"Assalamualaikum, papa pulang," ucap Sandy sembari membuka pintu rumah.
Tanpa pikir panjang, Diana langsung mengambil jas dan tas kerja Sandy.
Revan yang melihat itu langsung turun dari tangga dan menepuk tangan, "Wow! Wow! Udah kayak suami istri aja ya."
Sandy dan Diana langsung menatap sumber suara dengan tatapan penuh tanda tanya. Pasalnya Revan adalah salah satu orang yang tergolong tidak bisa ditebak.
"Ngapa dah hah ngeliat gue kayak gitu?" Revan memberi tatapan menantang.
"Em-- Revan, mas, ayo makan malem dulu," Diana berusaha menghangatkan suasana.
"Ck. Jangan berlagak seolah-olah lo ibu gue dan istri bokap gue dah."
"Revan," Sandy berusaha menenangkan anaknya itu.
"Ck. Sono lo. Gue mau ngomong sama bokap gue," usir Revan.
"Bentar ya Diana. Aku sama Revan mau kesana dulu," Sandy menunjuk ruang tamu, lalu segera menyusul anaknya itu.
"Iya mas."
Di ruang tamu, Revan mulai membuka pembicaraan dengan wajah serius.
"Pa, persiapan buat lamaran gimana?"
"Papa sama Om Dedi baru nemu tempat yang cocok. Besok mulai dekorasi tempatnya."
"Besok kan Sabtu pa, Revan libur. Besok Revan kesana ya, mau liat perkembangan. Revan juga mau bikin surprise buat Aora."
"Ck. Anak papa udah besar," sahut Sandy tersenyum sembari mengacak-acak rambut Revan.
"Rev?" panggil Sandy.
"Hm?"
"Kamu setuju gak kalo papa nikah lagi sama mama kamu?" wajah Sandy terlihat gugup dan tidak yakin dengan jawaban yang akan dilontarkan Revan.
Revan mendengar jelas pertanyaan Sandy, tapi ia sengaja terdiam. Revan terus memandangi wajah Sandy dengan tatapan elang.
"Rev? Kok diem aja? Gimana?"
"Coba papa liat ekspresi Revan. Muka Revan gimana?" jawab Revan dengan tatapan yang masih sama.
"Iya iya. Kamu gak setuju kan?"
"Nah tuh tau. Yaudah, Revan mau ke kamar dulu. Jangan lupa usir tuh orang," ucap Revan, lalu ia berdiri dan meninggalkan ruang tamu.
"Hus! Mulutnya kalo ngomong ya!"
---
Malam ini Aora hanya rebahan di kamarnya. Ia sangat tidak sabar dengan hari Minggu nanti.
Tunggu, ada yang aneh.
"Kenapa perut Aora belum besar-besar ya?" ucap Aora, tangannya membuka bajunya sendiri lalu mengamati perutnya.
"Debay! Kamu di dalem baik-baik aja kan?! Ih bunbun takut debay!!"
Aora tidak tahu harus mengatasi rasa takutnya dengan apa. Tiba-tiba ia terpikirkan satu nama di otaknya, tanpa pikir panjang ia langsung menelpon ayah dari anak yang di kandungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl (Completed)
Novela JuvenilBIASAKAN FOLLOW SEBELUM BACA YA!! Jgn lupa vote jugaaa!!! SEQUEL DI PUBLISH JIKA TEMBUS 500K VIEWERS <><><><><><><><><><><> Kesalahan yang Revan dan Aora perbuat menyebabkan mereka terjerumus ke dalam pernikahan. Tapi tunggu dulu! Saat mereka menjal...