"Surat rumah?" Tanya Liva.
"Iya, hari di mana kakak ke rumah waktu itu, rumah kakak belum jatuh atas nama om Andre, orang yang sama yang melukai orangtua kakak. Mereka hanya merekayasa surat itu, sama seperti kakak merekayasa surat itu dan menuduh kak Nadine. Kakak gak ngecek surat itu lagi, padahal kalau kakak perhatiin kakak akan nemuin perbedaannya dengan surat asli. Setelah kakak pergi dari rumah itu, mereka kembali dan mencari surat rumah yang asli, mereka mengambilnya, dan saat kakak merekayasa surat rumah itu, dimana kakak diminta menandatangani dokumen, sebenarnya mereka orang suruhan om Andre, dokumen yang kakak tandatangani adalah surat pemindahan nama rumah, dengan begitu rumah itu sah menjadi milik om Andre, dan lagi, kakak gak periksa dokumen itu. Kak Nadine cari tahu semuanya, dan akhirnya kak Nadine membeli rumah itu, surat pemindahan kepemilikan atas rumah itu beranti atas nama kakak, kak Nadine menipu Andre dengan menempel nama kak Nadine di atasnya, padahal jika nama itu di lepas yang tertera adalah nama kak Liva"
Cerita Bella seakan menampar dirinya berulang kali, saat ia berulang kali menyakiti hati Nadine, saat ia menjadi penghancur kebahagiaannya, gadis itu justru menjadi penolong baginya. Jika di dunia ini ada kategori sahabat terburuk, ia pantas untuk mendapatkan hal itu.
"Jadi lo rekayasa surat rumah itu?" Tanya Vino dengan sedikit bentakan.
Liva hanya mengangguk.
"LO GILA, BISA-BISANYA LO NGELAKUIN HAL ITU"
PLAKKKK
Satu tamparan dari Rika melayang ke wajahnya. Sekarang, Liva merasakan perihnya tamparan yang sering Nadine dapatkan.
"Pergi dari rumah ini, kamu bukan lagi keluarga orlando. PERGIIII"
Liva segera berlari masuk ke kamarnya, ia mengemasi beberapa pakaiannya, gadis itu mengambil foto dirinya bersama keluarga Orlando lalu menggeret kopernya keluar kamar.
Di depan pintu kamar ia menjumpai Bella.
"Kalau butuh apa-apa, kakak bisa hubungi Bella"
"Kenapa lo masih baik sama gue?"
"Awalnya Bella juga ikut membenci kakak, Bella mau kakak menerima semua balasan atas apa yang udah kakak lakuin ke kak Nadine, tapi kak Nadine selalu minta Bella untuk gak benci kakak, waktu itu,....
FLASHBACK ON
"Kak, Bella boleh tanya sesuatu?"
"Tanya aja"
"Ehm, maksud perkataan kakak yang kemarin kalau semuanya bakal berakhir dalam minggu ini apa?"
Sejak perkataan kakaknya waktu itu, Bella tak berhenti memikirkannya. Entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang besar yang akan terjadi, di balik perkataan Nadine.
"Hmm, sebelumnya, tolong rahasiain ini. Minggu depan kakak akan balik ke London"
"Apaaa? Kakak serius?"
"Iya"
"Kenapa? Apa karena kejadian akhir-akhir ini?"
"Kakak kangen sama oma sama opa, mereka juga suruh kakak balik ke sana. Lagian, dari awal kakak mau pulang ke sini, karena suatu hal yang harus kakak selesain, dan dalam minggu ini semua tugas-tugas kakak akan selesai, jadi gak ada alasan lagi untuk kakak gak balik ke London"
"Tugas-tugas, maksudnya?"
"Kakak mau menyelesaikan semua kesalahpahaman yang terjadi, kakak mau orang yang telah menyelakai kedua orangtua Liva menerima balasannya, keadilan harus ditegakkan, dan kakak akan balikkin rumah Liva yang sudah jatuh atas nama orang itu"
Nadine menceritakan semua kejadian yang terjadi.
"Kenapa kak Liva jahat banget sih"
"Kamu mau janji satu hal sama kakak?"
"Apa kak?"
"Jangan benci Liva"
"Kenapa? Kak Liva pantes dapatin hal itu, dia memang seharusnya dibenci sama kita semua"
"Saat kebenarannya terungkap nanti, mama, papa dan bang Vino pasti akan nyalahin Liva atas semua yang terjadi, kakak tahu gimana rasanya disalahin,..."
