Baca Bismillah dulu biar berkah!
Welcome to Caratto Family🌹
Hanya sebuah cerita dari bangunan bertingkat dua,
Memiliki 13 kamar yang di sewakan dan dibalik pintu yang berjejer rapi itu, ada cerita yang siap di ungkapkan.
'Arti dari hidup bersama b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💎💎💎
Hari ini gue inisiatif banget buat nyapu semua halaman sekitaran gerbang. Mulai dari Aula depan bekas acara kemarin sampe parkiran yang daun-daunan keringnya numpuk kek dosa om Dapin.
Beberapa kali gue masih nguap tandanya gue masih ngantuk. Gue belum mandi karena kemageran gue diatas rata-rata, berbekal sikat gigi plus cuci muka doang, gue nyeret dua sapu berbeda bentuk itu ke arah Aula depan. Gue kadang berfikir kok gue males banget ya? Dengan entengnya ngebiarin daun-daunan numpuk kek gunung semeru baru ada niat menyapu. Padahal gue sering lewat diarea ini.
'Tokek'
Tai kambing! Demi apa gue kaget pas nyapu area parkiran malah dengar suara tokek dong. Gue beneran ngeri terus nyari-nyari sumber suara dibalik dedaunan kering yang baru aja gue tumpuk tadi.
"Nyari tokek tuh diatas pohon, mana ada tokek dibawah?"
Atensi gue teralih kearah laki-laki yang sedang memperbaiki jaketnya sambil bawa gelas berisi kopi ditangannya. "Ya kan siapa tau tokeknya merayap dijalanan kek situ."
"Lo bilang gue mirip tokek?"
"Kagak, lebih dari mirip."
'Tokek'
Astaga tuh tokek dimana sih? Apa iya beneran berada diatas pohon mangga yang ada diatas gue nih?
"Lu demen sama tokek apa gimana? Lanjut nyapu aja napa sih?"
"Garis! Suami lo lepas nih." gue beneran gak like sama nih om-om. Suka banget bikin gue kesal. Garis yang baru saja menginjak area aula tertawa kecil,
"Hahaha, dia lagi libur kerja mbak. Maklumi aja kalau suka nongol tiba-tiba."
"Bunda ih,"
'Tokek'
Gue gemes ih,"Dapin! Cariin cepat tokeknya."
"Lo mau jual?"
"Mau gue tukar tambah sama otak lu."
"Lo pilih pisau apa pistol nih?"
Gue gak ngerespon lagi. Percuma, percuma ngomong sama titisan biawak karena gak akan ada habisnya.
"Ih, ada tokek bang. Tasa pengen liat,"
"Mana?"
Leher gue bener-bener pegel ngadep atas cuman karena kepo bentuk tokek tuh kek apa sih? Kek Cicak apa kadal? Kek buaya apa biawak? Komodo? Bunglon?
"Mbak liat gak? Itu tokeknya bunyi-bunyi."
Gue buru-buru menghampiri Tasa yang dengan ganasnya ngeroyok batang pohon jambu air yang berdampingan dengan pohon mangga tadi. "Tasa ih, kan bunga jambunya jatuh-jatuh." iya, kasihan banget gue sama pohon jambu air yang bunganya warna merah itu sudah berserakan di dekat pohon. Bakal buahnya juga banyak yang jatuh-jatuh.