AWAL PERTEMUAN

3.1K 574 168
                                    

Hari-hari berlalu. Thea mulai mencoba mengikhlaskan kepergian Johan, Ayahnya. Kini Thea memutuskan tinggal bersama Rini dan meninggalkan rumah sewanya.

Awalnya Thea merasa tidak enak jika ia harus tinggal bersama Rini. Tapi Rini memaksanya dengan alasan lebih baik tinggal bersama daripada harus tinggal sendiri-sendiri. Tentu Thea jadi tidak bisa menolak.

Saat ini Thea tengah bersiap-siap dikarenakan hari ini adalah hari dimana kelas 12 akan outing class. Setelah selesai, Thea memutuskan keluar kamar seraya menenteng tas travel yang berisikan barang-barang yang ia butuhkan selama masa outing class.

"Selamat pagi Rini," sapa Thea kepada Rini yang sedang mengoleskan selai nanas ke selembar roti yang ada di tangannya. Ia menarik kursi lalu duduk tepat di seberang Rini.

"Selamat pagi juga Thea," balasnya. "Hari ini lo pergi outing class kan?"

Thea mengangguk lalu tersenyum menggoda. "Jangan kangen sama gue ya."

Rini mendelik. "Idih pede banget lo."

Thea tertawa melihat wajah kesal Rini. Ia memutuskan untuk segera sarapan sebelum Freya datang menjemputnya. Baru saja Thea memakan beberapa suap roti, ia dan Rini dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka kasar diiringi suara teriakan yang menggema.

"SELAMAT PAGI!" teriak Freya memasuki rumah. Sontak Thea dan Rini menutup kedua telinganya masing-masing.

"Tukang rusuh datang," cibir Rini yang dapat di dengar oleh Freya.

"Bodoamat, yang penting gue cantik." Perlu diketahui, selain bar-bar, Freya adalah gadis yang sangat pede tingkat tinggi. Maka dari itu ada beberapa orang yang kadang tidak menyukainya.

Rini memutar kedua bola matanya malas. Baru saja ia akan menyuapkan roti ke dalam mulutnya, Freya dengan mudahnya merebut roti miliknya.

"Balikin roti gue," titah Rini yang merasa jengkel.

Freya menjulurkan lidahnya. Bukannya mengembalikan roti tersebut kepada Rini, ia malah memakannya hingga habis.

Rini melotot. Ia bersiap akan menimpuk Freya dengan gelas kosong yang ada ditangannya, akan tetapi Freya terlebih dahulu kabur.

"Thea, ayo berangkat sekarang!" teriaknya seraya lari terbirit-birit guna menghindari amukan Rini.

Thea tertawa. Sedari dulu Freya dan Rini tidak pernah akur, selalu saja ribut persis seperti Tom and Jerry. Bahkan Thea harus jadi pemisah keduanya.

"Gue pamit pergi ya," pamit Thea seraya bangkit dari duduknya.

"Sedih gue ditinggal sendirian," gerutunya.

Thea terkekeh. "Cuma dua hari kok."

Setelah berpamitan dengan Rini, Thea pun mulai melangkahkan kakinya keluar rumah. Ia menghampiri Freya yang kini sedang bersandar di mobil.

"Lama banget sih," gerutu Freya mengerucutkan bibirnya kesal. Ia pun masuk ke dalam mobil diikuti Thea yang duduk disebelahnya.

Sopir Freya pun langsung tancap gas menuju ke sekolah. Selama diperjalanan, Freya dan Thea berbincang-bincang.

Sesampainya di sekolah, sudah ada beberapa mobil bus yang terparkir di dekat gerbang. Freya dan Thea kompak keluar dari mobil. Setelah Freya mengucapkan terimakasih, sang sopir pun kembali melajukan mobilnya.

"Astaga, Erik ganteng banget!" pekik Freya heboh ketika matanya tidak sengaja melihat Erik yang baru saja keluar dari mobil.

Sedetik kemudian Freya langsung terdiam. Raut wajahnya yang terlihat senang kini berganti kesal saat tahu jika Erik tidak datang sendiri melainkan bersama Gloria, musuh bebuyutannya.

ALPHA WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang