Sisi apa yang akan kau tunjukkan?
SINB mengeratkan jaketnya, ia berjalan sendirian di trotoar. Memutuskan untuk memakai earphone dan menyetel musik dengan keras, Sinb melangkah dengan gontai. Ia tidak punya tujuan saat ini, entah kenapa perasaannya tidak memungkinkannya untuk pergi ke Skyline untuk ikut berkumpul di sana.
Mempoutkan bibir dan menggulirkan bola matanya ke atas seolah berpikir, melihat jam di ponsel dan seketika ia tersenyum senang. Langkahnya saat ini terlihat bahagia, Sinb akan pergi ke tempat Moonbin dan mungkin akan berdiam diri di sana sambil minum teh.
Masuk ke rumah tanpa permisi, Sinb membuka pintu dan malah mendapati Sanha juga Hyungwon yang sedang bersantai di sofa sembari menonton televisi yang menayangkan drama. Mereka berdua terkesiap kaget dan langsung menunjuk Sinb dengan tatapan mata curiga.
“Ada apa sih bertamu malam-malam seperti ini?” tanya Sanha dengan nada yang terdengar tidak bersahabat.
“Bukannya di jam seperti ini biasanya kau pergi ke Skyline dan tidur di sana?” Kali ini Hyungwon yang bertanya.
“Tidak usah banyak tanya, eh dimana Moonbin?” Sinb menghampiri keduanya dan duduk di bawah beralaskan karpet bulu. “Apa dia sudah tidur?”
Sanha menepuk bahu Sinb dan memicingkan mata, “Untuk apa kau menanyakan vampir satu itu? Apa ada hal yang tidak aku ketahui?”
“Anak kecil sudah waktunya untuk tidur,” ledek Sinb yang di hadiahi pelototan dari Sanha yang membuat Hyungwon terkekeh.
“Dia ada di balkon sedang memandang langit atau meminum darah mungkin,” jawab Hyungwon yang mulai merasakan aura tidak nyaman dari Sanha.
“Okelah, aku akan ke sana. Dadah bocah Sanha kecil,” ujar Sinb yang berlalu dari sana sebelum amarah Sanha terpancing.
🔥🔥🔥
Angin malam ini terasa sangat menusuk kulit padahal Sinb sudah memakai jaket tebalnya dan bahkan memakai sweater sebagai dalaman. Matanya melihat Moonbin yang sedang duduk sambil menatap langit persis seperti yang dikatakan Hyungwon tadi.
“Kenapa kau malah di sini?” tanya Sinb, ia duduk di samping Moonbin.
“Wah!” pekik Moonbin yang melonjak kaget sambil memegang jantungnya.
“Lebay sekali, aku tau kau pasti menyadari keberadaanku, jangan pura-pura kaget seperti manusia saja,” celetuk Sinb kemudian menutup mulutnya dengan tangan setelah sadar ucapannya. Ia memalingkan wajah untuk melihat ekspresi yang ditunjukkan Moonbin.
“Kau tidak usah merasa bersalah, memang benar kan aku bukan manusia sepertimu,” sahut Moonbin dengan tenang, ia menoleh dan membalas tatapan Sinb dengan senyum kecil.
“Aku tidak bisa menahan ucapanku, semuanya mengalir begitu saja tanpa tersaring sedikit pun,” sesal Sinb seraya mengatupkan tangan dan menatap nanar Moonbin. Tapi pria itu malah mengelus kepala Sinb dengan perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [End]
VampireKeinginan, cinta, dan balas dendam menjelma menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan takdir. Banyak media sosial membahas tentang vampir, mereka beranggapan bahwa vampir adalah makhluk yang haus darah dan membunuh banyak korban. Ban...