Stairs

3 2 0
                                    

Brave|Bagian 4

***

Tepat pada pukul 20.00 malam, seluruh anggota keluarga Wilson berkumpul diruang keluarga. Terdapat 22 orang yang berkumpul diruangan itu. Tak hanya orang-orang dewasa, tapi anak-anak juga ikut serta.

Stede Wilson, anak tertua memulai pembicaraan. "Rencana kita kali ini tidak boleh sampai gagal. Beruntung, mereka terlalu mudah untuk dibodohi."

Semua orang tertawa terbahak-bahak. Mereka sangat senang ketika usaha mereka perlahan mulai menampakkan hasilnya.

"Tapi, bukankah ada salah satu keturunan mereka yang sudah mengawasi gerak-gerik kita?" imbuh Zion, adik bungsu Stede.

Semuanya berhenti tertawa dan mulai bertukar pandang. Stede mengusap dagunya sambil melirik Zion.

"Yah...aku tahu. Tapi, bagiku dia bukanlah suatu ancaman yang besar. Lagipula jika dia memang benar-benar ingin ikut campur, biarkan mereka yang menyelesaikannya." tunjuk Stede dengan dagunya pada anak-anak keturunan Wilson yang masih sibuk mendengarkan. "Bukankah bagus jika anak-anak ikut andil dalam rencana ini?" ucap Stede sambil tersenyum miring.

Sebenarnya tak pantas bagi orang dewasa untuk mengatakan hal licik ini pada anak kecil. Tapi, bagi keluarga Wilson tidak ada yang namanya rahasia. Semua anggota keluarga harus mengetahui semua permasalahan dalam keluarganya.

"Keluarga Rodriguez akan hancur dan keluarga Wilson akan bersinar. Aku yakin rencana kita kali ini tidak akan gagal!" seru Stede dengan penuh percaya diri.

Semua orang menunjukkan senyum smirk nya dan berdiri dengan angkuh. Setelah dirasa cukup, Stede menutup diskusi pada malam itu dan menyuruh semua orang untuk kembali mengerjakan pekerjaan mereka.

***

Stede masuk ke dalam kamar yang disusul oleh istrinya, Andrea. Dia membantu Stede melepas jasnya dan menggantungnya.

"Bagaimana menurutmu, Andrea? Apakah aku sudah cocok untuk menjadi orang yang paling berpengaruh di Los Angels ini?" tanya Stede yang sibuk bercermin.

"Tentu." jawab Andrea lemas.

Stede yang mendengar jawaban Andrea langsung melayangkan tatapan tajam pada Andrea.

"Ada apa denganmu?" tanya Stede sambil menghampiri istrinya.

Andrea tidak berani untuk menatap Stede. Wajahnya terlihat lesu dan tak bersemangat. Jelas sekali jika dia sedang memikirkaj sesuatu.

"Apa soal anak itu?!" jeda Stede."Seharusnya aku menyuruh Axton untuk membereskan anak itu."

Mata Andrea membulat dan baru berani melihat wajah Stede.

"Jangan...dia hanya anak-anak. Apa anda setega itu sampai ingin menyingkirkan anak yang tidak tahu apapun?" jawab Andrea memelas.

"Why not? Lagipula dia juga bukan anakku." kata Stede dengan entengnya.

Andrea diam. Dia tidak membenatah apa yang dikatakan Stede. Memang benar bahwa anak itu bukanlah anaknya dengan Stede. Dan karena itulah dia pernah diusir dari keluarga Wilson. Karena Stede yang masih sangat mencitai Andrea. Dia berusaha untuk mencarinya dan membujuk Andrea kembali. Sebelumnya Andrea sudah menolak dan lebih memilih untuk tinggal bersama anaknya itu. Tapi, Stede memohon pada Andrea dan pada akhirnya hati Andrea pun luluh. Dia sendiri sudah tidak tahan untuk tinggal ditempat kumuh itu.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang