(10.) Istiqomah bersamamu|| Part sembilan👑

34 9 12
                                    

              🍃🍃🍃

Di bawah pohon besar di dekat makam ibunya dilara elnara berdiri, mendengarkan sahabatnya yang begitu rapuh. Menangis dengan hujan yang terus mengguyur tubuh mungilnya.

Sudah cukup lama elnara berdiri di situ karna memang sedari tadi ia mengikuti dilara, dia cemas dilara akan melakukan hal-hal aneh yang akan melukai dirinya sendiri.

Sungguh dia pun ikut sedih melihat masalah yang sedang menimpa sahabatnya itu, tapi mau bagaimana lagi itu semua sudah takdir dan tugas kita hanyalah berusaha menerima kenyataan, walau sepahit apapun itu.

Dilara menangis senggugukan,  tubuhnya bergetar kedinginan. Elnara yang melihat itu pun segera berjalan perlahan menghampiri dilara, memberikan payungnya untuk sahabatnya itu.

Dilara yang sadar ada seseorang yang berdiri di belakangnya berusaha mengangkat kepalanya dari batu nisan ibunya dan mendongak ke atas.

"E-elnara."
Ucap dara terbata-bata.

Elnara tersenyum tulus, bahkan dia sendiri tidak kuat melihat kondisi sahabatnya itu sekarang.mata sembab, seragam yang kotor dan basah. Sungguh elnara ingin menangis saat itu juga.

"Ga..ga!! Gue gak boleh nangis. Gue harus bisa nguatin dilara!!."
Ucapnya meyakinkan diri.

"L-lo sejak kapan disini?."
Tanya dilara.

"Itu semua ga penting, yang penting sekarang lo baik-baik aja ra."

"Lo yang kuat ra, gue yakin kalau sahabat gue kuat!!. Keep strong girl!!."

Elnara membantu dilara berdiri lalu memeluknya dengan erat, kedua sahabat itu saling berpelukan menumpahkan segala kasih sayang mereka disertai guyuran hujan yang kian mengalir deras.

"Semoga aliran air hujan ini juga membawa segala kesedihan dan duka Lo ra.!"
Gumam elnara.



               🌞🌞🌞

"Ra!!."

"Lara!!, Bangun kebo!!."

"Lo gak kesekolah?!!."

"Udah telat nih, buru woiii!!."

Ceklek...

Pintu kamar terbuka menampakkan sosok dilara yang sudah siap untuk pergi ke sekolah.

"Ayo!!."
Ucap dilara lalu pergi menuruni tangga.

Elnara tercengang melihat penampilan dilara yang berubah menjadi tomboy.

Elnara berlari mengejar dilara yang sudah siap menyantap roti coklatnya.

"Bentar-bentar, Lo mau kesekolah kaya gini?!."
Tanya elnara dengan mata melotot sempurna.

"Iya, emang kenapa?."
Tanya dilara sambil menaikkan satu alisnya.

"Heh awas keluar tuh bola mata Lo!!."
Ucap dilara, membuat elnara mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Kenapa Lo bilang?!!, Ini kaya gak Lo banget ra. Rambut di Cepol doang mana ga rapi lagi, bajunya di keluarin lagi."

"Rapiin gue bilang!."

"Ihh Lo kenapa dah orang gue nyaman kaya begini, terserah gue dong!."

"Kok Lo nyolot sih!."

"Apa?!!, Lagian ribet banget sih, orang gue nyaman kaya begini, emang gak boleh?!."

"Lo gak ketempelan kan Ra?!."
Ucap elnara sambil  memegang dahi dilara."

"Ya nggak lah, sotoy Lo!."

"Yah mana tau gitu Lo ketempelan setan!!."

"Emang ketempelan badannya panas?, Kok Lo megang dahi gue?!."

"Iya juga yah."
Ucap enara sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Ribet Lo!!."
Ucap dilara lalu melongos pergi keluar meninggalkan elnara yang tengah mencabik-cabik roti coklat kesal.

"Cepetan udah telat nih!!."

               🌻🌻🌻

Setelah menelusuri jalanan yang cukup ramai dilara dan elnara akhirnya sampai di sekolah.

Sejak kemarin banyak yang berubah dari seorang Dilara Humairah dan itu disadari oleh elnara.

Tapi sudahlah terserah dia, yang penting tidak berbuat yang aneh-aneh dan malah membawa pengaruh buruk.

Setelah berpamitan dengan pak Asep dilara dan elnara berjalan menelusuri koridor yang mulai ramai banyak siswa yang berlalu lalang.

Banyak siswa yang memperhatikan mereka, lebih tepatnya memperhatikan dilara yang terlihat sangat berbeda.

Bahkan cara berjalannya saja berbeda dari sebelumnya, terlihat seperti bad girl.
Tak sedikit yang berbisik-bisik membicarakannya.

"Kenapa tuh anak, berubah banget."

"Abis di buang sama keluarganya."
Ucap kedua adik kelas yang bergosip.

Dilara yang mendengar itu kesabarannya hilang.

"Heh Lo abis makan cabe 1 kg?, Pedes banget tuh mulut!!."

"Emang bener kan, Lo abis di buang dari keluarga Lo?."

"Lo kalo ngomong bisa di saring dulu ga?, Kalo gak tau apa-apa gak usah sok tau deh!!."
Ucap elnara, karna kupingnya sudah panas sedari tadi mendengar ucapan adik kelas yang tidak memiliki sopan santun itu.

Dilara yang sudah tidak bisa menahan air matanya berlari meninggalkan elnara bersama kedua adik kelas itu.

Dada nya sudah sangat sesak mendengar kalimat di buang, apakah dia memang tidak berguna sehingga keluarga nya saja membuang dirinya.

Dilara berlari menuju pohon besar yang berada di taman belakang sekolah nya itu, sudah kedua kalinya dilara mengis disini. Mungkin ini akan menjadi tempat favorit kedua setelah makam mamanya untuk mencurahkan segala kesedihannya.











______________BatasSuci_______________

Haloo my reader 😚👋

Akhirnya up lagi
Semoga suka🥰
Maaf kalo kurang ngefeel

Ga usah di ingetin lagi kali yah, yang pasti kalo selesai baca harus? Vote!!
Nahhh biar author mangkin semangat nulisnya.

No silent reader!
Atau author santet mau?
Canda santet🤣
See you next part 😚🥰




Istiqomah bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang