Kamu membuka pintu perlahan dan mengintip apa yang tengah Chen lakukan. Kamu menyuruhnya bersiap untuk kedorm karena member katanya ingin merayakan ulangtahun EXO bersama sama. Bahkan Lay pulang ke Korea dan member yang sedang wajib militer mengambil libur agar bisa berkumpul bersama.
"Oppa?" Begitu kamu mengetuk pintu, Chen yang tengah menulis diatas meja langsung menyelipkan kertas itu dibawah ponselnya. "Sedang apa?"
"Menulis notes, aku sering lupa." Jawabnya seraya tersenyum.
Chen berjalan kearahmu dan secara tiba tiba memelukmu. Setelah hari demi hari kalian lewati, rasanya sangat menakutkan. Kamu kadang masih paranoid karena takut kalau kalau sasaeng mengganggumu lagi. Bahkan tak jarang ditengah malam kamu terbangun hanya karena cemas dan berakhir Chen memperhatikanmu sampai terlelap. Menyedihkan karena kamu berharap tahun ini Chen akan menyapa EXO-L. Tapi malah jadinya seperti ini.
"Padahal aku berharap hari ini baby Kim lahir.. Biar jadi yang paling membahagiakan."
"Maaf ya nggak memenuhi ekspektasi-mu. Tapi ia baru akan lahir bulan depan. Oppa bisa menunggu kan?"
"Kenapa kamu minta maaf?"
Kamu tersenyum tipis dan menarik lengan Chen untuk segera pergi. Aneh sekali, kadang kamu merasa canggung kalau hanya berdua dengan Chen. Apalagi disituasi seperti ini. Mungkin setelah ini kamu akan curhat pada Suho. Ya, selain Chen kamu juga cukup sering bercerita pada Suho. Entahlah, dua orang itu pendengar yang sangat baik.
Cklek..
"Kami datang.."
"Woah! (Y/N)! Lama nggak ketemu!"
Lay langsung kegirangan begitu melihatmu. Lelaki itu gemas sendiri membayangkan keponakannya akan segera lahir. Maklum, Lay anak tunggal dan sudah didesak ibunya untuk segera menemukan jodohnya. Mungkin kalau Lay membuat sayembara seperti kerajaan, banyak EXO-L yang akan mencalonkan diri sebagai istrinya.
"Jongdae, gimana perasaanmu?" Suho bertanya sembari memberikan senyum hangat. Chen membalas senyumnya.
"Aku baik baik saja berkat kalian yang mengkhawatirkanku."
"Aih! Sini kita harus foto!" Chanyeol merangkul bahunya dan menghimpit Chen diantara dirinya dan Baekhyun.
Menyenangkan kalau melihat member bisa berkumpul begini. Mereka yang saling merindukan, melempar candaan, rusuh hanya karena memotong kue— dan berakhir kue itu nyaris jatuh sebelum berhasil ditangkap Lay.
Diantara kegaduhan itu, ada satu yang hilang.
"Jongdae hyung kemana?" Tanya Kyungsoo yang tengah membereskan meja setelah pesta kecil tadi.
Kai yang mendengarnya langsung menunjuk lantai atas. "Dikamarnya sama Xiu hyung."
"Sedang apa mereka? Lama sekali." Cerca Baekhyun karena kehilangan teman main, padahal dia ingin segera mengajak Chen taruhan main game.
Kamu sempat lupa kalau selama ini Chen paling banyak bercerita dengan Xiumin. Dia pasti merindukan kakaknya. Kamu sendiri sekarang tengah dipojok ruangan memperhatikan member setelah berbicara dengan Suho. Xiumin turun dari lantai dua dan menoleh sekali lagi kearah tangga.
"(Y/N), istirahat dulu diatas. Jongdae masih disana."
"Oh, oppadeul aku keatas dulu." Kamu melambai pada Kai lalu berjalan cepat menuju kamar Chen.
"Jangan lari lari, jangan aneh aneh! Aku nggak mau keponakanku kenapa napa!" Itu teriakan Sehun yang kamu dengar sebelum masuk kedalam kamar.
Kamu lalu mendekati Chen yang tengah memainkan ponselnya. Sedang apa dia sampai dikamar cukup lama bersama Xiumin? Oh- foto foto yang tadi. Apa Chen merasa rindu karena sudah lama tidak tersenyum dan berkumpul seperti ini lagi?
"Bukankah aku terlihat buruk disini? Harusnya aku bisa senyum lebih bagus lagi." Ujarnya tiba tiba sambil menunjukkan salah satu foto tadi.
"Ngomong apa sih. Kamu kan keren, kamu terkenal. Tau nggak? Kamu sudah seperti matahari- kamu yang selalu bersinar, dengan begitu jadi bisa mencintai diri sendiri." Kamu menjeda perkataanmu, menggeser layar ponsel Chen dan mencari foto lain. Foto member berpose dengan background dinding putih bersih membuat mereka terlihat bercahaya.
"Eksistensi-ku seperti ini, seseorang yang nggak berwarna, yang biasa saja. Dan oppa itu bersinar, kamu tau kan? Kamu tersenyum bisa menghangatkan hati Eri, kalian yang menyinari hari hari kami, eung? Beda cerita denganku yang hanya bintang kecil disampingmu."
Chen terdiam mendengarkanmu. Tanpa disangka ia malah mencubit kedua pipimu. "Kenapa merendah begitu? Kamu sendiri yang bilang harus self-love." Desisnya seraya terkekeh pelan.
"Tapi, Dear.. Kenyataannya bintang- kamu, Eri yang menyinari kami. Silver Ocean itu membawa banyak cahaya. Kalau itu menghilang, aku akan tersesat didalam kegelapan lagi."
Mereka bilang 'we are one', mereka bilang akan abadi. Mereka bilang kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami juga. Tapi kenapa disaat Chen menemukan kebahagiaannya, mereka malah membencinya? Terkejut? Tentu saja. Tapi kalau membencinya dengan berlindung dibalik kata fans yang kecewa, itu sama sekali tidak benar. Mereka membuat Chen akhirnya kembali sendirian.
"Aku.. bakal buktikan kalau kami nggak akan hilang. Kalian bisa percaya kami kan?"
Hari hari yang sudah dilewati dengan penuh darah, bukan bunga. Akan kamu pastikan kalau fandom-mu tidak akan terpecah seperti ini. Kesalahpahaman akan segera berakhir, dan kalian bisa sama sama berteriak 'we are one' lagi. Semoga saja.
_________________________
TBC..Dampak beritanya Chen bener bener ngaruh sama kehidupanku, aku bener bener nggak inget apa aja yang ada dibulan Januari sampe April. Nge-blank banget, bahkan ulangtahunku, anniv EXO aku nggak inget kayak gimana.
Jongdae make me crazy ofc :)
Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
RandomHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...