1. Cinta Sendiri

256 8 2
                                    

Cekrek...

Cekrek...

Cekrek...

Seorang gadis tengah tersenyum puas atas hasil pengambilan gambarnya. Objek yang dia ambil merupakan lukisan tuhan yang sangat ia kagumi. Berbaur dengan para anggota Photography yang lain, Kalila selalu jadi orang yang paling antusias apalagi kalo jadwal ekskul-nya pada hari Sabtu seperti hari ini jadi ia juga bisa puas dan sesekali memotret orang yang ia kagumi diam-diam.

Kalila yang sedari tadi fokus dgn objek kumbang kecil yang ia lihat tidak merasakan bahwa sebuah bola basket terlempar di sekitarnya, tiba-tiba kumbang kecil itu terbang dan hinggap di atas rambut seseorang dan...

Cekrek...

Kalila terkejut karna hasil potret yang ia dapat bukanlah kumbang kecil tadi tapi seseorang yang membuat dia semangat untuk ikut Ekskul Photography dihari sabtu, hasil gambar itu diambil dgn jarak yang sangat dekat. Sehingga membuat mata, bibir dan hidungnya terukir jelas.

"Ehem... Boleh gak gue minta tolong, ambilin bola yang ada di belakang lo dong?"

Suara khas berat merdu pria tsb masuk ke pendengaran kalila dan otaknya langsung bekerja.

"Thanks yaa." Ucap Ashif Junior Bimo Wijaya. Pria yg selama ini Kalila kagumi.

Kalila hanya mengangguk dan tersenyum canggung pada Ashif. Ia masih tak menyangka. Setelah Ashif pergi tbtb kalila merasakan jantungnya berdetak kencang.

Cukup sudah buat olahraga jantungnya hari ini. Kayaknya aku harus meminta izin untuk pulang lebih awal deh. Batinnya.

The next day...

Kalila's Pov

Aku berlari dikoridor dgn kencang dgn sesekali melihat jam.

"Kok jam segini udah masuk sih?" Aku berhenti sejenak dan memerhatikan sekitar. Sepi.

Hanya ada beberapa guru saja yg sedang berjalan. Ingin aku bertanya tapi takutnya nanti aku di bilang terlambat pagi ini. Ya sudahlah.

Puk.

Aku kaget melihat Ninis sahabatku menepuk bahu ku.

"Eh Nis, kok kamu disini? Kamu telat juga yaa?" Ninis hanya memandang ku dengan menaikan satu alisnya.

"Terlambat? Baru juga jam 7.30 kan kita biasanya masuk jam 8.00 Kall" Ucap Ninis sambil menarik Pipiku.

"Lah, terus kok sepi sih?" Ucapku bingung. Kalo aku gak terlambat kok jam segini sepi. Masa sih jam segini masih belum ada yang sampe kesekolah.

"Sini ikut aku!" Tiba-tiba Ninis menarik ku, ia menarikku ke arah lapangan basket. Di lapangan basket ternyata banyak siswa-siswi yang sedang melihat sesuatu. Aku bingung dan ikut Ninis untuk melihat.

Sewaktu tinggal beberapa langkah aku sampai dekat siswa lainnya aku tertegun mendengar suara seseorang.

"Dew, Aku gak tau sejak kapan ini terjadi, tapi yang aku tau aku sudah jatuh sama kamu. Jatuh cinta. Kamu mau kan jadi pacarku?"

Aku melihat. Aku melihatnya. Dia seorang pria yang aku cintai dua tahun lalu kini sedang mengungkapkan perasaannya pada seseorang. Dan yang jelas itu bukan aku.

Apa begini rasanya jatuh cinta? Lebih tepatnya cinta sendiri? ini sih salah ku juga, seharusnya aku tau diri, bahwa orang seperti ku tidaklah cocok untuk bersanding dengan Ashif.

Kini aku berlari sekuat mungkin. Menjauh dari kerumunan yang riuh akibat Dewi telah menerima pernyataan cinta dari Ashif.

Aku berhenti dan menengok kebelakang. Ashif terlihat bahagia. Dan aku kayaknya tidak boleh merusak kebahagian itu. Thanks for anything shif. Good Bye.

SELESAI

Hope you like it!

8Th, Februari 2015

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang