Part 29

445 77 2
                                    

Abigeal membuang wajahnya malas dari wajah Brandon dan menatap ke arah Adrian. "Menurut lo apaan, Rian?" tanya Abigeal beralih ke Adrian.

"Kagak tau juga, Bos!" jawabnya lalu cengengesan tidak jelas.

"Ranggel?" Abigeal bertanya kepada Ranggel kali ini.

"Mmm ... menurut gue nasi ... Padang," jawab Ranggel tanpa rasa bersalah.

Adrian dan Brandon tampak tertawa mendengar penuturan Ranggel. Sedangkan Abigeal tampak kesal dan sepertinya Abigeal akan memakan kepala Ranggel saat itu juga. Namun, urung karena dia bukan dari golongan kanibal. Abigeal hanya memukul kepala Ranggel dengan buku catatannya sedikit keras.

"Ngasal aja lo." teriak Abigeal geram dengan jawaban teman satunya itu, "Yang gue tanya nasihat apa nasehat, bukan nasi Padang, Bego," omel Abigeal dan kembali memukul Ranggel dengan bukunya.

"Ampun, Bos," Ranggel mengangkat kedua tangannya agar tidak lagi dipukul Abigeal.

"Makanya serius," ucap Abigeal dan menghentikan aksinya memukul Ranggel.

"Iya, Bos," jawab Ranggel sambil mengelus kepalanya yang habis dipukul Abigeal, "kalau nasi uduk boleh enggak, Bos?" ujarnya yang membuat Abigeal kembali memukulnya lebih keras lagi.

Ranggel tampak meringis kesakitan, Adrian dan Brandon hanya tertawa melihat Abigeal yang memukul Ranggel terus-menerus. Sedangkan Dion hanya diam tidak bersuara sedikit pun dari tadi. Bahkan, untuk membuka lembaran bukunya saja tidak bersuara sama sekali. Terlihat sekali dari raut wajahnya dia tidak suka dengan kedatangan Brandon.

"Haha, kalian asyik juga ya, tapi kayaknya ada yang enggak senang deh, sama kedatangan gue di sini," ujar Brandon membuat seluruh pasang mata menatap kearahnya, termasuk Dion.

"Siapa?" tanya Adrian.

"Hng ... kayaknya perasaan gue aja deh, luapain!" elak Brandon dan menagakkan kembali tubuhnya yang tersandar didinding.

"Maksud lo apaan?" tanya Abigeal sambil mengangkat alisnya sebelah.

"Bukan apa-apa," jawab Brandon santai, "oh ya, nama lo Dion 'kan? Itu bukunya jangan diremas gitu, 'ntar sobek loh," ujar Brandon kali ini beralih kepada Dion yang sudah meremas bukunya dengan keras.

Abigeal menoleh ke arah Dion yang masih meremas bukunya. Wajah Dion juga mengeras menahan sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Adrian dan Ranggel tampak mulai mengerti atas apa yang di maksud oleh Brandon. Karena sebelumnya mereka sempat hampir berkelahi karena masalah Abigeal.

"Maksud lo Dion?" tanya Abigeal heran.

"Mmm ... eh, ujian bakalan dimulai bentar lagi! Gue balik ke kelas dulu, ya," tutur Brandon tanpa menjawab pertanyaan Abigeal.

Mereka berempat hanya diam menatap Brandon yang sudah melangkah menuju kelasnya. Abigeal merasa semakin heran dengan itu, dia sama sekali tidak mengerti atas apa yang terjadi antara Brandon dan Dion saat ini.

"Mereka kenapa, sih?" tanya Abigeal kepada Adrian dan Ranggel.

"Kagak tau, Bos," jawab Adrian langsung pura-pura tidak tahu.

"Dion, lo sama Brandon berantem?" Abigeal tampak menyelidiki Dion.

"Mmm ... benar kata dia. Sebentar lagi ujian bakalan di mulai, aku mau siapin peralatan ujian dulu." jawab Dion lalu pergi begitu saja dari hadapan Abigeal.

Abigeal semakin heran dengan tanggapan Dion. Padahal masih banyak waktu untuk menghapal dan juga tidak biasanya Dion mengalihkan pembicaraan seperti tadi. Sedangkan Adrian dan Ranggel hanya mematung di tempat tidak mau mengatakan apa yang terjadi antara Brandon dan Dion saat ini. Mereka memilih untuk diam dan tidak ikut campur masalah itu.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang