Haii ... jangan lupa votenya ya. Kalau ada typo ntar tandai ya.
Happy reading~~
Chanyeol membuka pintu kamar, mendapati lee ji eun yang tertidur dengan pulas. Dari gurat wajah, terlihat jika gadis itu telah melewati masa sulit hari ini. Chanyeol membuka kancing jas dan melangkah mendekati tempat tidur besar di tengah ruangan ini. Kamarnya yang kemarin terlihat begitu maskulin, kini tergantikan dengan perpaduan alami pasangan suami-istri pada umumnya. Jejeran skincare tersusun rapi pada meja rias. Satu boneka besar berada di samping tempat tidur dan satu vas bunga berada di sudut ruangan ini.
"Ji eun-ah, bangunlah ...," ucapnya mengusap kepala ji eun. Gadis itu terlihat seperti kekelahan sehingga tidak sempat menganti piyama untuk tidur.
"Eunghh ...." Ji eun menyipit mendapati chanyeol yang baru saja tiba.
"Kau sudah pulang?" ucapnya dengan nada meracau. Ji eun membalik badan dengan tangan menggapai-gapai boneka besar yang biasanya terletak di sudut tempat tidur untuk ia peluk.
"Ganti baju dulu baru beristirahat. Aku tidak suka satu tempat tidur dengan orang yang bau dan jorok," omel Chanyeol.
"Ji eun-ah," ucapnya menguncang tubuh Ji eun yang tidak menanggapinya dengan reaksi apapun.
"Aish, jinja!" omel Ji eun kesal. Ia menyibak selimut dengan kaki lalu duduk di hadapan suami dengan raut cemberut. Chanyeol memang selalu sukses dalam hal membuatnya jengkel dan naik darah.
"Aku tidak suka jika kau belum bersih-bersih tapi sudah mengotori ranjangku."
"Ranjangmu adalah ranjangku juga. Jadi kau harus menerima jika partner-mu ini punya kebiasaan jarang bersih-bersih."
"Aku tidak peduli. Bangun dan bersihkan dirimu."
Ji eun meringis sedih. Dia sudah mengantuk dan tidak suka jika harus bersih-bersih dalam keadaan setengah sadar seperti ini. Bisakah chanyeol memberikan pengecualian untuknya malam ini? Karena kaki jenjang itu sudah pegal dan rasanya sebentar lagi akan patah meski untuk bersih-bersih ke kamar mandi.
"Chanyeol-ssi, bolehkah aku tidak bersih-bersih malam ini? Kakiku pegal sekali. Lagi pula, aku tidak sebau itu," ucap Ji eun menjatuhkan tubuhnya kembali ke kasur.
Chanyeol menaikan satu kaki di atas ranjang dan satu tangan yang tertumpu di samping leher ji eun. Dia menjentik kening gadis pemalas yang berada di ranjangnya. Menimbulkan reaksi jeritan keras dari ji eun.
"Yakk! Chanyeol-ssi!" jerit Ji eun mengusap keningnya.
"Panggil aku oppa," ucap Chanyeol tidak terbantahkan.
"Tidak!"
Mendengar bantahan ji eun, chanyeol kembali menjentik keras bibir gadis yang suka mendebatnya itu.
"Auh, sakit!" Jerit Ji eun memukul lengan Chanyeol secara refleks.
"Aku ini suamimu. Kau harus sopan padaku."
"Ya ... ya ..., bapak suami yang terhormat," ucap Ji eun nada mengejek, lalu mendorong tubuh pemuda itu hingga mereka sama-sama terduduk di atas ranjang.
Dengan lirikan kesal, ji eun menghentakkan kaki menuju kamar mandi. Bisa-bisanya gadis sekeras kepala dirinya menuruti perkataan chanyeol meski harus adu urat terlebih dahulu. Chanyeol menggeleng, heran dengan ji eun yang malas untuk membersihkan diri sendiri. Matanya melirik tampilan display pada laptop yang masih menyala, menampilkan satu halaman website lowongan kerja.
Kening pemuda itu berkerut, memikirkan ji eun yang mencari lowongan pekerjaan di luar perusahaan. Apa istrinya sedang kekurangan uang saat ini dan gengsi untuk meminta nafkah darinya? Mengingat perihal jiwa sombong gadis itu, ji eun tidak mungkin merendahkan harga diri untuk meminta uang padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied love
Fanfiction{ WARNING! HARAP BACA DESKRIPSI TERLEBIH DAHULU} Cerita ini mengandung mature dan kata-kata kasar untuk pembaca di bawah umur. Harap bijak dalam memilih bacaan. Dan bagi pembaca di bawah umur yang tetap nekat membaca cerita ini, harap untuk memilah...