"Kita.... Teman?" Jawab gadis itu tanpa menoleh ke arah Asahi
Teman. Hanya kata-kata itu yang berputar-putar dikepala Asahi beberapa hari belakangan. Asahi kembali memutar ulang semua kejadian yang dialaminya di rumah keduanya, dari perjalanan menuju rumah itu, bertemu dengan seorang wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya sendiri, bertemu dengan gadis yang bisa dibilang sudah bersamanya sejak dia bisa mengingat sampai akhirnya dia mengatakan pertanyaan yang mungkin tak seharusnya dia katakan, karena Asahi sudah tahu jawabannya. Teman... benar sekali, mereka hanya teman. Ketika Asahi tahu tentang itu semua, namun mengapa dia tetap bertanya? dan mengapa jawaban gadis itu mengganggunya?
"ASAHI!!" Teriak seseorang dan itu membangunkan Asahi dari lamunannya tentang gadis yang hanya menganggapnya teman. Seketika Asahi menoleh ke asal suara dan buuggh!! bola voli menghantam wajahnya dengan keras, namun tak cukup keras sampai membuatnya jatuh."Arrghh" Erang Asahi sembari memegangi sisi wajahnya yang terhantam bola.
"Dimana pikiranmu!!! Konsentrasi Asahi!!" sergah seseorang yang meneriakkan namanya tadi.
"Ah... gomen Daichi" Jawab Daichi lalu memasang wajah tak berdosanya, mencoba mengurangi amarah captainnya, sembari tetap memegangi wajahnya.
"Azumane, daijoubu?" Tanya seorang gadis berkacamata sambil berjalan mendekatinya lalu mengulurkan sebuah botol minum ke arah Asahi.
"Ha'i! Arigatou Shimizu" Jawab Asahi lalu menerima botol minum tersebut dengan pipi sedikit bersemu merah, antara malu karena wajahnya terhantam bola dan malu karena diperhatikan manager cantik club bola volinya.
"Otsukaresama deshitaaaa" Teriak seorang berambut keabuan setelah dirasanya latihan hari itu cukup.
"Eh? Sudah selesai?" tanya Asahi bingung, sang ace tidak merasa banyak memukul bola hari itu, pikirannya juga tidak terlalu berada ditempat latihan sekarang.
"Asahi-san!! Hari ini kan?? temanmu akan mengajari kami bahasa inggris untuk ujian minggu depan kan?" Sergah seorang lelaki bertubuh kecil berambut orange kepada Asahi, semakin membuat otaknya bingung.
"Eh? Hari ini? Aku menjanjikan itu hari ini?" Kata Asahi kembali bertanya, semua informasi yang masuk secara tiba-tiba benar-benar membutanya hilang arah dan mengutuk dirinya sendiri, apa saja yang dia pikirkan sejak tadi.
"Ha'i, aku sudah mencatatnya di kalender ponselku" Jawab seorang lain lagi dengan lebih tenang sambil menyeka keringat didahinya.
"Eh... baiklah. Aku rasa aku melupakannya" Kata Asahi lebih kepada dirinya sendiri.
"Dimana pikiranmu hari ini? Kau tidak fokus sama sekali. Ada yang mengganggumu?" Tanya seseorang berambut keabuan tadi sambil menghampiri Asahi, sedikit khawatir dengan kondisi ace teamnya tersebut.
"Etto... Daijoubu Suga. Mungkin aku hanya lelah" Jawab Asahi sembari memaksakan seulas senyum.
***
"Boke!! Hinata BOKE!" Teriak seseorang kepada seorang lelaki berambut orange yang dipanggilnya Hinata.
"Etto... tenanglah sedikit Kageyama-kun" Kata Asahi, mencoba menenangkan adik kelasnya. Mereka sedang berada disebuah cafe yang cukup ramai sore itu. Asahi, seseorang yang dipanggil Kageyama dan lelaki bertubuh kecil berambut orange bernama Hinata berada dalam sebuah meja. Asahi sedang mencoba menjelaskan tentang Bahasa Inggris kepada dua adik kelasnya tersebut, namun setelah empat kali Asahi menjelaskan, Hinata masih juga belum paham, namun bukan Asahi yang merasa kesal tapi lelaki disamping Hinata yang lebih kesal. Asahi hanya tertawa kecil sambil mencoba mencegah Kageyama untuk tidak berteriak-teriak lagi. Sementara lelaki dengan rambut keabuan bernama Suga duduk dilain meja, tenggelam ke dalam ponselnya, tak memedulikan ketiga teman seteamnya yang sedang ribut.
"Asahi, maaf aku terlambat" Kata seorang gadis tiba-tiba menyapa Asahi.
Pria bertubuh besar dengan cepol di kepalanya itu sedikit membelalakkan matanya saat dia menoleh ke asal suara. Tanpa disadarinya, pipinya bersemu merah dan terasa hangat, namun yang dipikirkannya adalah betapa cantiknya gadis yang sedang dilihatnya tersebut. Gadis berkacamata dengan celana jeans biru dan kemeja warna peach berlengan panjang yang ditekuknya sampai ke siku itu berhasil membuat Azumane Asahi terdiam- dan bersemu merah. Entah kapan terakhir kali Asahi melihat gadis itu menggunakan pakaian casual, atau hanya Asahi saja yang melupakannya karena otakknya terlalu sibuk memikirkan banyak hal yang seharusnya tidak perlu dia pikirkan. Asahi memerhatikan gadis tersebut dari ujung kepala hingga ujung sepatunya dan mendapati kalau gadis tersebut sedikit memakai riasan. Lagi-lagi Asahi bertanya pada dirinya sendiri sejak kapan gadis itu memakai riasan? Atau hanya dia saja yang kurang memperhatikan gadis tersebut? Walaupun mereka tumbuh bersama?
