"Woy, bangun. Ada paket untukmu. Kuletakkan di depan kamarmu." Teriak teman kosku sambil menggedor pintu kamarku.
Dengan mata yang sembap, kubuka pintu kamarku.
Belum sampai niatan mulutku bertanya dari siapa paket sebesar ini, temanku sudah memberikan jawaban."Iya, dari dia." Senyumnya menggoda dengan memainkan kedua alisnya.
"Anjim, jijik lihatnya. Sanaa!" Usirku.Aku tak menunjukkan reaksi apapun. Tidak sedang senang, tidak juga sedih, tapi sedang berpikir keras. Dalam rangka apa kiriman paket ini? Untuk mengirimnya sempat, tapi untuk berkabar denganku tidak menyempatkan?
Temanku pergi dari kamarku, lantas aku membuka kardus besar di depanku. Sembari membukanya, otakku terus berpikir apa maksud kiriman ini? Sedang hatiku campur aduk. Takut setelah kubuka bukan merasa senang namun malah sebaliknya. Setelah kutelanjangi kardus itu dari bungkusnya, kulihat ada sepucuk surat dengan tulisan yang diketik.
"Happy Birthday, Sayang. Semoga semuanya lebih baik dari sebelumnya. Maaf telat. Love you❤️"
Udah, gitu doang? Batinku terheran-heran membaca isi surat itu. Ini bukan lagi telat, tapi udah kelewatan. Ulang tahunku hampir 2 bulan yang lalu, dan paketnya baru datang hari ini dengan ucapan singkat begini?
Oh Tuhan. Seunik inikah kisahku dengannya?
Kubuka kardus besar itu. Isinya boneka panda yang seukuran tubuhku. Ya, aku sangat menyukai boneka panda, sampai-sampai 6 tahun pacaran dengannya, 6 kali juga ia kirimkan boneka panda tiap tahunnya. Ya meskipun berbagai versi ukuran sih, dan ini yang paling besar. Sontak dalam pikiranku terlintas, jangan-jangan tahun depan dia kirim boneka panda lebih besar lagi? Atau malah kirim pandanya yang asli?
Sederhana? Atau tidak peka? Ah kuanggap saja aku yang kurang bersyukur saat ada pemikiran demikian di benakku. Ya, entah dia malas memikirkan hadiah yang lainnya atau memang dia tidak peka dianggapnya aku secinta itu sama boneka panda hingga tiap tahun kado ulang tahunku sama. Tapi tak apa, meski tahun ini lebih telat, namun setidaknya aku masih ada dalam pikirannya. Entah urutan yang ke berapa. 🙂
Days 8 without you, aku tidak punya agenda apa-apa hari ini kecuali merindukanmu dan menghayalkan pertemuan denganmu.
Tubuhku masih butuh kasur empuk karena seharian kemarin perjalanan balik kos dadakan dirundung hujan sepanjang rumah ke kos. Meriang sedikit, 82 km bersepeda motor 3 kali kehujanan dari basah-kering-basah lagi-kering lagi-dan begitu lagi.
"Liburku masih ada, apa aku ke sana aja ya?"
"Tabungan ada, cek tiket penerbangan hari ini ada, tinggal kamunya aja yang bersedia atau engga."Karena takut mengganggu pekerjaannya jika aku ke sana tanpa berita, maka aku berinisiatif untuk menelponnya. Dalam otakku sudah tertanam, -pasti gak bakal diangkat lagi-
"Tuutt.. tuutt.."
Baru dua kali dering nada sambung, nyaliku mendadak ciut. Kumatikan dan kuletakkan ponselku jauh-jauh.Tidak ada bunyi setelah setengah jam kugeletakkan ponsel jauh dari tanganku. Tiba-tiba saja hasratku memuncak untuk membereskan beberapa pakaian lantas kumasukkan ke dalam ranselku. Tidak lama setelahnya, aku mengecek tiket penerbangan hari ini di aplikasi ponselku.
"Ada.."
"Tapi, kesana tanpa mengabarinya bagaimana caranya bisa bertemu dengannya? Siapa yang harus kuhubungi jika ia tak angkat lagi telponku?" Otakku berputar memikirkan jalan yang terbaik untuk hatiku.Ah sudahlah, kubiarkan saja begini. Rasanya apapun yang akan kulakukan takkan menjamin akan membuahkan hasil sesuai harapan.
Kini, langkahku hanyalah melanjutkan hidupku sebaik mungkin sembari aku menunggumu. Ketidakpastianmu kembali padaku akan kujadikan sebagai kekuatan bahwa aku harus hidup lebih baik, lebih cantik, lebih sukses, sehingga nanti jika benar nyatanya kau tak kembali, maka aku hanya akan sakit hati saja. Setidaknya sakit hatiku saat aku punya segalanya, meski kecuali kamu.
Aku tidak mau memikirkan yang menyakitkan, aku tidak mau membuang emosi dan kesakitanku untuk hal yang belum pasti tapi aku akan mempersiapkan kebahagiaanku yang lain, kebahagiaan tanpamu. Itu terburuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Without You
RomanceSebuah usaha melupakan kebiasaan mencintai dan mengejar seseorang.