Disclaimer : TOG by SIU, art by @mika_run di twitter
P.s : a little angst dengan happy ending
-------------------
Saat Khun tahu dia batuk-batuk mengeluarkan bunga, dia langsung tersadar perasaanya pada Bam tidak berbalas.
"Bam, aku mengidap penyakit hanahaki, dan kau... adalah orang yang aku cintai."
Mengatakan "orang yang aku cintai" jauh dari kata yang tepat. Namun, mungkin itu kata yang paling tepat untuk perasaanya. "Cinta" memang kata yang terlalu berat untuk perasaanya, tetapi "suka" jelas terlalu ringan. Karena sudah jelas Khun menyukai Bam. Mereka adalah teman baik.
Bam terkejut mendengarnya. "Khun-san ?," Bam tertawa gugup, bingung.
Tawa gugup pria coklat itu terhenti oleh batuk yang keluar dari mulut sahabatnya.
Bam tidak perlu melihat kelopak bunga yang Khun batuk-kan untuk mengetahui perasaan sang biru. "Khun... Kamu..."
Itu tidak masuk akal. Khun tidak mungkin mencintainya. Dia adalah sahabatnya dan ... mereka berdua sama-sama seorang pria.
Rasanya... salah.
Jika itu benar, Bam merasa bersalah tidak pernah tahu perasaan Khun.
"Sudah berapa lama Khun...?"
"Batuk bunganya dimulai beberapa hari yang lalu. Kupikir akan lebih baik untuk memberi tahumu sesegera mungkin. " Paling tidak jika kau menolakku, aku bisa mematikan perasaanku.
Bam sendiri gelisah mendengarnya. Tidak. Bukan hanya bunganya. Perasaanmu Khun . Dia mencoba untuk tidak menatap Khun saat pria itu menenangkan diri, menyeka tangannya dengan sapu tangan dan melemparkan kelopak bunganya ke tanah.
Bam tidak bisa memberikan jawaban. Dia tidak tahu harus menjawab apa.
Tapi Khun tersenyum penuh pengertian dan berkata "Tidak apa-apa, Bam. Aku tidak ingin memaksakan perasaanku kepadamu. Jika Kau tidak merasakan hal yang sama, aku bisa menghapusnya. "
Entah bagaimana, hal itu membuat Bam kesal, mendengar Khun berbicara seperti itu dengan begitu tenang, seolah itu bukan perasaan dan ingatannya sendiri. 10 tahun persahabatan. 10 tahun kenangan. Seluruh momen mereka bersama.
Bukankah itu terlalu berhaga untuk menghapusnya ?
"Jangan!" Bam meraih tangan sahabatnya. Dia merasakan sesuatu yang putus asa mencakar dari dirinya. Dia tidak bisa kehilangan Khun, dia juga tidak ingin kehilangan persahabatan mereka.
"Aku tidak merasakan hal yang sama tentangmu sekarang, tapi aku... akan mencoba. Tolong izinkan aku mencoba." Ucap Bam memohon
Mata Khun membelalak, rona merah yang jelas terlihat di wajahnya.
Bam merutuki dirinya. Shit, Bagaimana dia bisa melewatkan rona merah di pipi Khun selama ini?
Khun berkata di sela napasnya. "Bam, kamu tidak boleh-" membiarkan hidupmu diatur oleh kondisiku ini.
"Setengah tahun!" Bam menyela penuh tekad, "jika ini baru dimulai beberapa hari yang lalu, kau masih memiliki waktu setidaknya selama itu untuk mengobatinya. Aku akan mencoba menghabiskan waktu denganmu sebanyak mungkin sebelum itu. Kau akan sembuh, aku akan memastikannya Khun. "
"Tapi bagaimana jika kau menemukan seseorang yang kau sukai?" Khun bertanya, "tidak adil bagimu untuk terikat padaku seperti ini."
Khun memikirkan Endorsi, caranya tersipu dan gelisah ketika dia berbicara tentang Bam, dan merasakan sedikit rasa bersalah. Rasanya seperti dia mengambil Bam dari Endorsi. Dia selalu berasumsi bahwa mereka akan bersama. Endorsi menyukai Bam, dan Bam mempunyai soft spot untuk gadis itu.
Tapi Bam bukan milik Endorsi. Dan Bam tidak pernah berniat mendekati sang putri zahard itu.
"Khun !!"
Bam kesal. Khun tidak pernah mengutamakan dirinya sendiri, dan terkadang Bam membenci itu, "Terimalah. Aku akan kehilangan sahabat jika kau tidak menerimanya."
Khun berkedip, merenung. "Maaf," katanya. Senyuman merekah di wajahnya. Senyum malu-malu dan penuh keraguan. "Terima kasih Bam. Aku senang memilikimu sebagai teman. "
Aku mencintaimu. Bam merutuki dirinya karena tidak mengatakannya. Seharusnya itu yang Bam katakan tadi. Itulah yang seharusnya dia pikirkan.
Bam menarik Khun lebih dekat, dan memeluk temannya. Dia mengacak-acak rambut Khun seperti yang dia lakukan ketika mereka masih memanjat tower.
Pria coklat itu berharap perlakuannya cukup untuk menenangkan penyakit Khun.
Sayangnya tidak, karena ................Khun batuk bunga lagi.
--------------------------------
Vote jika mau lanjut ya
Ini mau selesai atau lanjut ?
Mau happy ending atau sad ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Petal
Fanfiction❝ Aku tidak merasakan hal yang sama tentangmu sekarang Khun, tapi aku... akan mencoba. Tolong izinkan aku mencoba ❞. Khun membatukkan sebuah bunga chrysanthemum putih suatu saat, membuat Bam panik dan mengajukan persyaratan.