompetensi ketrampilan memberi ruang kepada guru untuk memberikan pembelajaran yang menghasilkan karya.
Suatu hari pada tahun lalu, saya memberi tugas pada kelas IX saat pelajaran prakarya untuk membuat lampu hias. Saya beri waktu satu pekan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Satu pekan berlalu dan saatnya mengumpulkan beberapa siswa menghasilkan karya yang sangat bagus. Beberapa lagi cukup bagus walau ada di antara mereka yang masih memuaskan.
Secara keseluruhan mereka telah menampilkan kreatifitas yang baik. Kelompok yang mampu menghasilkan karya terbaik, saya beri apresiasi nilai yang tinggi dan testimoni penghargaan. Sebaliknya, yang kurang baik tetap diberikan penghargaan dan dukungan positif.
Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah pada jenjang menengah pertama, dan sekolah menengah atas atau menengah kejuruan. Prakarya adalah hasil karya atau pekerjaan tangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prakarya adalah pekerjaan tangan (pelatihan di sekolah). Bila mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), prakarya memiliki arti ilmu terapan yang mengaplikasikan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah praktis secara langsung yang memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Masuknya prakarya dalam mata pelajaran di sekolah bukan tanpa tujuan. Dia memiliki arti penting bagi perkembangan siswa di sekolah. Mata pelajaran prakarya bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan sikap percaya diri pada siswa melalui produk yang dihasilkan sendiri.
Demikianlah peran penting mengajarkan karya pada siswa. Berilah penghargaan apa pun bentuk dan hasilnya. Sekali lagi, mengajarkan karya berarti mengajarkan sebuah proses panjang untuk menghasilkan sesuatu. Hasil yang baik berawal dari proses yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru di Antara Putih Biru
Non-FictionKumpulan tulisan seputar sekolah, guru, dan proses belajar mengajar