(Aku Milikmu Malam Ini)
Dan aku milikmu malam ini
'Kan memelukmu sampai pagi
Tapi nanti bila ku pergi
Tunggu aku di sini
.
-siapkan hatinya teman, dan tolong doakan yang terbaik untuk mereka-
.
Happy reading
..................
side strory : siang itu pasca meninggalkan gazebo ...
Ini adalah siang menjelang sore yang paling memilukan bagi Dito selama ia jadi mahasiswa. Lelaki berkaca mata itu tak masuk kelas karena harus berbaring di kasur klinik pengobatan pasca wajah dan perutnya habis dihantam Baron.
Bersama Ajeng dan Burhan, Dito berada di klinik pengobatan itu hingga tiga jam ke depan, atau mungkin hingga magrib menjelang. Si kaca mata nampaknya benar-benar harus menjalani pemulihan yang serius.
Saat ini Dito melipat dua tangannya di bagian dada, terbaring lemah menatap Ajeng dan Burhan yang duduk menungguinya di samping kiri.
"Kalian udah tahu hubungan Lora dan Bang Ikhsan? Kenapa kalian nggak ngasih tau gue?" Dito membuka suaranya untuk pertama kali usai perawat selesai mengaplikasikan obat memar pada permukaan wajahnya. "Begini teman itu ha? Iya?"
"Kita dilarang Lora buat nyampein ke siapa pun Dit. Rahasia soalnya." Ajeng membalas lembut, mencoba mengerti keadaan Dito saat ini.
"Termasuk gue?" Dito bertanya mendesak.
"Termasuk ke elo, Dit." Burhan menjawab cepat tanya mendesak si kaca mata.
"Bukankah kita berempat berteman? Kenapa kalian boleh tau dan gue nggak?" Dito mengangkat suaranya lebih tinggi. Berusaha mengeluarkan sesak di dadanya.
"Kita pun tau juga karena nggak sengaja Dit. Coba kalau waktu itu kita nggak datang cari alamat tempat tinggal Lora, kita juga bakalan nggak tau kalau ternyata Lora dan Bang Ikhsan udah nikah." Ajeng menjelaskan sesuai dengan kadar kerendah-hatiannya. Mencoba membunuh sisi ngegasnya untuk sementara.
"Jadi kalian ke rumah Lora tanpa ngajak-ngajak gue dan sejak hari itu sebenarnya kalian tahu kalau mereka udah ... kalau mereka udah ... " Dito susah payah meneruskan kalimatnya. Ia tak sanggup menyebut kata 'nikah' dengan lidahnya. Lalu memilih untuk melontarkan pertanyaan lain. "Udah berapa lama mereka bersama?"
"Belum lama ini kayaknya. " Burhan memberi Dito kepastian.
"Maksud lo mereka bersatu baru-baru ini?" Dito bertanya dengan mata yang dibelalakkannya besar-besar.
"Lo ditinju Bang Baron bisa ngefek ampe ke otak ya Dit?" Ajeng mulai tak tahan dengan desakan Dito. "Burhan 'kan udah bilang kalau mereka bersama belum lama ini. Lo pake nanya balik. Lama-lama gue tambahin memar lo biar nyahok sekalian."
Dito terhenyak sebentar. Menatap Ajeng kesal. "Lo nggak tau apa yang gue rasa Jeng."
"Gue nggak mau tau!" Ajeng membalas cepat.
Tanpa diduga oleh Dito maupun Ajeng, Burhan yang tadinya ada di sisi kiri bergerak mendekat ke arah kepala Dito, lalu bertanya pelan dengan mengganti topik, "lo beneran suka ama Lora, Dit?"
Dito tersenyum tipis, menjawab Burhan dengan tatapan kosong ke langit-langit ruangan, "menurut lo?"
"Enggak." Burhan menimpali santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SanuLora
Ficción General[CERITA KE 2] Follow biar Teman bisa baca semua chapter🤗 💞 kategori : baper somvlak Kepincut Gelora, gadis berhijab yang sudah sangat lama menginginkan bisa masuk ke dunia para cogan dan menjadi satu-satunya rebutan. Lora, begitu orang-orang hidup...