Hansel dan Gretel

608 88 13
                                    

Universitas Hanyang, Seoul

Sebuah mobil melaju ugal-ugalan di parkiran kampus, membunyikan klakson seakan menyuruh orang-orang untuk minggir. Mobil itu memarkir sembarangan, seakan kampus itu adalah miliknya. Tunggu kampus ini memang hampir sepenuhnya akan menjadi miliknya.
Yayasan Hanyang sebagai pengelola kampus dipegang dan miliki oleh Keluarga Ko selama puluhan tahun. Keluarga berpengaruh ini berhasil mengembangkan sebuah kampus biasa menjadi sangat terkenal dan berkualitas terbaik.

"Itu.. lihat.. lihat dia datang, dia kembali", bisik-bisik beberapa dosen, membicarakan dia dibelakang, kemudian menyapa dengan hormat.

"Selamat pagi Ko Moon Young", Sapa Sang In dengan senyum, hanya dibalas Moon Young dengan tatapan tajamnya.

"Dimana tempat rapatnya apa aku harus ikut?", cerca Moon Young

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana tempat rapatnya apa aku harus ikut?", cerca Moon Young.

"Sebenarnya kamu hanya perlu menemui ayahmu... hmmm... secara pribadi", Sang In tau ucapannya akan membuat wanita itu meledak.

"Aiissh, apa maunya dia?". Dibanding bertemu ayahnya atau rapat dengan pengurus Yayasan dia akan lebih memilih pilihan kedua.

Bertemu ayahnya yang terjadi bukanlah komunikasi tapi, tapi serangkaian perintah, tuntutan dan kadang makian. Hubungan mereka memang sudah lama renggang, hanya sekedar formalitas sebagai ayah dan anak.

"Dia masih rapat kan, kenapa kau meminta ku datang terburu-buru". Memintanya datang pagi setelah semalaman dari klub membuat moodnya jelek.

.

.

.

.

.

.

.

Ketegangan terlihat jelas di ruangan Ketua Yayasan, disana selain ayahnya juga ada ibunya Park Jaeng Ha. lebih tepatnya ibu tirinya

Seperti langit yang sudah hujan, sekarang berubah menjadi badai. Begitu juga perubahan mood Moon Young sudah buruk menjadi semakin hancur.

"Ommo, ommo,, lama tidak bertemu, kenapa kau belum berkunjung ke rumah?". Dia memang langsung memilih berdiam di apartemen dibandingkan pulang ke rumah itu sama saja dengan penyiksaan.

"Aku hanya ingin sendiri", Jawab Moon Young seadanya.

"Bersikaplah sopan sedikit. Ibumu merindukanmu tapi kenapa tidak menelpon. langsung saja karena kami ada pekerjaan, aku ingin kamu menyelesaikan masa studimu dan memimpin kampus ini", Ayahnya menanggapi, tepat seperti dugaannya ayahnya akan menuntut, memerintah, dan wanita itu bukan ibuku. Batinnya dalam hati.

"Jangan memaksa begitu, memang dia sudah dewasa tapi jika dia tidak mau, lebih baik dialihkan pengelolaannya pada orang lain", Jaeng Ha mengatakan sambil prihatin dan tersenyum, tapi terdengar dibuat-buat, sama seperti senyumnya.

Another WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang