Right Here, Hanbin

65 20 0
                                    

Flashback On

Pada kelas 5 SD, Ibunya Hanbin meninggal karena menderita kanker otak. Hanbin sendiri adalah anak tunggal, betapa terpukulnya Hanbin pada saat itu. Beberapa waktu setelah kematian sang ibu, ayahnya masih selalu sibuk dengan pekerjaan, bahkan tak ada waktu untuk menemani Hanbin.

Kim Yo Han, ayah Hanbin tidak ingin anak semata wayangnya itu menderita karena kesepian.
Beruntung Clara, sahabat dekat mendiang sang istri, sempat menawarkan agar Hanbin tinggal dengannya.
Clara sangat menyayangi Hanbin, seperti anak sendiri, kebetulan usianya sama dengan Lisa yang juga anak semata wayangnya. Beberapa hari Hanbin tinggal, dia sudah beradaptasi, apalagi dengan Lisa.
Saat itulah Hanbin dan Lisa sangat dekat, bagaikan saudara kembar, yang sulit dipisahkan.

Kini Hanbin dan Lisa sudah kelas 1 SMP

"Lisa gk mau Hanbin pergi dari rumah ini. Nanti Lisa sendirian kalo gk ada Hanbin" Lisa yang sedang menangis sembari memeluk punggung belakang Hanbin di depan Mommy dan Daddy. Itu sudah menjadi pemandangan yang wajar, mengingat setelah kehadiran Hanbin di rumah ini, Hanbin menjadi satu-satunya orang yang sangat di sayang Lisa, seperti kakak-adik.

"Hanbin kan juga punya om Han, yang udah kangen sama anaknya, coba kalo kamu jadi Hanbin, gimana rasanya pisah sama Daddy?" Anthony mencoba meyakinkan Lisa.

"Gini aja, nanti kalo liburan Hanbin kan bisa berkunjung kesini, atau Lisa yang main ke sana, ya kan Bin" sambung Yo Han yang sudah berdiri memegang koper Hanbin.

Hiks hiks
Lisa masih terisak, setelah mendengar perkataan Yo Han, Lisa menatap tajam wajah Hanbin, yang sedari tadi hanya tertunduk diam tidak bicara ataupun memandang wajah Lisa. Tanpa menghentikan tangisannya, Lisa berlari menuju kamar. Mata Hanbin berkaca-kaca menoleh ke arah Lisa.

"Ayo Bin" ajak Yo Han

"Nanti tante video call ya, kalo Lisa udah berhenti nangisnya. Hm.. Tante bakal kangen banget sama anak laki-laki tante ini, cup." Clara memeluk Hanbin, mengecup kepala Hanbin.

"Kalo mau main kesini, kabarin Bin, nanti om jemput di bandara" Anthony mengelap air mata Hanbin, tangisannya tak bisa di bendung lagi semenjak Clara memeluknya.

2 tahun lebih semenjak Hanbin tinggal di rumah ini, sosok Clara sudah cukup mengobati rasa rindu Hanbin pada mendiang ibunya. Kasih sayang dan perhatiannya yang Clara berikan sangat membuat Hanbin nyaman. Namun Hanbin sadar, mereka hanya keluarga kedua, Hanbin masih punya Ayah. Yo Han, mengajak Hanbin pindah ke Amerika. Sekaligus bertemu dengan ibu tirinya yang baru saja melahirkan seorang anak laki-laki daerah daging Yo Han. Ya, Ayah Hanbin baru 6 bulan menikah dengan wanita Amerika, setelah hampir 2 tahun menduda. Hanbin juga tak keberatan akan hal itu, karna Ayahnya juga berhak bahagia.

Setelah di Amerika, Hanbin merasa ada yang hilang. Saat ini dia sedang terdiam di kamarnya sendiri, tak ada lagi suara, ataupun gerak gerik Lisa, yang biasanya mendengkur di samping kepalanya. Hanbin sudah terbiasa dengan suara dengkuran lirih Lisa, yang kadang membuatnya perlahan terlelap dalam mimpi. Kini suasana kamar hanya hening, Hanbin mencoba memejamkan mata, tapi tak kunjung terlelap. Hanbin frustasi, sangat frustasi. Dia mengambil ponsel, membuka galeri, melihat video dan fotonya saat masih di rumah Lisa. Entah sudah berapa video/foto yang di lihat, yang jelas butuh waktu 2 jam sampai dirinya terlelap tidur.

Di sisi lain, Lisa masih saja menangis, meski sudah seminggu sejak kepergian Hanbin, matanya bengkak. Aneh, dia merasa aneh, tanpa Hanbin, seperti separuh jiwanya hilang. Tak ada lagi sosok yang dia perhatikan, dia buat tertawa, dia jahili. Sempat Clara, mengadopsi kucing untuk menggantikan kehadiran Hanbin, sampai kucing itu di beri nama Binnie. Namun nihil, Lisa masih saja murung di dalam kamar, kehilangan napsu makan, keceriaan. Padahal Lisa anak yang periang, yang selalu membuat seisi rumah pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Met and We LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang