Bel istirahat berbunyi. Membuat guru yang ada di dalam kelas menghentikan aktivitas mengajar nya.
"Oke. Sepertinya cukup sampai disini dulu materi nya. Ada yang ingin di tanyakan?"
"Sepertinya tidak ada, Miss."
"Baiklah, saya permisi kalau seperti itu."
Guru yang mengajar di dalam kelas sudah keluar. Jeongin yang duduk di belakang dan pojok kelas sekilas melirik ke arah Hyunjin yang duduk tepat di samping nya.
Semenjak ke jadian tadi pagi, Hyunjin terlihat aneh. Dia terlihat lebih diam dan dia tidak menggoda Jeongin. Sungguh! Kalau seperti ini, Jeongin jadi merasa tidak enak sama Hyunjin. Apakah dia harus meminta maaf?
Hyunjin berdiri dari duduk nya. Pergi keluar kelas yang entah kemana. Dengan cepat, Jeongin bangkit dari duduk nya dan mengikuti kemana Hyunjin pergi dengan jalan yang mengendap endap di belakang nya.
Ternyata Hyunjin pergi menuju rooftop sekolah.
"Ngapain ikutin gua? Bukan nya lu benci sama gua?"
Hyunjin membalikkan badan nya. Membuat Jeongin kaget dan sedikit kelabakan menjawab pertanyaan Hyunjin.
"E-eh?!... H-hum... "
Jeongin memilih untuk berjalan lebih dekat ke arah Hyunjin. Tinggi mereka yang tak beda jauh membuat Jeongin sedikit lebih mudah untuk menatap kakak kelas nya itu.
"Perihal tadi pagi. Gua mau minta maaf, Kak. Lu juga gak perlu pindah kamar kok. Maaf kalau gua udah keterlaluan tadi pagi. Dan buat yang kemarin kemarin, gua juga minta maaf."
Tidak ada balasan dari Hyunjin. Kini angin berhembus dengan lembut. Membelai wajah kedua anak adam yang ada di atas rooftop itu.
Hyunjin memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana nya. Melihat Jeongin dari atas sampai bawah. Lalu menghela nafas nya.
"Hah... Iya gua maafin. Sejujurnya gua cuma kaget aja sama ucapan lu tadi. Oh ya, nih. Sekalian kasih juga ke ketiga teman lu itu."
Hyunjin mengeluarkan empat buah pin dengan logo G dari kantong celana nya ke Jeongin.
"Tadi pagi sebenernya gua ke ruang kepala sekolah. Buat ngambil itu buat kalian, karna gua yakin si tua itu pasti lupa memberikan pin itu kepada kalian. Dah, jangan nangis."
Tangan kanan Hyunjin bergerak untuk mengusap dengan lembut kepala Jeongin. Kali ini Jeongin tidak memberontak seperti sebelum nya. Entah kenapa kini diri nya malah merasa nyaman berada di sisi Hyunjin.
Entah lah. Menurut nya, Hyunjin memiliki aura yang baik. Siapa saja yang berdekatan dengan pria ini pasti akan merasa nyaman. Walaupun dia sedikit menyebalkan.
"Iya kak. Makasih ya."
Jeongin tersenyum. Masih senyum kaku, mengingat diri nya dan Hyunjin dari pertemuan pertama selalu tidak mengenakkan.
"Mau ke kantin gak?"
"Hum... Iya kak."
"Ayo gua traktir!"
Hyunjin menarik tangan Jeongin. Pergi ke kantin dan memakan makanan yang ada di kantin. Jeongin akui, makanan di kantin sekolah nya ini sangat enak!
•••
Jeongin dan Hyunjin sudah terlihat baik baik saja mulai sekarang.
Jadi, mari kita berpindah ke teman sebangku nya. Seungmin.
"Min, mau ke kantin gak?"
"Nggak ah. Masih kenyang sama sarapan tadi pagi hehehe."
"Oh, kalo gitu aku sama Felix ke kantin dulu ya!"
Jisung dan Felix pergi meninggalkan Seungmin yang masih terpaku dengan buku tebal nya di atas meja. Mata nya yang memakai kacamata bulat itu tak lepas dari buku yang di pegang nya. Membaca kalimat demi kalimat yang mungkin bagi sebagian orang membosankan.
"Hai, boleh duduk disini?"
Seungmin mendongakkan kepalanya saat mendengar suara bariton milik seseorang yang memanggil nama nya. Kedua mata nya mengerjap lucu saat melihat seorang laki laki tinggi di hadapan nya.
"E-eh?! B-boleh kok hehehe."
Si laki laki itu mulai duduk di samping Seungmin. Lebih tepat nya di bangku milik Jeongin. Mata nya yang sedikit sipit melirik ke arah buku yang sedang Seungmin baca.
"Suka sama sejarah ya?"
Seungmin melirik sekilas dan menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Iyaaa! Kakak mau baca?" Seungmin menyodorkan buku yang tadi dia baca ke hadapan wajah si laki laki itu.
"A-ah... Gua gak terlalu suka sejarah hehehe. Eh, btw kita belum kenalan loh. Kenalin gua Chan, anak kelas dua."
Buku yang tadi Seungmin sodorkan kini dia tarik kembali. Tangan nya bergerak untuk menerima jabatan tangan dari si kakak kelas nya yang duduk di samping nya ini.
"Aku Seungmin! Baru masuk kemarin hehehe."
"Ouh, kelas satu ya. Lucu."
Chan mengecilkan suaranya saat mengucapkan kata 'lucu'. Seungmin sih sebenernya kepo, tapi pasti diri nya gak bakal di kasih tau sama kakak kelas nya itu apa yang barusan dia ucapkan.
"Eh, Min. Kamu suka anjing ya?"
"Suka! Kok kakak tau sih kalo aku suka anjing?" mata yang mengerjap lucu membuat Chan rasanya ingin tenggelam saja di lautan.
'Tahan Chan... Tahan...'
"Muka kamu soalnya kayak puppy. Lucu."
Tanpa sadar Chan mencubit pipi kanan Seungmin. Dan tanpa sadar juga, Chan mencubit nya dengan keras. Membuat Seungmin meringis ke sakitan.
"Huaaaa! Kak! Sakit tau ih!! Gak kira kira ih kalo nyubit. Sana pergi ah! Seungmin kemusuhan sama kakak! Ishh! Nyebelin banget."
Seungmin mengusap usap pipi nya yang memerah karna cubitan Chan barusan. Sementara Chan, dirinya sudah panik karna pipi Seungmin yang lama lama memerah. Dan mulai muncul bercak biru keunguan. Yah agak samar sih warna nya. Tapi Chan yakin, itu pasti sangat sakit.
'Bego banget. Ngapain lu make tenaga lu buat cubit dia sih... Astaga kenapa kau bego sekali Chan?!'
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...