Chord 4

52 18 0
                                    

Attention © Fukuyama12

.
.
.

"Itu aneh, Blue! Kau harusnya lebih waspada! Bagaimana jika—"

"Sst!" Aku menginterupsi perkataan gadis di depanku untuk tidak berkata lebih jauh.

Gadis di depanku menatapku kesal dengan iris hijaunya. Dia Sophia Rosewood, sahabatku. Kami biasa saling bertukar cerita sejak kecil. Dia cantik dan kecantikannya berhasil membuat hati seorang primadona sekolah luluh. Aku bangga padanya, tentu saja, tetapi ia juga punya kekurangan. Dan hal itu cukup untuk membuat orang sedikit demi sedikit menjauh darinya jika ia sudah melakukan hal itu.

Aku beri satu fakta mengejutkan tentang dirinya. Dia adalah ketua dari perkumpulan orang-orang aneh yang mencoba membuktikan kebenaran dari mitos yang beredar di sekolah. Bahkan tahun lalu, ia dan teman-teman seperjuangannya berhasil menerbitkan sebuah buku tentang sejarah mitos sekolah dan laku keras dalam waktu dua minggu.

Dan kali ini, pada jam makan siang yang dingin ini, aku duduk dengannya dan saling bertukar cerita. Hingga sampai pada Sophia yang bertanya tentang siapa siswa yang sering bersama denganku hingga membuatku berani mengungkapkan perasaanku padanya.

Jadi, sebagai seorang teman yang tidak menyembunyikan apa pun, aku menceritakan tentang Sage hingga sampai pada detail terkecil pun. Tentu saja hal itu dikarenakan bayanganya selalu berputar dalam benakku. Bahkan sikapnya yang suka menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat gugup dan tersipu terlalu disayangkan jika menghilang dari dalam memoriku. Oh, aku tidak dapat menyembunyikan wajah berbungaku.

"Blue, sebagai teman yang baik hati, aku menyarankanmu untuk menjauh darinya hingga aku benar-benar yakin jika dia manusia!" perintahnya. Aku menatapnya tak suka sekaligus kebingungan. Reaksinya terlalu berlebihan saat aku menceritakan tentang hawa keberadaan Sage—ehm, pacarku—yang sangat lemah.

"Kau terlalu mempercayai mitos itu! Lalu sekarang kau mau apa?! Mencari cermin gaib itu?!" Aku sedikit meninggikan suaraku. Aku tidak percaya jika dia secara tidak langsung berkata bahwa Sage itu roh yang berkeliaran.

"Itu bukan cermin! Itu KACA!" Sophia mengoreksi ucapanku, tetapi aku tidak peduli akan hal itu. "Akan kucari kacanya dan kuberikan kepadamu! Pegang ucapanku!" seru Sophia. Ia meraih tasnya dan pergi meninggalkanku begitu saja. Aku masih menatapnya tidak suka.

"Lakukan sesukamu!" geramku dengan menatap punggungnya tajam. Aku tidak percaya jika pemuda paling most wanted di sekolah menyukai gadis aneh itu. Dan yang lebih tidak aku percayai adalah diriku yang masih berteman dengannya selama 10 tahun lebih.

.
.
.

Next ➡️➡️


P.s (Untuk pembaca semua ceritaku)

Sophia bikin aku ketawa 🤣

Sebenarnya itu sifat asli Sophia buat yang nggak tahu. Meski di Welcome to the A-Class dia nggak se aneh itu, sih, tapi setidaknya di sana dia masih suka ngumpulin lucky item dan suka film horror.

(26/01/21)

Attention ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang