B. Tujuh Belas - Kejutan, Lagi

68 16 2
                                    

| Chapter 17 |

“Sebenarnya siapa, sih, pelakunya?!” Antonio mengacak-acak rambut dengan frustrasi. “Saya bersumpah akan menghukum berat orang itu jika sudah ketemu!”

Caya menatap penuh ngeri. Mendengar Antonio yang tampak sangat marah setelah mengetahui kalau buku S-157 sudah kembali ke tempatnya. Memang, sih, apa yang dilakukan Yori ini terbilang cukup menyebalkan. Apalagi Yori bukan makhluk yang berasal dari zaman ini, jadi pasti pencariannya sangat sulit.

“Pak, kenapa yang diperiksa DNA rambutnya cuma cowok aja?” tanya Gean pada Andar. Mereka berdua berdiri agak di belakang dari yang lain. “Memangnya Bapak tau kalau pelakunya itu cowok? Bisa aja cewek, ‘kan?”

Sebelah tangan Andar dimasukkan ke saku celana. Dia tidak menatap sepasang iris biru yang menunggu jawabannya itu. “Panjang dan tekstur rambutnya tidak menjurus ke perempuan,” balasnya, agak datar. “Dan saya yakin sekali kalau pelakunya itu adalah laki-laki—entah berusia berapa tahun.”

“Kenapa orang-orang di ruangan ini nggak ikut diperiksa?” Gean bertanya, lagi. Untuk yang ini, Gean memang benar-benar penasaran. Karena dirinya dan Rajit tidak disuruh untuk mencabut helai rambutnya dan diperiksa kecocokannya dengan helai rambut yang menjadi petunjuk kasus.

“Saya tidak tahu. Antonio dan anak buahnya yang mengerjakan semua itu serta memberi perintah. Saya dan Hades hanya menerima hasil.” Tampak Andar menatap ke arah Antonio yang masih dirundung kemarahan. “Kasus ini... terlalu tidak masuk akal bagi saya. Sebenarnya saya tidak mau menuduh siapa pun di tempat ini, tapi beberapa orang terlalu menunjukkan gelagat yang aneh. Jadi, saya menaruh curiga pada orang itu.”

“Termasuk saya dan teman-teman saya?”

Andar langsung membelokkan kepala ke arah Gean. Ia tampak terkejut, tapi raut wajahnya tidak terlalu menunjukkan keterkejutan itu. Wajahnya sangat pintar menyembunyikan perasaannya. “Semua orang akan berpikiran sama setelah kejadian di hari terakhir kita berbincang.”

Kepala Gean terangguk-angguk. “Hm, bener juga,” katanya sambil terkekeh pelan. “Pak, saya ke sana dulu, ya. Terima kasih udah mau ngobrol sama saya.” Gean tersenyum tipis, lalu izin untuk menghampiri Caya karena melihat gadisnya kini sedang mengobrol dengan Hades.

Sepasang iris gelapnya menatap punggung Gean yang menjauh. Andar tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Ia hanya fokus memperhatikan Gean yang terlihat tidak suka dengan kehadiran Hades di tempat ini.

“Gean, apaan-apaan, sih!” Caya berseru kesal saat Gean tiba-tiba menariknya untuk menjauh, padahal ia sedang berbincang ringan dengan Hades. “Lepas!”

“Kamu sepertinya menganggap kalau saya akan merebut Cayara darimu.” Hades bersuara. Sudah lama dia memendam kalimat ini. Kedua bibirnya terangkat sedikit. “Saya tidak bermaksud apa-apa, kok. Saya hanya ingin mengobrol dengan Cayara, karena dia asyik untuk diajak bicara.”

Gean memicingkan mata. Ia semakin mengeratkan genggaman pada pergelangan tangan Caya. Baru ingin mengucapkan kalimat balasan untuk Hades, suara Antonio yang berat membuatnya mengurungkan niat.

“Kalian periksa sidik jari yang ada di cup minuman itu,” ujarnya penuh ketegasan. Antonio menunjuk tiga anak buahnya, dan dibalas dengan anggukan. “Sisanya ikut saya ke ruang kontrol CCTV. Kita lihat, apakah CCTV di ruangan ini diretas lagi atau tidak. Cepat semuanya bergerak!”

Para polisi langsung bergerak keluar dengan cukup tergesa-gesa. Andar memanggil Gean dan teman-temannya, serta Hades agar mengikuti Antonio ke ruang kontrol CCTV.

Setelah sampai di ruangan penuh monitor itu, Antonio menyuruh penjaga ruangan untuk mengecek rekaman dua puluh menit lalu di ruang rahasia itu. Yang lain diam menunggu di belakang. Hingga ketika penjaga ruangan ini terdengar berucap tidak jelas, mereka semua segera mendekat untuk mengetahui apa yang terjadi.

The Lost History; S-156 [Book 2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang