With you

38 15 11
                                    

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang menerangi bumi sangatlah terik bagi manusia akan tetapi tidak mengurangi semangat untuk beraktivitas di pagi hari. Namun, ada anak yang sangat membenci pagi dan menjalani harinya sebab ia akan memulai pagi yang pahit. Ia sangat tertekan akan semua hal itu, tapi ia harus bertahan agar memenuhi ekspektasi orang di sekitarnya.

Pukul 06.00 wib Lyra masih menggeliat dibawah selimut tebalnya namun, kenyamanannya kini diusik suara bising yang dari dapur, suara tersebut membuat ia terbangun dari tidurnya. Lyra melihat jam di nakas menunjukkan pukul 10.15 wib ia pun bergegas ke kamar mandi bersiap-siap ke sekolah.

Setelah 15 menit bergegas kini Lyra sudah siap dengan seragam putih abu-abu kepemilikannya. Sesampainya di dapur ia mendapat tatapan sinis dari mamanya.

"Bagus ya bangun jam segini? mau jadi apa kamu? Bisa tidak jangan buat saya emosi? melihat kamu saja saya sudah tidak nafsu makan" sinis mamanya sebelum Lila bergabung.

"Maafin Lyra ma, Lyra salah" ujar Lyra sambil menahan air matanya.

"Maaf kamu bilang? Sudah berapa kali kamu minta maaf ke saya tapi kamu masih mengulang perbuatan yang sama. Saya capek membesarkan kamu yang tidak menguntungkan saya! kamu hanya bisa membuat malu nama keluarga saya!!" ujar mama Lyra sebelum pergi dari ruang makan.

Lyra kini tidak dapat membendung air matanya lagi ia tersedu-sedu menangis akan perkataan mamanya ia tau ia salah tapi apakah kelainan bisa disalahkan?.

Setelah nangisnya Lyra mereda, kini papanya menghapus air mata putri kesayangannya. Kalau boleh jujur papa nya gak tega melihat Lyra yang disakiti orang lain sekalipun itu istrinya, tapi apa boleh buat kalau ia ikut campur maka akan melanggar kontrak pernikahan.

"Udah Lyra jangan nangis terus nanti cantiknya hilang loh, yaudah yuk kita berangkat ke sekolah papa yang antar kamu kali ini" Lyra hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Di dalam mobil, ayah Lyra menyodorkan kotak makan yang telah dibuatnya untuk Lyra.

"Nasi goreng buatan mama kamu nih sebelum kamu keluar dari kamar, mama siapin bekal buat Lyra jadi jangan lupa dimakan ya nanti kamu sakit" Lyra mengambil kotak makan tersebut tanpa sepatah kata ia hanya diam ia tau kalau ayahnya berbohong demi menghibur dirinya.

Setelah 10 menit diperjalanan kini mobil ayah Lyra sudah berada di depan gerbang SMA Binusvi ia yang hendak membuka pintu mobil tertahan dengan panggilan ayah Lyra.

"Mama mu memang seperti itu kalau ada salah sedikit mama akan marah ke setiap orang jadi jangan ambil hati atas perkataannya" Lyra mengangguk serta tersenyum hambar.

Sampai di lorong gedung A Lyra melihat Carissa cs di ujung lorong menuju gedung D, tangga itu salah satu tangga yang cepat sampai ke gedung D. Akan begitu Lyra memberanikan diri melewati Carissa cs, salah satu teman Carissa bernama Kezia melihat Lyra menuju kearahnya ia memberi tahu temannya, Carissa cs pun menoleh kearah yang dituju.

Della menjentikkan jarinya seakan mendapat ide luar biasa "guys gimana kita kerjain aja tuh si totol kita udah lama juga gak ngerjain tuh anak" ide Della yang langsung disetujui Carissa cs.

Lyra yang hampir menginjakkan kaki ke tangga tapi ia dikejutkan oleh teriakan Kazia yang lantang serta senyuman manis dari Carissa cs.

"Hai Lyra mau ke kelas ya? Gak takut apa lorong ini kan seram terkenal banyak hantunya?" sapa Kazia namun Lyra tetap diam.

"Sombong amat si lo mentang kita gak ketemu dua Minggu, senang gak liburannya pasti gak kan? cuma kita bertiga yang buat lo senang benar gak guys?" timpal teman Carissa yang namanya Della namun Lyra tetap diam.

DyslexiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang