Je Rigole

43.4K 5.2K 1.8K
                                    

HAPPY READING!

..

Je Rigole = Aku tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Je Rigole = Aku tertawa

     Seorang pria dengan keadaan yang sudah berantakan berdiri di atas rooftop. Tangannya terangkat mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Halo, Tuan?"

"Ada tugas untuk kalian."

"Siap, Tuan. Tugas apa?"

"Pergi ke Itali. Cek cctv yang berada di bar. Lokasi, tanggal dan waktu saya kirim sekarang."

"Siap, akan segera kami laksanakan."

"Ingat, jangan beritahu siapapun."

"Baik, Tuan."

Tut.

Pria tersebut kembali memasukan ponselnya ke saku. Tatapan yang biasanya terlihat tajam seolah mengancam kini berubah menjadi kosong seperti tak bernyawa.

Bumi, pria itu sengaja pergi ke rooftop. Mengabaikan wanita sialan yang sibuk merengek di ruang inap. Ia malas jika sudah berhadapan dengan Brianna. Wanita sejuta drama yang selalu membuatnya muak.

Dering ponsel kembali menyadarkan pria itu dari lamunan. Tertera nama Papanya di sana.

Tak mau menunggu lama, Bumi segera menekan tombol hijau.

"Ada ap--"

"PULANG SEKARANG!"

Bumi tersentak, menjauhkan ponselnya saat mendengar teriakan dari sang ayah. Dahinya mengernyit bingung.

"Pulang sekarang, Bumi. Jelaskan semuanya ke Papa." Lio masih mencoba berbicara tenang di seberang sana.

Bumi menghembuskan nafas kasar. Mengusap wajahnya dan berdecak.
"Pa, Bumi harus ngurus--"

"Ngurusin wanita jalang itu?" Terdengar dengan jelas Lio berdecih di seberang sana.

"Sejak kapan kamu lebih memilih batu dari sungai ketika sudah mendapatkan bintang dari langit?" sinis Lio mengejek putra sulungnya.

Bumi bungkam.

"Cepat pulang, dan jelaskan semuanya. Berita ini sudah sampai ke telinga Om Hazzel. Jadi, bersiaplah."

Tut.

"Arghhh!!!" Bumi mengerang hebat. Meremas rambutnya kuat.

...

"Gue harus pergi," ucap Bumi pada Brianna. Wanita itu menoleh dengan dahi mengernyit.

"Ke Jakarta?" tanyanya.

"Kemana lagi?" decak Bumi malas.

"Bareng kalo gitu, aku juga mau pulang ke Jakarta. Semua urusan di sini sudah selesai."

Sweet but Devil [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang