It takes two

509 51 0
                                    

Warning : nc-18, full fan-fiction
Author note : bacanya sambil dengerin lagunya ya biar makin nyess ^^
.
.
.
.

Kata mereka, butuh dua orang untuk mebuatmu tersenyum, butuh dua orang untuk mu menangis, dan butuh dua orang untuk merasa hidup.

Ya! Itu yang Mew rasakan sekarang, memang butuh dua orang baginya untuk menangia, tertawa, bahagia.. marah.. dan merasa hidup.

Dia dan Gulf.

Terdengar seperti gombalan bukan? Oh ayolah, kalian semua tau kan Mew orangnya cukup melankolis.

Tapi itu benar dari lubuk hatinya.

Gulf Kanawut, pria lugu yang sebenarnya tidak - terlalu - lugu itu sukses mencuri hatinya.

Tingkahnya yang tidak pernah dibuat buat itu.. dan, lebih terpenting lagi anak itu selalu menerima dirinya dan segala kekuranganya.

Ngomong ngomong kekurangan, tentu mereka sering 'bertengkar' terkadang Mew dengan ke egoisanya, dan Gulf dengan ke egoisanya pula.

Tapi dengan cepat mereka berbaikan, mendengarkan dan komunikasi tentu salah satu syarat hubungan yang sehat, bukan?

Mew lagi lagi merasa bersyukur mendapatkan pasangan yang cukup dewasa pola pemikiranya.

Anak itu bahkan tidak merajuk saat Mew sama sekali tidak memperlihatkan 'kedekatan' mereka lagi di publik.

"Yang merasakanya aku dan phi kan?" Begitu menurutnya, dan Mew kembali jatuh cinta dengan pola pikirnya itu.

Sebenarnya Mew sedikit merasa egois, terutama kepada fans, tapi ia ingin sekali.. mereka mengenal Mew dan Gulf sebagai aktor yang hebat, bukan hanya sekedar pasangan manis saja.

Lagi pula... walau sedikit ia tidak dapat memungkiri ada perasaan trauma saat ia dengan terang terangan menunjukan rasa sukanya ke publik, terutama media sosial.

Ia tidak mau itu terulang, tidak mau itu terjadi padanya dan Gulf.

Maka dari itu, seperti sekarang, 4 hari ini mereka menghilang, melepas penat satu tahun ini hanya berdua saja, tidak jauh kok hanya ke Pattaya, staycation di salah satu kamar hotel yang sudah jauh jauh hari di booking Mew.

Ia ingin mencharger badanya yag cukup letih itu.

"Phi Mew, aku lapar" seru seseorang yang kini berada di pelukanya itu, wajahnya sedikit 'mendusel' kearah Mew, membuat pria di akhir 20 itu tertawa kecil.

"Mau memesan room service?" Tanya Mew sembari mempererat pelukanya pada bocah bongsor itu.

"Phi benar benar tidak ingin keluar?" Tanya Gulf sembari mengadahkan kepalanya.

"May, phi ingin memelukmu seharian lalu kita makan dan juga se-"

"Stop phi! Phi tidak lelah apa" seru Gulf sedikit malu, kadang phi nya ini sangat vulgar.

Dan untuk kesekian kalinya Mew terkekeh, mengacak rambut anak itu pelan, kemudian berlalu menuju telepon, memesan room service.

~~~~~~

Lampu ruangan itu di redupkan, memberikan kesan lebih erotik pada ruangan itu.

It takes twoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang