-prolog-

1.6K 153 1
                                    

seoul, south korea, 2021.

disana terdapat sebuah kantor polisi dengan suasana yang ramai, karena banyak kejahatan yang kerap kali terjadi namun pihak tersangka sama sekali belum tertangkap.

padahal hari ini adalah hari minggu.

sungguh, hal ini membuat beberapa polisi dan detektif kewalahan dalam bertugas. terutama beberapa wanita yang ikut bekerja sebagai seorang detektif untuk membantu disana.

namun untungnya, semua selesai tepat pada jam 2 malam. memang terlalu malam, tapi lumayan pagi bagi para pekerja di kantor polisi yang sudah terbiasa dengan jam itu.

tim lalu mengadakan makan-makan pada jam tersebut, dan menyeduh kopi, kopi yang menggantikan alkohol karena besok masih harus bertugas. tapi tentunya keakraban dan suasana tim investigasi 4 selalu berjalan dengan lancar seperti keluarga.

hwang hyunjin, kim junkyu, eric son, dan yang terakhir adalah kim minjeong, satu-satunya wanita yang tergabung dalam tim investigasi 4.

dia juga yang paling kecil dari semua rekan kerjanya.


saat semua merasa hening, junkyu berusaha untuk mencairkan suasana.

"hei hei." pria itu menepuk pelan meja bundar yang dilingkari oleh mereka.


"..sepi amat, besok harus seger nih. jangan pada ngantuk"


"gue barusan laper tapi langsung capek banget. kenapa sih nyari pembunuh aja susah. nyari saksi juga gak ada yang bener semua, gila." kesal eric.

"apanya coba? barusan lo nanya ke beberapa saksi aja agak ngegas, ya iya mereka jawabannya juga gak tau yang mana yang bener yang mana yang enggak." balas hyunjin membuat lelaki itu kesal.

"eh, apaan!?"

"makanya kerja yang bener ah"

"udah-udah. jangan pada berisik lah, malu sama ruangan sebelah kalau kita berisik" potong junkyu menengahi. kemudian ia melirik minjeong yang tampaknya agak tidak peduli dengan para rekannya itu karena masih menyantap daging sapi dengan lahap.

"wow, enak banget ya kayaknya dagingnya" gurau eric.


"biarin lah, dia belum makan dari pagi."

"nih, tambah lagi satu." junkyu menambahi daging lainnya dengan kimchi.

"hahaha, makasih."

ketiga pria itu menggelengkan kepala mereka, melihat minjeong yang kelaparan. sungguh, gadis ini.

"kita main aja yuk?"

"main gimana?"

"main gini deh, siapa yang kena arah tutup botol, dia harus menjawab pertanyaan." jelas junkyu.

kemudian disetujui hyunjin, dan juga eric. tinggal minjeong yang masih makan.

"minjeong? ikut kan?" tanya hyunjin.

"hm, gue sambil makan."

"oke lah, langsung mulai aja" junkyu kemudian memutar botol sampai berhenti.

yang pertama adalah hyunjin, hyunjin harus menjawab pertanyaan dari mereka.

"gue nih?"

"iya, gue tanya ya. hal tersulit selama menjadi tim investigasi polisi apa?" tanya junkyu.


"ya kayak gini sih, sekarang. apalagi kalau ketua nya nyuruh-nyuruh terus, nyalahin terus. untung temen SD" sindirnya yang jelas saja untuk junkyu.

"wah, maju lo sini, gue turunin jabatannya"

"hahahaha, astaga. udah-udah" kali ini malah eric yang menengahi. "..kalian ngakak banget."

"yaudah lanjut aja deh, minjeong ya sekarang?"

minjeong mengagguki perkataan hyunjin, namun masih sembari terus menyantap daging sapi yang paling ia suka.

"kenapa lo mau jadi polisi?"



minjeong menelan makanannya terlebih dahulu kemudian tersenyum tipis, sembari ia menatap ke arah bawah sebelum menjawab.

"kenapa?" tanya junkyu sekali lagi.

"ada orang yang masih gue cari. dan menjadi polisi lebih memudahkan gue buat mencari orang itu."

"orang itu siapa? kenapa mau lo cari? terus kalau udah dicari gimana?" tanya eric yang ikut penasaran.

"katanya dia membunuh.." jawab minjeong santai sembari ia mengambil makanan lainnya lagi.

"........terus?"



"dan gue mau cari dia sampai ketemu."

"ooh, lo kayak yang di film-film itu jadinya ikut kepolisian atas dasar balas dendam?"

"bukan, karena gue mau melindungi lebih banyak orang.. sekalian mau mencari orang itu juga."

"kenapa? lo punya dendam?"


"enggak.."



"...bukan dendam."



dengan sangat penasaran, eric bertanya sekali lagi. "ooh, ya terus kalau udah ketemu dia, lo mau ngapain?"





"lari.."




"..lari ke arah dia dan.."



"..peluk dia seerat-eratnya, supaya enggak pergi lagi."





"..apapun keadaannya."




"..hidup ataupun mati."





"..normal ataupun psikopat.."





"..dan membunuh ataupun tidak.."



























after yesterday.





after yesterday | sungchan winter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang