XVI - ENAM BELAS

96 29 1
                                    

"Ibu sudah baca penggalan nada yang sudah kalian buat. Jujur saja, Ibu rasa kalian semua berbakat untuk menciptakan lagu." Bu Yun Mi mengatakannya sembari menata lembaran kertas berisi sepenggal notasi yang telah dibuat murid-muridnya minggu lalu. "Sebagian dari kalian membuatnya dengan sangat baik. Ada beberapa yang Ibu suka."

Nayoung melirik Sejeong yang juga melirik ke arahnya. Mereka berdua tersenyum. Walaupun tugasnya dikerjakan oleh Sejeong, Nayoung merasa mendapat inspirasi setelah mendengar notasi yang dibuat oleh Sejeong untuknya.

Mata Nayoug kembali berpindah pada Bu Yun Mi yang memerhatikan mereka sambil tersenyum. Tepat saat itu, ekor matanya menangkap bayangan tubuh Pak Seunggi dari luar kelas. Ia memerhatikan Pak Seunggi yang berjalan di koridor lewat kaca jendela kelas.

Sosok Pak Seunggi yang berjalan tegap dengan senyuman di wajah, membuat jantung Nayoung berdebar-debar. Ketika tangan Pak Seunggi menyapu rambut, debaran itu semakin menggila.

"Untuk tugas selanjutnya, Ibu minta kalian membuat lirik untuk penggalan nada yang kalian buat."

"Yaaahhh." Suara murid-murid kelas 10-1 menggema.

Bu Yun Mi tersenyum tipis. "Kenapa? Bukankah kalian sudah berhasil membuat nadanya? Membuat liriknya tidak akan begitu sulit," katanya sembari menyandarkan lengan kanan di meja guru.

"Otak kami rasanya sudah mau meledak, Ssaem!" Terdengar suara dari belakang.

"Benar, Ssaem!"

Bu Yun Mi membalasnya dengan senyuman. "Benarkah? Padahal Ibu mau memberi nilai tambah untuk kalian yang berhasil membuat satu lagu utuh." Bu Yun Mi mengerlingkan mata kanannya. "Oh, ya. Kalian juga akan punya kesempatan untuk menampilkan lagu kalian saat penutupan Sports Day bulan depan."

"Wuaah, yang benar?"

"Daebak! Kita akan jadi populer?"

Sehun mengangkat tangan.

"Ya, Sehun-ah? Ada yang ingin ditanyakan?"

Spontan, perhatian semua anak terarah padanya, tak terkecuali Sejeong.

"Ada berapa murid yang punya kesempatan tampil?"

"Pertanyaan bagus!" puji Bu Yun Mi. "Ibu tidak tahu ada berapa orang kelas 10 yang berminat tampil di acara penutupan Sports Day. Kalau ada banyak, mungkin ibu akan melakukan seleksi. Oh ya, kalian diperbolehkan tampil sebagai grup. Kalian juga boleh berduet dengan murid kelas lain."

"Waaahhh, ini benar-benar hebat!" Sejeong bertepuk tangan dengan antusias. Ia menoleh pada Nayoung. "Nayoung-ah, kita bisa mengajak Mina!"

Sahabatnya itu justru hanya memandangi jendela kelas yang menghadap koridor. Sejeong mengikuti arah pandang Nayoung. Tidak ada siapa pun di luar kelas.

"Nayoung-ah!"

"Hmm ..." Nayoung hanya menggumam sambil tetap menatap ke luar jendela.

Sejeong menepuk jidatnya melihat kelakuan sahabatnya itu.

Pasti Pak Seunggi, batinnya.

"Ada lagi yang ingin ditanyakan?"

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, Sejeong mengangkat tangan.

"Sejeong-ah."

"Apakah kami bisa berkonsultasi dengan Ibu dalam pembuatan lagunya?"

"Tentu saja. Ibu akan dengan senang hati membantu kalian, tapi jangan lupa untuk melakukan riset kalian sendiri lebih dulu. Coba lihat karya-karya kakak kelas kalian tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya sebagai referensi. Ingat, kalian tidak boleh meminta bantuan mereka, ya." Bu Yun Mi mengangkat telunjuk dan menggoyangkannya. "Lagu yang akan kalian bawakan nantinya harus murni karya kalian sendiri. Kalau sampai ada yang ketahuan melakukan plagiasi atau dibantu oleh orang lain, Ibu akan mengosongkan nilai kalian untuk pelajaran ini."

Vanila - SejeongxSehun [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang