4

5K 475 14
                                    


PENYANYI JEONG SE-YEON DIDUGA MELAKUKAN PERUNDUNGAN

SEJUMLAH SAKSI MENGUNGGAH BUKTI PERUNDUNGAN SE-YEON

BANYAK KORBAN MENUDUH SE-YEON MELAKUKAN PERUNDUNGAN

Berita terkini korea mengumumkan penyanyi Jeong Se-yeon, banyak artikel artikel mengenai Se-yeon tak jelas yang sudah tersebar di seluruh media.

Seo-jun melangkah dengan langkah tak sabar seperti menginginkan kakinya agar bisa lebih cepat dari langkah standar, matanya dan tangannya tak fokus melihat media yang memandang kesalahan Se-yeon ini sebelah mata.

Seo-jun kembali menatap nomor yang ia panggil, tidak ada jawaban hanya ada suara operator mengatakan bahwa nomor yang ia panggil tidak aktif, dia Lee Su-ho.

Rahang Seo-jun mengeras, ia berlari menuju tempat agensi yang menaungi Se-yeon, agensi Se-yeon temannya sekaligus sahabatnya.

Disana wartawan sudah mengantri bak mengantri lotre gratis, membawa camera ditangan tak lupa hp untuk me-record suara, cahaya flash yang tercipta membuat mata silau dengan itu semua.

Lalu keluar lah pria betubuh kecil menyembunyikan dirinya dari balik masker, topi dan jaket dibantu oleh beberapa bodyguard namun tetap saja para wartawan seakan ingin menyerang, seperti musuh ingin mendapatkan lawannya. Melontarkan banyak pertanyaan seolah lelaki ini akan menjawabnya.

ucapkan beberapa kata untuk kekecewaan pengemar mu?

tak ada yang ingin dikatakan untuk korban?

benarkah berita tersebut?

katakan sesuatu!

wartawan seolah ingin tahu kebenaran diatas ketakutan yang dihadapinya.

Seo-jun melangkah, menerobos para wartawan dan berlari kearah Se-yeon yang telah lewat dari wartawan, ia menarik tangan Se-yeon.

"Kau ingin kemana?" tanya Seo-jun.

Se-yeon menatap nya lalu menunduk, "Su-ho."

"Mwoya?" tanya Seo-jun kembali memastikan.

Se-yeon mendongak menatap dan mendekati Seo-jun, "Dia pasti percaya padaku oleh sebab itu pasti dia akan menghubungi ayahnya," jelas Se-yeon.

"Aku ikut." 

Namun belum Seo-jun berlari dengan Se-yeon wartawan keluar dari pembatas, dan dengan sigap Seo-jun menghalangi untuk perginya Se-yeon, para wartawan meneriaki namanya saat ia telah masuk kedalam taksi.

Dini hari Seo-jun berlari di lorong tempat kesedihan, melangkah dengan langkah gontai, wajah sembab, dan hati yang belum bisa mencerna perasaan tiba-tiba ini.

Menatap foto yang dihiasi oleh bunga, ia menatap bingkai itu dengan amarah yang ia pendam, rasa penyesalan ada disana.

Tubuhnya terjatuh meringkuk didepan mendiang temannya, matanya yang kemarin baru saja terpejam karna tertawa terbahak-bahak, sekarang tergantikan mata terpejam karna keluarnya air mata.

"Se-yeon," panggilnya dalam tangisan, jika kemarin dia memanggil dengan nada mengejek sekarang ia memanggil dengan nada putus asa.

#


"Kau marah brengsek?" decih Seo-jun.

Su-ho menatap tajam Seo-jun, tangannya masih menarik kerah Seo-jun, lama menatap, Seo-jun menyekal tangan Su-ho lalu memukul pipi mulusnya tanpa aba aba.

bugh!

Semua siswa berteriak keras saat Su-ho terhempas ke lantai, tidak ada yang berani menyela mereka. Seo-jun menatap random dinding kantin lalu menyisir jas sekolahnya sekan baru saja terkena debu banyak.

Su-ho berdiri kembali menarik kerah Seo-jun kembali dengan sarkas, bibirnya merah karna darah mengalir disudut bibir. Tangannya melayang ke udara mengarahkan ke wajah Seo-jun yang menatapnya datar, namun tangannya terhenti, terkepal diudara tak ada pukulan untuk wajah Seo-jun.

"Pukul aku jika berani," ucapnya tajam.

"Kubilang pukul aku," Sambungnya lagi.

Su-ho kembali melayangkan tangannya namun terhenti saat guru meneriaki mereka.

"HEI!" teriaknya di lorong dekat kantin.

Para murid yang menatap mereka langsung mengalihkan perhatian seakan tadi mereka tidak melihat apapun.

"LEPASKAN!" teriaknya lagi.

Su-ho mendorong badan Seo-jun hingga sang empu memundurkan badannya, sampai disini? Tidak, mereka masih berperang dalam tatapan dingin.

Setelah kejadian ini, guru menasehati dengan kata kata yang sedikit menyakitkan hanya untuk Seo-jun pastinya, sekolah perpihak pada Su-ho, tidak masalah Seo-jun sudah terlalu banyak makan kata kata pedas.

Pak Han menghela nafas saat kedua guru laki-laki itu menasehati dengan kata-kata yang tidak pantas untuk Seo-jun, mereka sudah pergi atas perintahnya karna Seo-jun dan Su-ho tanggung jawabnya. Dan hukuman pun diterima oleh mereka mulai hari ini, mungkin esok hingga seterusnya akan menjadi hal menyadarkan kesalahan masing masing-masing.

  ◇

Cerita ini bakal jadi cerita vulgar, jadi yang homophobic dan bukan genre yang kamu suka, silahkan skip ya!

cerita dimulai sekarang......

25/01/21gambar hanya pemanis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25/01/21
gambar hanya pemanis

enemy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang