"Ketika ingin berubah menjadi lebih baik lantas mengapa masih berpikir? Lakukan dulu semua akan berjalan sesuai skenario-Nya"
-Didalam Do'aku
•••••
Sebelum mereka pulang mereka mampir ke kantin sekolah membeli minum namun hanya Alvin.
Saat Faqih duduk di kursi kantin sepertinya dia menduduki sesuatu.
"Ini hp siapa?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Wihh hp baru nih boss" Ucap Alvin tiba tiba membuat Faqih terekejuet.
"Kaga lah, hp gue masih bagus" balasnya sedikit ngegas.
"Santuyy santuyy" ucapnya santai.
"Udah buruan pulang, tuh hp Lo bawa aja besok kasih ke guru" kelar Alvian.
"Oke" balas mereka.
Di lain tempat Pika masih risau dengan Hpnya yang hilang di sekolah tadi, ia ingin memberitahukan pada mamanya namun ragu.
"Mah.." Panggil Pika pada mamanya.
"Iya pika" balas mamanya halus.
Pika bingung ia harus bilang atau tidak.
"Pika mau bilang sesuatu" ucapnya pelan.
"Bilang aja, sini duduk deket mama" Pika pun duduk sebelah mamanya.
"Mau bicara apa?"
"Emm...pika..." Ucapnya gemetar.
"Kenapa?" Cemas mamanya.
"Tadi...disekolah hp Pika hilang ma." Tak bisa membayangkan apa yang akan mamanya ucakan.
Hening tak ada suara selama beberapa menit.
"Pika tadi udah cari tapi gak ketemu" tambahnya masih dengan nada yang sangat lirih.
"Besok kita ke sekolah mu." Hanya itu yang mamanya ucapkan dan pergi.
"Ya Allah apakah Mama sangat marah?" Batin Pika.
•••••
"Assalamualaikum, pagi pagi udah cemberut kenapa?" Sapaan pagi dari ketua kelas yang tak lain adalah Zen.
"Waalaikumussalam" Arin hanya menjawab salam, karena dia malas jika harus bicara dengan makhluk di sebelahnya ini.
"Salam doang yang di balas?" Tanya Zen lagi.
"Gak usah banyak tanya" jawab Arin cuek dan berjalan lebih cepat.
"Lah nanya doang salah?"
Arin melihat ada botol bekas yang sudah kosong ia lempar pada Zen namun melesat karena Zen segera menghindar.
"Woy siapa nih yang lempar gue pake botol?" Teriak Alvian.
Ya Arin tak sengaja melemparkan botol tepat di kepala Alvian.
"Eh Lo yang lempar botol ke gue?" Tanya Alvian sambil menunjuk tepat di depan Arin.
"Kenapa lo lagi, gue punya salah apa hah?" Heran Alvian karena ia harus terkena apes jika ada dia
"Aku gak sengaja kak"
"Terus aja bilang gak sengaja" pekiknya.
"Udah Al dia cewe, maafin aja" Faqih melerai
KAMU SEDANG MEMBACA
Didalam Do'aku
Poetry"Dibalik senyum manis yang selalu terpancar di wajahnya ternyata begitu banyak luka yang ia tahan, begitu banyak beban ia panggul sendiri. Arin terlalu tertutup untuk menceritakan kehidupannya pada orang lain walau hanya sekecil debu. Anak yang sela...