[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng^^]
---
Anneth terdiam memandang amplop hitam yang berisikan surat itu, sedari tadi dia hanya membolak-balik nya saja tanpa berniat untuk membuka dan membaca isinya.
To. Annetha Mabella Nelson
Kira-kira siapa pengirim surat beserta barang-barang yang kini berada di dalam kamarnya, sudah lewat dua hari tetapi dirinya masih takut untuk memakan dan membuka ini semua.
"Yang tau marga gue cuma orang terdekat, jadi ini siapa?" tanyanya bermonolog.
"Elvaro nggak mungkin se-gabut ini, dia kan orangnya nggak mau ribet. Bang Saga nggak bakal, dia kan orangnya cuek. Reza? Reza waktu itu sibuk kuliah, nggak mungkin."
"Masih belom dibuka juga?"
Anneth menoleh mendapati Ajeng yang keluar dari kamar menggunakan kaos beserta celana training, tak lupa snack yang selalu tersedia di dalam kamar.
Gadis itu duduk di samping Anneth, mulutnya sibuk mengunyah kripik kentang.
"Gue lagi mikir, kira-kira siapa, ya, yang ngasih ini. Ditambah yang tau marga gue cuma orang terdekat," jawab Anneth.
"Temen lo di kampus apa nggak ada yang tau marga lo?" tanya Ajeng, lagi.
Anneth menggeleng, bahkan yang tahu hanya dosennya saja. Itu juga hanya beberapa, tidak semua.
"Jangan-jangan lo punya secret admirer," Ajeng menebak.
"Sampe tau marga?"
"Ya siapa tau secret admirer lo salah satu anggota Intel."
"Otak lo terlalu sering baca wattpad," ucap Anneth.
Ajeng meringis, ucapan Anneth menamparnya telak. Padahal Anneth sendiri pun gemar membaca novel romance, tapi anehnya tingkat ke-haluan gadis itu masih bisa dikontrol, tidak seperti dirinya.
"Oh iya Je, lo selesai wisuda mau balik nggak?" tanya Anneth.
Dirinya teringat obrolan dengan bundanya kemarin, masalah ini harus secepatnya dibahas.
"Kalo lo balik, ya, gue balik lah. Lo tau gue nggak bisa sendirian. Apalagi di kota orang gini," jawab Ajeng.
"Bunda sama ayah kemarin nawarin beli rumah di sini, biar ditinggalin berdua sama lo. Menurut lo gimana?"
Ajeng yang tengah meminum air mineral itu seketika tersedak mendengar pertanyaan Anneth.
"Buset, anak sultan mah kalo mau beli rumah kayak beli permen," ucap Ajeng.
"Gue serius ini, soalnya gue juga rada gimana gitu kalo balik ke sana. Udah nyaman di sini," jelas Anneth.
"Alah! Bilang aja lo takut flashback."
Anneth melempar bantal sofa kearah Ajeng dan berhasil mengenai wajahnya.
"Kita temenan udah lama, gue tau lo gimana. Nggak usah ngelak," ucap Ajeng.
"Yaudah sih. Jadinya gimana ini?" tanya Anneth untuk yang kesekian kalinya.
"Kalo rumah apa nggak ke gedean, Neth? Apalagi kita berdua doang," jawab Ajeng.
"Nah itu, gue juga udah bilang bunda. Terus mereka kasih gue dua pilihan, mau apartemen atau rumah," jelas Anneth.
Ajeng tampak berpikir, mulutnya sedari tadi tidak henti-hentinya mengunyah keripik kentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI! EX [END]
Художественная прозаMove on itu lama, yang sebentar cuma hubungan kita. Hi! Ex. Ketemu ex setelah sekian lama lostcontac, udah berhasil move on, udah berhenti peduli, udah nggak pernah kepikiran lagi. Kisah ini bukan sekedar menceritakan sepasang 'mantan' kekasih yang...