[4]

104 51 11
                                    

• • •

Bagian EmpatKedua mata itu terlalu indah untuk diselami,meski akhirnya, membuatku tenggelam tanpa jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian Empat
Kedua mata itu terlalu indah untuk diselami,
meski akhirnya, membuatku tenggelam tanpa jawaban.

• • •

TEPAT seperti yang dipesankan oleh dokter sekolah, Aleysia segera diantar pulang setelah cairan infus habis. Awalnya gadis itu meminta sopir pribadinya menjemput, tetapi tidak bisa karena sedang berada cukup jauh dari RIHS. Ia harus menunggu lebih dari satu jam jika memaksakan menunggu. Akhirnya, Aleysia menerima tawaran Kalevi untuk diantar pulang. Lagipula di surat izin meninggalkan sekolah, nama laki-laki itu sudah tertera.

Selama perjalanan, Kalevi membiarkan Aleysia tertidur di kursi penumpang. Wajah gadis itu terlihat tenang saat tertidur pulas, meski masih terlihat pucat. Cantik. Hingga Kalevi tidak tega membangunkannya saat sudah sampai di rumah megah gadis tersebut.

Setelah membunyikan klakson sekali, seorang satpam membukakan pintu gerbang saat melihat ada anak majikannya di dalam mobil.

"Non Aleysia kenapa, Den?" tanya Pak Andi menghampiri Kalevi yang sudah parkir di dekat taman.

"Kurang enak badan aja, Pak,"

"Oh ya sudah, diantar masuk saja ke kamarnya, Den,"

"Saya, Pak?"

"Iya digendong Aden, masa saya ya gak kuat tho Den,"

"Digendong?" Kalevi membeo.

"Iya tho, Den.. Apa mau dibangunin aja?"

Kalevi diam sejenak. "Ya sudah, saya izin antar Aleysia ya Pak,"

"Silakan, silakan, Den. Nanti di dalam ada ART yang mengantar Aden," Kalevi mengangguk paham.

Setelah itu, Kalevi berjalan menuju kursi penumpang di sebelah kiri dengan perasaan canggung. Ia pikir hanya akan mengantar, ternyata juga diminta menggendong sampai kamar. Pasalnya ia bukan tipe orang yang mudah kasihan dengan orang lain, tapi rasanya kali ini sedikit berbeda. Melihat wajah pucat Aleysia yang baru pertama kali laki-laki itu lihat membuat dirinya seolah tak punya pilihan lain, selain menggendong perempuan itu. 

Ia diantar oleh asisten rumah tangga menuju kamar Aleysia yang berada di lantai dua. Ternyata cukup melelahkan. Ia jadi tidak tega jika tadi ia memilih membangunkan Aleysia dan membiarkan gadis itu berjalan sendiri ke kamarnya dengan kondisi kurang enak badan.

"Saya tinggal buat minum dulu ya Den," pamit ART tersebut membiarkan pintu kamar agak terbuka. Kalevi mengangguk.

Laki-laki berjambul itu menidurkan Aleysia di ranjang king size yang ada di tengah ruangan. Ia menutup gorden agar cahaya matahari tidak mengganggu tidur gadis itu. Tak lupa ia juga melepaskan sepatu Aleysia dan menyelimuti gadis itu dengan bedcover.

Cerita Tentang KaleysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang