Keadaan di kantin ramai sekali, untung mereka bedua kebagian tempat duduk. Jika tidak, mereka bakal makan di dalam kelas.
"Ada yang harus lo hindari di sekolah Angkasa" ucap Luna tiba-tiba dengan serius.
Mereka sudah memesan makanan. Ternyata selera mereka berdua sama. Mereka berdua memesan mie ayam dan teh obeng.
Gwen yang baru saja menyrumput mie nya langsung mengangkat wajahnya melihat luna, "Apa?" tanya Gwen.
Ia sebenarnya juga penasaran tentang isi sekolah Angkasa. Makanya dia mau pas di ajak ke kantin.
Luna menghela napas sebentar, " Lo jangan sampai berurusan dengan ge-"
BRAK...
Oke kali ini bukan suara dari meja atau pintu, tapi suara dari kursi yang jatuh karena ditendang keoleh seorang cowok berpenampilan urakan.
Dengan baju sekolah yang dikeluarin, kancing baju yang tidak ditutup sehingga menampakkan baju kaos berwarna hitam didalamnya, dan rambut yang bisa dibilang agak berantakan.
Tapi tetap tidak bisa mengurangi kadar kegantengannya.
Semua yang ada di kantin langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah suara tersebut.
Bahkan mereka langsung mengerumuni tempat kejadian. Karena menurut mereka tidak seru kalau dilihat dari jarak jauh.
"Maksud lo apa hah?!" cowok tersebut menarik kerah baju siswa yang ada dihadapannya sekarang.
Siswa tersebut tidak sengaja menumpahkan jus nya ke bajunya.
"Ma-af ba-ng, ma-af saya gak sengaja"
Cowok tersebut langsung melempar siswa yang ada dihadapannya ke lantai. Siswa yang memakai kacamata bulat itu langsung meringis kesakitan.
Cowok yang berpenampilan urakan tersebut langsung menghujani tumbukkan kepada siswa culun tersebut.
Tidak ada satu pun yang disana yang mau melerai. Mereka terlalu takut untuk berurusan dengan cowok yang sedang menghujani tumbukkan tersebut.
Gwen yang melihat dari tempat dia makan merasa kasihan dengan siswa culun tersebut.
Keadaan siswa itu sudah sangat mengenaskan. Kenapa mereka jahat sekali tidak ada satupun yang membantu.
Luna melihat ke arah Gwen, ia berniat melanjutkan kata-katanya tadi sebelum terlambat, " Gwen, jangan sampai lo berurusan dengan mereka, kalau perlu menghindar saat lo ke-"
Belum sempat Luna melanjutkan kata-katanya lagi, Gwen sudah berlari kearah kerumunan tersebut.
"Eh, Gwen mau kemana?" panggil Luna. Padahal dia belum selesai ngomong.
Luna panik saat melihat Gwen menuju kearah kerumunan tersebut. Ia jadi ikut-ikutan menyusul Gwen. Ia takut Gwen ikut terlibat dalam masalah.
"Lo tau apa kesalahan lo?!"
"Ma-af ba-ng Dewa, saya gak se-ngaja"
Cowok bernama Dewa tersebut kesal, ia bertanya lagi,"gue tanya, lo tau kesalahan lo apa?!"
siswa culun yang sedang berada dibawah Dewa tidak menjawab. Ia keburu takut sama Dewa.
"Stopp" Dewa yang berada diatas tubuhnya hendak melayangkan pukulan lagi terhenti karena suara teriakan seorang cewek.
Yang tak lain tak bukan cewek tersebut adalah Gwen.
Semua orang langsung melihat kearah Gwen begitu juga Dewa.
"Ayo gue antarin ke UKS" ucap Gwen tiba-tiba langsung menarik tangan siswa yang sudah babak belur karena ulah Dewa.
Mereka berdua pergi, Dewa langsung berdiri.
"Selangkah lagi lo pergi, hidup lo gak bakalan aman" ucap Dewa dingin. Ucapan tersebut bukan hanya untuk siswa culun, tapi juga untuk Gwen.
Gwen tetap melanjutkan langkahnya. Persetan dengan ancaman Dewa. Gwen lebih memilih mengobati siswa yang sudah babak belur itu.
Kekesalan Dewa bertambah, belum lagi urusan dengan siswa culun tersebut selesai ditambah lagi dengan seorang cewek yang kali ini berani-beraninya menantang perintah seorang Dewa. Biasanya belum ada yang berani menantang dia.
Semua orang langsung melihat kearah Dewa. Terlihat jelas di mata mereka kalau saat ini Dewa mati-matian menahan amarah nya yang sudah mau keluar sejak tadi.
Dewa mengahadang mereka berdua. Ia memberi tatapan tajam pada siswa culun tersebut.
Seakan mengarti arti tatapan Dewa yang diberikan pada siswa culun tersebut, Gwen langsung berdiri didepan siswa culun tersebut sehingga posisi Gwen berhadapan dengan Dewa.
"Urusan gue sama dia belum selesai" ucap Dewa dengan dingin sambil menunjuk siswa culun yang berada disamping Gwen.
"Urusan lo sama dia udah selesai" selesai berucap, Gwen berniat melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.
Dewa langsung menahan tangan Gwen.
"Gue bilang urusan gue sama dia Belum Selesai. " ucap Dewa dengan tegas.
Ada aura yang cukup menyeramkan dari Dewa menurut Gwen.
Gwen menepis tangan Dewa dengan kasar, "Gue bilang urusan dia dengan lo udah selesai" balas Gwen tak kalah tegas.
Wah! Ini cewek benar-benar menguji kesabarannya. Jika yang ada dihadapanya sekarang ini seorong cowok udah Dewa hajar abis-abisan.
Dewa tersenyum sinis, "Heh, Ribet lo."
"Pfft, lo yang ribet. Ini anak dah minta maaf dan ngaku kesalahannya, tapi lo yang memperpanjang masalah dengan mencari ribut. Dan soal baju lo yang kotor karna ulah dia lo kan bisa minta dia cuci atau bersihkan baju lo atau lo beli baru di koperasi, ga perlu pakai cara kekerasan." ucap Gwen
Gwen menatap Dewa dari bawah ke atas, "dilihat dari tampilan lo ini, lo anak orang kaya yang gak perlu mikir untuk beli sesuatu"
" Oh atau lo ga mampu beli baju sekolah makanya lo sampai segitu marahnya" ucap Gwen menyindir atau lebih tepatnya mengejek.
Semua orang yang ada dikantin menganga mendengar penuturan Gwen.
Tidak ada yang menyangka seorang Dewa Eros Anderson yang terkenal dengan kekejaman nya disekolah dan diluar sekolah diejek oleh seorang cewek yang baru saja pindah ke sekolahnya hari ini.
Diantara keramain itu, Luna kalang kabut. Dia takut terjadi apa-apa pada Gwen setelah ini.
Bukannya apa-apa, masalahnya yang dilawan Gwen sekarnag ini adalah Dewa pemilik sekolah Angkasa dan ketua geng.
Setelah mengatakan kalimat itu, Gwen menarik tangan siswa culun tersebut langsung pergi ke UKS meninggalkan keramain itu.
Dewa benar-benar tidak percaya ini. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh seorang cewek yang baru dia kenal hari ini disekolah.
Ia mengepalkan tangannya.
Ia akan membalas cewek itu lebih tragis dengan apa yang dia lakukan untuknya hari ini.
Sialan!
-----
Jangan lupa vote, komen and share yaa
Mohon dukungannya <3
Terima kasih09 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
GWEN
Fiksi RemajaGwen Dyvette Pratista, seorang gadis cantik yang menjadi murid baru di sekolah Angkasa harus berurusan dengan seorang cowok yang terkenal dengan kekejamannya didalam dan diluar sekolah, Dewa Eros Anderson. Tapi siapa sangka di kehidupan gadis itu h...