Maret 2016.
Jaehyun Jung memakirkan mobilnya di depan kafe tempat biasa dia bertemu dengan Tanisha Gayatri. Bila sebelumnya Bianca akan menyusun jadwal mereka bertemu, maka pertemuan kali ini adalah atas inisiatif masing-masing. Secara tidak sadar, pertemuan yang dilakukan untuk mendekatkan kedua belah pihak jadi seperti kegiatan rutin yang wajib dilakukan. Baru saja melepaskan seatbelt, Jaehyun menemukan dua orang yang berdiri tidak jauh dari kafe, tengah menjadi pusat perhatian orang-orang yang melintas.
Jika saja orang asing, Jaehyun tidak ingin ambil pusing dan memilih untuk langsung masuk ke kafe. Namun, begitu tahu Tanisha adalah orang yang menjadi perhatian, Jaehyun tidak bisa berhenti menatapnya. Alih-alih keluar dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi, Jaehyun justru bergeming di tempat dan menjadi penonton dari dalam mobil. Bukan tidak ingin menolong, tetapi ada yang menahan Jaehyun saat tahu dengan siapa Tanisha tengah berdebat. Ya, Davin. Pacarnya.
Ini kedua kalinya Jaehyun bertemu Davinㅡyang tidak bisa disebut pertemuan juga. Sayang, momennya tidak tepat karena yang Jaehyun lihat justru sepasang kekasih itu tengah beradu mulut. Jaehyun tidak tahu apa yang sedang dibicarakan, tetapi dari posisinya, Tanisha tampak ingin menangis saat membalas Davin menggebu-gebu.
Jaehyun bisa saja turun dan menjadi penengah agar Tanisha dan Davin tidak jadi pusat perhatian lagi. Sebelum diusir, lebih baik mereka dihentikan secara tenang. Namun, itu bukan keputusan yang tepat. Bila Jaehyun keluar dari mobil dan berusaha membela Tanisha, itu malah akan membuat Davin curiga dan bisa saja pertengkaran hebat makin tak terelakkan. Sepanjang menonton, tinju Jaehyun mengepal seakan ingin meninju wajah Davin yang sesekali menunjuk ke arah kafe.
Tidak tahu siapa yang memulai, tidak tahu siapa yang paling salah, tidak tahu juga siapa yang harus dibela, jadi diamnya Jaehyun adalah sesuatu yang bijak, untuk saat ini. Ada 10 menit Jaehyun melihat Tanisha dan Davin saling beradu argumen, sampai akhirnya Davin pergi tanpa penyelesaian yang pasti karena Tanisha sempat mencoba mengejarnya, lalu berhenti saat dia menyerah. Tanisha menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, menyembunyikan air mata yang nyaris tidak bisa dibendung lagi.
Meski tangannya sudah ditarik dan wajahnya tampak jelas, Jaehyun tahu kalau Tanisha tidak sepenuhnya membaik. Tanisha memukul dadanya berkali-kali, mencoba menghilangkan rasa ngilu yang sebenarnya malah makin menambah derita. Tanisha mulai melangkah untuk masuk ke kafe dan saat itulah Jaehyun keluar dari mobilnya. Langkah gontai Tanisha menguntungkan Jaehyun karena berhasil mendahului wanita itu yang belum tiba mendekati pintu.
"Sha," panggil Jaehyun yang membuat Tanisha berhenti melangkah.
Tanisha mengangkat menoleh dan menatap Jaehyun sambil berpura-pura tenang. "Hei. Aku baru datang."
Jaehyun mengangguk seadanya, lalu meraih tangan Tanisha pelan. "Kita masuk ke mobil, ya."
Belum sempat Tanisha bersuara untuk menuntaskan kebingungannya, Jaehyun keburu menariknya dan membawanya masuk ke mobil yang tidak dia tahu sejak kapan terparkir di depan kafe. Sekarang Jaehyun dan Tanisha sudah di dalam mobil, sama-sama membisu seakan perlu mempersiapkan diri untuk bicara. Tanisha menunduk, ekspresi sendu terpatri di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead (OPEN PO DI SHOPEE ANDROBOOKS)
FanfictionOPEN PO DI SHOPEE ANDROBOOKS 15-22 SEPTEMBER Kisah klise tentang dua insan yang menikah karena perjodohan. Sejak awal, Jaehyun sudah menyukai Tanisha dan menyetujui apa yang telah ditetapkan untuknya. Namun, Jaehyun sadar bahwa Tanisha tidak menga...