"Tapi kak Liva emang melakukan semua itu, dia memang penyebab semuanya" Nadine menggeleng kecil.
"Lalu harukah kamu ikut membencinya? Kakak gak mau dia gak punya alasan untuk bertahan, setelah dia tahu kebenarannya, hidupnya pasti akan dipenuhi dengan penyesalan. Dia butuh seseorang yang mendukungnya, dan kakak mau itu kamu. Liva masuk keluarga kita memang karena tujuan itu, tapi cinta yang dia miliki untuk keluarga kita bukanlah sebuah kebohongan, dia memang pernah nyuruh kamu untuk ngerjai tugas-tugasnya, dan itu cuman saat kakak balik ke Jakarta, dia gak bener-bener mau ngelakuin itu, ya, alasannya kakak. Liva juga gak pernah nyakitin kamu, Kasih sayangnya yang dia kasih untuk keluarga ini tulus. Jadi, kakak mohon sama kamu jangan benci Liva"
Bella mengangguk.
FLASHBACK OFF
"Kak Nadine yang minta Bella untuk gak membeci kakak, Bella menolak karena Bella rasa kakak pantes dapetin hal itu, tapi apa yang diomongin kak Nadine lagi-lagi benar, kakak gak pernah nyakitin Bella, dan cinta yang kakak miliki untuk keluarga ini bukanlah sebuah kebohongan. Bella kembali berpikir, setelah apa yang dilakukan kakak terhadap kak Nadine, kak Nadine gak membenci kakak, bahkan dia masih bantuin kakak, jadi Bella rasa, Bella gak punya alasan untuk membenci kakak, karena gimanapun kakak tetap kakak Bella. Jadi, jangan merasa kakak sendirian, hubungi Bella kalau kakak perlu sesuatu"
Air mata Liva sudah menetes sejak tadi. Ia benar-benar merasa sangat buruk, Liva langsung memeluk Bella yang dibalas langsung oleh gadis itu.
"Makasih, Bell. Makasih banyak" Liva dapat merasakan Bella mengangguk.
"Gue pergi ya" pamitnya. Bella menemani gadis itu menuruni anak tangga, mereka sempat berpapasan dengan Vino, Rika, dan Noel. Liva meminta maaf pada mereka semua, ia ingin menyalami tangan kedua orangtuanya, tapi mereka tak mau, bahkan mereka tak mau melihatnya untuk sedetik pun.
"Sekali lagi Liva minta maaf, Liva pamit ya"
Gadis itu keluar dari rumah itu. Bella hanya memandang punggung Liva yang semakin menjauh. Gadis itu masuk ke dalam taxi, ia melambaikan tangannya. Bella tersenyum seraya melambaikan tangannya. Setelahnya, ia masuk ke dalam rumah.
"Bell" panggil Vino.
"Lo tahu kan dimana keberadaan Nadine?"
"Seandainya kalian tahu, kak Nadine sendiri udah pesan, kalau dia gak mau ditemui dulu. Kak Nadine butuh waktu, jadi Bella mohon, jangan temuin kak Nadine, biarin dia sendiri dulu" ujar Bella lalu masuk ke kamarnya.
🍏🍏🍏
Diperjalan menuju London, gadis itu membuka handphonenya yang berdering.
From : Abella.
Kakak kapan pulang ? Bella kangen.Nadine tersenyum membaca pesan itu, ia membalasnya sambil tertawa kecil.
To : Abella.
Udah nanya pulang aja. Kakak aja belum sampe ke London 😆. Oh ya, gimana keadaan di sana?From : Abella.
Mereka semua nyesal kak, papa, mama, bang Vino, dan kak Liva, bahkan sampai sekarang mereka masih menangisi kepergian kakak, dan soal kak Liva, sesuai dugaan kakak, mama, papa, bang Vino nyalahin dia, dan mama usir dia. Kak Liva balik ke rumahnya.To : Abella.
Makasih ya udah bantuin kakak.From : Abella.
Sama-sama kak, Ily ❤.To : Abella.
Ilysm ❤.Setelah membalasnya, Nadine kembali meletakkan handphonenya, namun tak lama ponselnya kembali bergetar.
From : Livani.s
Maaf karena gue udah jadi sahabat terburuk buat lo, gue bahkan gak pantes disebut sebagai sahabat. Makasih, karena lo udah bantuin gue disaat gue nyakitin lo. Gue bakal kangen sama lo.🍏🍏🍏
27 Jan 2021
Cindy Caroline
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Ficção AdolescenteSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...