Prolog

205 24 0
                                    

“Oppa langsung berangkat? Tidak sarapan dulu?”

Tanya wanita cantik dengan sweater biru polos yang memeluk tubuhnya hangat. Berjalan mengikuti langkah tergesa-gesa laki-laki dengan jas mahal yang tersampir di lengannya serta kemeja putih yang membalut tubuh tegapnya.

“Tidak, aku akan langsung ke kantor.” sedang laki-laki itu hanya berjalan dengan wajah datar tanpa berniat menatap wanita yang sedari tadi mengikuti langkahnya. Nada suara itu penuh penekanan dan berisi penegasan untuknya tidak melewati batas lebih.

Batas yang suaminya ciptakan sudah dari dua tahun yang lalu. Kehidupan pernikahan yang hanya memberikan luka tanpa rasa bahagia sedikitpun.

“Eum... ” terdengar ragu ingin menanyakannya atau tidak. “–Apa Oppa akan pulang malam ini?” Jeon Lalisa nama wanita cantik yang mengenakan sweater biru polos itu, takut orang yang ia tanyai akan marah sama seperti hari-hari sebelumnya.

Jungkook, “Tidak, aku akan menginap di rumahnya, dan satu lagi– ingatlah ini, tidak usah membuatkanku sarapan lagi!” langkah kakinya berhenti sesaat untuk menjawab, lalu berlalu pergi begitu saja.

“Ba-baiklah... Hati-hati dijalan Oppa!”

Jungkook, “.....”

Tidak ada balasan dari laki-laki itu. Lisa menutup pagar dan berjalan melewati pekarangan rumah sederhana itu. Dia menghela nafas, ini memang sering terjadi– selalu malah. Lisa tau, suaminya– Jeon Jungkook– itu akan sarapan dan tidur bersama kekasih hatinya, Nancy McDonie.

Lisa memandang masakannya yang kembali tidak pernah disentuh oleh Jungkook. Mencoba menarik kedua bibirnya untuk tersenyum indah.

“Tidak apa-apa. Makanan ini akan ku bawa ke panti. Anak-anak panti pasti senang memakannya. Dan sepertinya aku harus berhenti membuatkan sarapan untuk Jungkook Oppa.”

Inilah yang Lisa lakukan saat tugasnya sebagai seorang istri sudah selesai. Maka jika masakannya kembali tak tersentuh, lagi. Ia akan membawanya untuk anak-anak panti yang setia menunggu kedatangannya.

Tuhan, tolong jaga suamiku, Hindarkan dia dari semua bahaya dan limpahkan kebahagiaan di hidupnya.”

Lisa mencium tangannya yang bertaut didepan dada, dan berjalan keluar dengan menenteng tempat makan yang akan ia bawa kepanti, dan menyetop taksi saat melewati depan rumah kecilnya.

“Tujuannya Nona?”

Lisa memandang supir taksi yang baru saja ia hentikan dan tersenyum lembut, “Panti Asuhan, di Komplek Maria.

•°•°•

Lalisa Patricia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalisa Patricia

Lalisa Patricia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang