Pagi yang cerah di korea itu hal yang ditunggu seseorang Lee Su-ho panggilannya, jangan tanya kenapa dia menunggu pagi, karena jawabannya sudah pasti untuk menimba ilmu.Tidak ada hal khusus untuk ritual pagi nya seperti pada umumnya orang mempersiapkan diri untuk pergi berangkat mencari ilmu, mandi, makan dan memakai seragam, dan lagi-lagi ia menghapus sesi sarapan di pagi hari.
Sunyi, di perjalanan hanya terisi oleh kicauan burung dan daun-daun musim gugur yang jatuh dari pohonnya, menyisahkan jalanan yang tampak ramai oleh dedaunan bewarna coklat. Jujur ini pemandangan yang ia suka.
Tidak ada setengah jam makhluk dingin ini sudah sampai di sekolah, jangan lupa para kalangan siswa yang menatapnya intens seperti malaikat datang dari langit, tak masalah itu sudah menjadi makanan sehari-hari nya di sekolah.
brumm brumm
tin!tin!!
Suara yang ia hafal, menyebalkan namun juga rindu di dengar olehnya. Suara yang mengisahkan banyak kenangan, suara yang selalu ia tunggu-tunggu setiap hari. Suara itu kembali lagi.
Sang pemilik turun dari motornya, melepas helm lalu menatap sekeliling, mungkin dirinya bisa bernafas lega karena bisa kembali menatap sekolahannya yang selalu cerah. Dan pemandangan itu tidak luput dari para siswa dan siswi menatapnya dengan puja.
Hingga iris mata mereka bertemu, ada rasa rindu didalam tatapan itu, menjadikan keduanya terdiam sejenak. Seolah menanya kabar, seolah ada kata yang ingin terucap namun hilang ditelan ego.
"Dia kembali," bisik seorang siswa.
"Seperti nya mereka akan saling perang lagi."
"Aku akan menonton nya jika itu benar-benar terjadi."
Bisikan-bisikan itu mulai terdengar ke telinga hingga kepala, namun tak ia hiraukan, ia memilih untuk diam dan mengagumi wajah bak tak nyata itu.
"Hah menyebalkan," gumam pemilik motor, menatap Su-ho dengan sinis dan rahang yang mengeras, lalu memilih untuk berbalik arah tanpa menghiraukan juga Su-ho menatap punggungnya yang kini menjauh.
Su-ho diam, tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir tipisnya, ia kembali berjalan seperti siswa lainnya, halaman sekolah ini memang luas tak sedikitpun siswa yang mengobrol untuk tidak membuat kebosanan selama berjalan.
kringg!!!
Bel tanda masuk telah berbunyi siswa yang sibuk berceloteh kini sudah duduk manis ditempat nya masing masing, walaupun akan mulai lagi nantinya lebih baik diam sekarang bukan? Siapa tahu wali kelas mereka akan mengumumkan jam waktu pelajaran ditunda, oh sangat tidak mungkin!
"Selamat pagi" sambut Pak Han selaku wali kelas mereka, dan para siswa kembali menyambut Pak Han dengan berbagai nada sambutan.
Pak Han langsung berdiri di depan meja tinggi itu lalu disusul seorang anak laki laki, tampan, tinggi disampingnya.
"Seo-jun akhirnya kembali. Senang melihat nya bukan?"
"Iya!" jawab siswa serentak.
"Berilah sambutan kecil untuk Seo-jun."
Semua siswa bertepuk tangan untuk menyambut pulangnya Seo-jun ke kelas ini, semua terkecuali Su-ho hanya menatap intens lelaki bernama Seo-jun ini.
"Seo-jun kau bisa duduk disebelah Su-ho."
"Apa?" tanya Seo-jun memastikan.
Pak Han hanya diam sedangkan siswa melirik ke penjuru kelas, memang kursi kosong hanya ada di samping milik kursi Su-ho, namun Seo-jun malah berjalan kearah bangku tengah milik nya dulu, "Hei, menyingkirlah," sarkas Seo-jun.
"Aku?" tanya siswa berwajah cantik itu.
"Ya, bangku ini milikku."
Namun perempuan itu tak kunjung bangun ia melirik bingung kearah Pak Han meminta bantuan untuk menjelaskan pada si pria gengsi tinggi itu.
"Er... Juk-yung disitu karna mempunyai penglihatan buruk, mungkin Tae Hoon yang tampan ingin menyerahkan bangku mu untuk teman tercinta mu ini?" ucap Pak Han berusaha menenangkan.
Sebelum Tae Hoon mejawab Seo-jun sudah menyela, "Tidak perlu, aku akan duduk disini." Lalu ia berjalan ke bangku tepat samping Su-ho, satu kelas beramai ramai berbisik satu sama lain, menatap Seo-jun tak percaya.
"Baiklah bisa kita mulai?" alih Pak Han.
"Ya"
Seo-jun duduk, meletakkan tasnya di belakang kursi setelahnya dia tidur dengan posisi tangan yang tertumpuk menjadi seperti satu kotak, tak heran memang kebiasaan nya. Wajahnya menghadap kearah kiri, bangku Su-ho tepatnya.
Tidak banyak Pak han menerangkan beberapa materi setelah itu bel istirahat berbunyi nyaring di telinga, semua siswa berhamburan keluar untuk mendapatkan makanan yang pastinya sudah siap.
Su-ho melirik kearah meja sampingnya, Seo-jun. Mereka dulu teman akrab namun sekarang tidak ada kata teman diantara keduanya, hanya ada tatapan musuh jika bertemu.
"Tatapanmu itu, seperti ingin memakan Seo-jun!" Soojin, teman kecil Su-ho juga wanita yang selalu bersaing dengan nya karna masalah nilai.
"Aku hanya melirik sekilas." Elak Su-ho, lalu ia melewati Soojin yang tersenyum kecil melihat kepergian nya.
24/01/21
foto hanya pemanis
KAMU SEDANG MEMBACA
enemy love
FanfictionSedikit ubahan kata kata hanya sama dalam tempat dan topik (18+/BL) Karya tulis ini dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada maksud lebih untuk menjatuhkan atau merugikan pihak manapun. Dan segala masalah yang terpaut pada cerita ini tidak ada hubu...