"Asahi?" Panggil gadis itu lagi saat Asahi hanya terdiam melihatnya.
"Oh... Hai... ano... duduklah... kau mau memesan makanan? kopi mungkin? atau cake?" Jawab Asahi terbata setelah sadar dari lamunannya, semu merah dipipinya semakin terlihat saat Asahi bangkit dari kursinya dan menarik kursi disebelahnya untuk gadis itu duduk. Sementara sang gadis hanya mengernyitkan dahinya bingung melihat kelakuan Asahi dengan pipi bersemu merah.
"Cake?" Tanya gadis itu sambil duduk dikursi yang ditempati Asahi sebelumnya, masih melihat menatap Asahi tak percaya.
".......OH" Asahi mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Sudah sejak dari mereka bisa mengingat, Asahi tahu kalau gadis itu tidak suka makanan manis, dan Asahi baru saja menawarkan cake kepada gadis itu. "Kalau begitu kopi? aku yang akan memesan, kau ingin kopi apa?" Lanjut Asahi, mencoba mengubur kebodohannya dan saat matanya menatap mata gadis itu, Asahi menyadari kalau dia baru saja menanyakan hal bodoh lainnya lagi. Gadis itu tidak pernah memesan kopi selain Ice Americano- double shot. Sudah jutaan kali mereka berdua pergi bersama ke sebuah cafe dan Asahi selalu memesan tanpa bertanya kepada gadis itu apa yang dia mau. Semua yang disukai dan tidak disukai gadis itu seolah baru kembali muncul dimemori otaknya, atau otak Asahi yang baru saja bekerja dengan normal? Entahlah dia tak tahu pasti. Gadis itu hanya menghela nafas saat Asahi hanya diam memikirkan kebodohannya.
"Well... mungkin kau lupa-"
"Ice Americano, aku tidak lupa. Aku akan memesannya sekarang" Kata Asahi memotong perkataan gadis itu dan bergegas ke counter untuk memesan Ice Americano, sambil tak henti mengutuk dirinya sendiri dan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba otaknya berhenti bekerja dan Asahi baru saja merasakan kalau wajahnya menghangat, lalu mencoba menelan ludah dan berharap semoga pipinya tidak memerah.
Asahi kembali ke meja dimana teman-temannya duduk sambil membawa segelas Ice Americano lalu meletakkan kopi itu didepan sigadis dan duduk dikursi disebelahnya. Gadis itu hanya bergumam "Thank you" sambil tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan pekerjaannya, menjelaskan materi pelajaran bahasa inggis yang tidak dimengerti kedua adik kelas Asahi, Kageyama dan Hinata. Tanpa Asahi mengenalkan mereka, gadis itu sudah akrab dengan adik kelasnya. Asahi hanya tersenyum saat melihat gadis itu dengan sabar dan telaten menjelaskan semua hal, terkadang pelajarannya diselai tawa dan Asahi hanya akan ikut tersenyum melihat tawa gadis itu, tanpa tahu apa yang sedang ditertawakan. Mood gadis itu sedang bagus hari ini, hanya itu yang dapat dipastikan Asahi tentang gadis disebelahnya, mengingat ibunya menyebutkan kalau gadis itu sedang moodswing tempo hari. Dan Asahi ikut senang, suasana hatinya membaik saat melihat gadis disebelahnya itu tertawa. Karena terlalu banyak menggerakkan kepalanya dan tertawa rambut sebahu gadis itu jatuh menutupi sebagian wajahnya, menghalangin Asahi menikmati senyum dan tawa sigadis, dan tanpa sadar tangan Asahi dengan lembut meraih rambut gadis itu dan menyelipkannya kebelakang telinga sigadis. Seketika gadis itu berhenti berbicara, juga kedua adik kelasnya, mata mereka bertiga secara bersamaan menatap ke arah Asahi. Tepat saat mata gadis itu dan mata Asahi bertemu, the gentle giant baru saja sadar akan apa yang dilakukannya. Asahi membeku ditempatnya, lagi-lagi melakukan hal bodoh tanpa disadarinya. Hal yang dilakukannya pada gadis itu memang bukan yang pertama kalinya saat mereka hanya berdua, tapi itu yang pertama dihadapan teman-temannya. Seorang Azumane Asahi tidak akan pernah punya keberanian untuk melakukan hal kecil seperti itu kepada seorang gadis, dan itu adalah pemandangan pertama kalinya untuk teman-teman Asahi.
"Ohoho" Goda Suga saat melihat apa yang baru saja dilakukan ace teamnya tersebut, dan saat itu pula Asahi kembali sadar kalau Suga daritadi bersama mereka dan melihat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What are we?
Fiksi PenggemarKetika seorang ace dari Karasuno Volleyball club, Azumane Asahi, mempunyai seorang teman sejak kecil, terlalu dekat untuk dianggap sebagai teman, dan terlalu jauh untuk dianggap sebagai kekasih. Jadi.. hubungan seperti apa yang mereka punya? Disclai...