せる13

1.3K 116 5
                                    

Keesokan harinya, Jeongin sudah siuman. Hyunjin yang menunggui adiknya selama 24 jam itu akhirnya bisa bernafas lega.

"Jeong, butuh apa? Kakak ambilin." Hyunjin mengelus pelan surai adiknya.

"Aku mau pulang ... Aku tidak mau di sini hiks."

Laki-laki mirip rubah itu menangis, ia bangkit dari tidurnya lalu memeluk Hyunjin dengan erat.

"Kenapa minta pulang, hm? Cerita sama kakak sini," ucap Hyunjin.

"Ayah jahat sama ibu hiks."

Hyunjin seketika membatu, dia teringat akan kejadian kemarin.

"Tenang saja, kakak sudah kasih ayah pelajaran kok. Kamu jangan minta pulang lagi ya? Kita di sini satu bulan. Jika kita pulang sekarang, tidak bisa. Mesin waktunya hanya bisa digunakan lagi setelah satu bulan berlalu." Hyunjin meringis pelan, sembari mengusap wajah Jeongin.

"Hiksーmengapa harus satu bulan hueeee."

Rengekan Jeongin semakin kencang, ia mengeratkan pelukannya dan membuat Hyunjin sedikit kewalahan.

Tapi tidak mengapa bagi Hyunjin, melihat adiknya menangis seperti ini, membuatnya teringat jika Jeongin masih belum besar.

Laki-laki rubah itu masih kecil di mata Hyunjin, bahkan belum mengenal cinta seperti dirinya. sendiri.

"Sudah perjanjian sejak awal. Kamu meminta tiket periode satu bulan, jadi harus ditepati. Kalau tidak, kita akan terkena pelanggaran. Kamu mau ayah dipanggil ke departemen waktu?"

Jeongin mendongak menatap wajah Hyunjin, kemudian menggeleng pelan.

"Nggak mawuu><"

Hyunjin menggigit bibirnya pelan, kenapa Jeongin bisa semenggemaskan itu di depannya.

"Tahan Hyunjin, tahan. Dia adik kamu."

Hyunjin menetralkan nafasnya, dan tersenyum hangat ke arah Jeongin.

"Mangkanya, di sini aja satu bulan sama kakak. Kita akan bersenang-senang di sini."

かぞく

Usai kegiatan panas semalam, Jisung terpaksa berjalan sedikit mengangkang hari ini.

"Hhh ... Keknya gue bakal diledek ama malika itu ntar."

Jisung menghela nafasnya pelan, kemudian menatap dirinya di depan cermin wastafel.

"Dada gue serem ..."

Jisung menutup matanya, menghela nafas untuk yang kedua kalinya.

"Hannie, mandinya udah belom?"

Jisung menatap pintu kamar mandi yang dibaliknya ada Minho.

"Belum kak, bentar ya. Abis ini selese."

Jisung menggeleng pelan, kemudian bergegas membersihkan diri. Karena tidak ingin kekasihnya itu menunggu lama.

"Dah mandi sana." Jisung keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, menyuruh kekasihnya untuk bergantian mandi.

Minho mengangguk, laki-laki itu pun masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Jisung di luar yang sibuk menyisir rambut.

ぁぞく

Jeongin menatap bingung kakaknya, pikirnya tumben sekali Hyunjin menggambar.

"Kak, lagi gambar siapa?"

[1/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang