Delapan🌻

105 82 36
                                    

Haloo

Langsung aja kali yaa, yok, hepiriding...

🌻🌻🌻

"Guys, gue mau keluar beli jus. Ada yang mau nitip engga?" tanya Vasha agak berteriak kepada Ais dan Jeje yang sedang terlentang di
kasurnya.

"Aku dong Sha, aku mau rasa stroberi" balas Ais dengan agak berteriak juga.

"Hmm, kalau lo Je?"

Jeje hanya melambaikan tangan ke atas kanan kiri, tanda 'tidak' untuk pertanyaan Vasha.

Mengangguk, "mana uangnya Yis" melangkah menuju Ais.

"Ini, maaf engga sopan hehe. Lagi mager banget aku tuh" ucap Ais dengan nada tak enak.

"Engga papa kali, santai aja. Lagian gue 'kan yang nanya kalian mau nitip engga" jelas Vasha.

"Heh, jangan mager dulu lu Yis. Lo lupa, lo 'kan belum selesai tuh ngumpulin barang-barang buat besok" lanjut Vasha memperingatkan.

Bruk

Ais langsung bergegas bangun hingga menimbulkan suara.

"Heh, hati-hati Yis. Gue ada di atas nih, lu mau nih kasur roboh?" marah Jeje.

Ais meringis, memegang tengkuknya.

"Hehe, sorry deh" dengan jari yang membentuk 'peace'.

Jeje dan Vasha hanya bisa menggeleng dengan malas.

"Nih uangnya Sha, maaf ngrepotin hehe."

"Ck, engga jadi gue beliin nih kalau lo masih kayak gini?"

"Hah? Kayak gini, kayak gimana?"

"Hhh, enggak tau lupa gue. Dahlah, gue beli jus dulu, by."

Kali ini, Ais yang menggelengkan kepalanya.

***

Melangkah dengan santai, Vasha melihat sekeliling yang sedikit ramai.

"Hmm, biasanya sepi nih kalau jam segini. Kok sekarang agak rame ya?" tanya Vasha kepada diri sendiri.

Memilih untuk tidak peduli, Vasha mulai melangkah dengan agak cepat. Pedagang jus sudah terlihat dari jarak Vasha yang masih lumayan jauh,berdecak lesu melihat betapa ramainya stand jus itu.

"Gila, rame banget. Gue kalau beli nunggu sampe jam berapa njir?!" gerutunya.

Sesampainya, Vasha bergegas menuju bangku yang disediakan di sana.
Mengeluarkan handphone-nya guna menelpon Ais.

"Yis, kayaknya gue bakal agak lama deh baliknya" beritahu nya.

"Loh, emangnya kenapa?" tanya Ais diseberang.

"Nih jus sekarang lagi rame banget, ck."

"Biasanya engga 'kan?" Ais mengerutkan keningnya.

"Nah iya, gue juga bingung. Mungkin sekarang emang lagi rezekinya si abang kali ya?"

"Iya deh kayaknya, yaudah engga papa lama juga. Harusnya aku yang nanya sama kamu, enggak papa 'kan nungguin lama di sana?" tanya Ais dengan nada tak enak.

"Enggak papa, enggak papa. Lu santai aja kalau sama gue mah" jawab Vasha dengan nada santai.

"Hmm oke deh, makasih ya Vasha, hehehe" balas Ais dengan kekehan.

"Sama-sama, gue tutup ya telponnya."

Ais mengangguk dan mengiyakan, lalu telpon ditutup oleh Vasha.

Excessive FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang