Renjun selalu punya kesibukan setiap malam, benar-benar sibuk sampai kadang lupa makan dan tidur. Tentu bukan suatu hal yang sangat negatif tapi dapat berimbas buruk pada kesehatannya. Statusnya sebagai mahasiswa salah satu kampus di Toronto, Kanada sering kali menyita waktunya. Akhir minggunya pun kadang ikut tersita habis, padahal ia ingin juga sekedar menikmati malam dengan berkeliling pusat perbelanjaan bersama teman-temannya.Setelah menyeduh satu cangkir kopi hangat, Renjun kembali ke mejanya, tidak lupa mematikan beberapa lampu. Ia terbiasa mematikan lampu lain setelah pukul delapan malam dan hanya menyisakan lampu di atas meja belajarnya. Suasana yang redup dan alunan musik pelan mampu membantunya berpikir, meski kadang ia juga menyerah dan memilih duduk di depan jendela sambil mengamati pemandangan gedung kota.
Berhubung hari ini apa yang harus ia kerjakan tidak terlalu banyak, Renjun bergerak dengan pelan, sadar bahwa ia pasti menyelesaikan pekerjaannya sebelum pukul sepuluh malam.
Tepat saat satu sambungan telfon datang, Spotify di laptopnya memutar lagu John Mayer berjudul Gravity. Renjun menekan tombol hijau dan menyandarkan ponselnya di layar laptop, menunggu sambungan telfon video menampilkan wajah dari si pemanggil.
"Renjun?"
"Hai!"
Suara ceria Renjun jelas berbanding terbalik dengan seseorang di seberang sana yang sepertinya baru bangun tidur.
Suara parau itu kembali tertangkap telinganya,"Kau masih sibuk?"
Ia menggeleng singkat,"Tidak sibuk, ini hanya kewajibanku." kalimatnya diakhiri dengan kekehan kecil.
"Apa aku mengganggu—"
"Tidak, beruntung sekali hari ini aku jauh lebih senggang dari biasanya jadi sebentar lagi aku akan selesai." Renjun kembali menulis beberapa kata, menyalin tulisan dari layar laptop ke atas kertas miliknya,"Hyung baru bangun? Disana sudah siang, kan?"
"Iya, aku baru bangun." Ada hening beberapa sekon. Yang di seberang sana sepertinya sadar kalau Renjun sedang mempercepat pekerjaannya,"Lakukan dengan pelan, Renjun. Hari ini aku libur, jadi aku bisa menunggumu sampai selesai."
"Aku mempercepat ini agar aku bisa bicara dengan hyung tanpa teralihkan. Bukan cuma hyung yang rindu, tahu!"
Suara tawa khas itu kemudian sampai di telinga Renjun tanpa tedeng aling-aling, begitu hangat meskipun terdengar digital,"Baiklah—oh! Kau mendengarkan lagu yang ku rekomendasikan?!"
Renjun mengangguk meski masih sibuk menyalin,"Temanku setiap malam, ya hanya lagu rekomendasimu."
"Jadi kau tidak mendengarkan laguku?" Todong yang diseberang sana, intonasinya terdengar marah, tapi Renjun tahu itu hanya candaan. Mereka memang suka menggoda satu sama lain.
"Cerewet sekali, sih." Renjun sok mencibir kesal sembari meletakkan penanya dan meraih cangkir kopi di sudut meja,"Nah, aku sudah selesai."
"Jangan alihkan topiknya dan jawab aku, Huang Renjun."
"Astaga, aku sudah memaksa semua temanku mendengarkan lagu NCT 127. Aku sendiri juga rutin membeli album kalian. Apa masih kurang?"
Renjun tahu, bagi sebagian orang ceritanya terdengar mustahil, tapi ia berani bersumpah di depan Tuhan kalau kekasihnya saat ini adalah salah seorang anggota dari grup penyanyi terkenal Korea Selatan bernama NCT 127. Kisahnya bertemu dengan sang kekasih juga bisa dibilang picisan sekali.
Mereka teman sejak sekolah dasar. Sama-sama warga negara asing yang pindah ke Korea Selatan mengikuti orang tua. Menjadi yang paling berbeda di lingkungan cukup untuk memulai tali pertemanan keduanya hingga berlanjut ke sekolah menengah pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
blooming • markren
Fanfiction[one-shot collection 🌸] ❝ In a room full of art, i'd still stare at you ❞ ------ read the 【 - story list 】 to know more about every stories! (๑>◡<๑) ↳ mark x renjun ↳ boy x boy ↳ written in bahasa indonesia start : January 25, 2021 end : -