15. Pura-Pura

6.1K 505 22
                                    

JANGAN LUPA SEBELUM BACA VOTE DAN KOMENNYA YA TERIMAKASIH.

"Orang datang dan pergi,
jangan sesali mereka yang memilih pergi. Tuhan akan memberi kita orang yang lebih baik sebagai
gantinya." ~Aira Arketa.

Setelah pengakuan berbohongnya kemarin dengan Agas, Aira jadi bingung sendiri. Dirinya baru saja mengenal Bara, tapi ia sudah membuat pengakuan bohong jika dirinya adalah pacar Bara.

"Pusing sendirikan Ra?" Tanya Aira pada dirinya sendiri.

Aira harus berbicara dengan Bara jika ia harus juga berbohong pada Agas kalau Aira adalah pacar pura pura Bara. Apa Bara mau?

Pertanyaan itu seketika muncul, jika Bara tidak mau matilah dirinya. Agas pasti akan marah besar padanya karena Aira membohonginya.

Namun bangkai yang di sembunyikan rapat rapat pasti akan tercium juga bukan?

Berani berbohong, Aira harus juga berani menerima konsekuensi atas perbuatannya.

Lantas Aira buru buru menelfon Bara dan mengajaknya untuk bertemu, untuk membicarakan hal konyol yang Aira telah perbuat.

Tidak konyol sebenarnya, ia lakukan ini juga karena janjinya untuk membantu Nadin agar bisa pacaran dengan sahabatnya. Dengan begitu Aira tak perlu khawatir karena Aira tau Nadin perempuan seperti apa. Mungkin hatinya harus kuat melihat orang yang di sukai bersama orang lain. Sahabatnya sendiri pula.

♡♡♡

Dering sambung di telfonnya Aira berbunyi, memperlihatkan foto Bara di layar handponenya.

"Halo Bar."

"Halo.":

"Bisa ketemu?"

"Tumben. Bisa kok bisa, di mana?"

"Di caffe dekat sekolah ya."

"Ok, otw."

"Oke, gue tunggu ya sekarang."

Sambungan telfon terputus. Dengan sabar Aira menunggu Bara di depan caffe yang ia beritahukan pada Bara tadi di telfon.

"Kenapa ga masuk?" Tanya Bara setelah memarkirkan motor miliknya.

"Nunggu lo."

Bara terkekeh. "Udah kangen banget ya sama gue, sampe ga sabar kaya gini buat ketemu gue."

Aira menatap Bara datar tanpa ekspresi. "Ayo." Ajak Aira menarik tangan Bara masuk ke dalam caffe.

"Ngebet banget ya bund."

Mereka berdua memilih tempat duduk di pojok dekat jendela caffe. "Di pojok nih?" Tanya Bara namun, tidak di jawab oleh Aira.

Aira duduk behadapan bersama Bara. Dengan di temani secangkir coffie.

"Ada yang mau gue omongin sama lo, sekalian minta tolong juga," ucap Aira to the point.

Bara menautkan alis sambil meneguk secangkir coffie miliknya. "Apa?"

"Emm, gue mau minta tolong..." ucap Aira menggantungkan ucapannya.

Bara dengan serius mendengarkan ucapan Aira. "Apa? Selagi gue bisa bantu kenapa engga?

"Lo mau ga jadi pacar pura pura gue di depan Agas dan Nadin doang?" Tanya Aira, menunggu jawaban Bara.

"Doang?" Tanya Bara kaget, dan dianggukin sebagai jawaban iya dari Aira.

Sembunyi Dalam Senyum [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang